Aku yakin, setiap cobaan maupun masalah pasti akan ada jawaban dan solusi penjelas arah.
---------------------••PENCARI••--------------------
🌷🌷🌷
"Jika ada yang sudah mengambilnya semoga dia amanah dan menjaganya dengan baik sehingga bisa aku dapatkan kembali dompetku. Aamiin." Batinku dalam kekhawatiranku.
▫️▫️▫️
Hari ini mungkin sedikit berbeda dari hari sebelumnya. Sebab, aku harus menahan keinginanku untuk membeli buku-buku yang setiap bulannya aku pasti beli buku. Dan karena hari ini masih belum ditemukan dompetku dimana, jadi ya aku hanya bisa menggunakan uang tabunganku di dalam toples untuk uang jajan dan uang untuk keperluan yang benar-benar penting.
Sebenarnya aku ingin naik sepeda motor, tapi SIMku ada di dompet itu dan tentu bakal ditilang polisi. Untungnya STNK ada di dompet kecil yang biasa aku jadikan gantungan kunci motorku. Jadinya aku memutuskan untuk berangkat naik bus.
"Kiri, kiri, Bang." Ucapku sedikit berteriak.
"Iya Neng." Ucap Abang kernet.
"Makasih Bang."
Aku bergegas masuk ke dalam kampus dan mencari kelas untuk hari ini. Setiap tempat aku berusaha mencari Cita ada dimana namun belum aku temukan.
"Oh, udah sampek kelas ternyata kamu." Ucapku kepada Cita yang ternyata sudah masuk lebih dulu.
Dan 8 menit lagi kelas akan dimulai.
"Kamu itu yang kelamaan alias lebih molor. Kan biasanya juga kamu bisa ketemu aku di parkiran. Tadi aku tungguin kamu nggak datang-datang. Makanya aku langsung ke kelas aja." Jelas Cita.
"Em, maaf ya. Aku nggak naik motor, Cita. Kan kemarin dompetku hilang, SIMnya masih disitu makanya aku nggak berani naik motor. Tadi naik bus, dan tentu yang bikin lama ya nurunin setiap penumpang." Jawabku berusaha menjelaskan semuanya.
"Oh, pantesan. Ya udah, dosen bakal dateng. Yuk siap-siap." Ajak Cita kepadaku.
Walaupun aku masih dalam kecemasan tentang dompetku yang entah dimana dan bersama siapa, yang pasti aku akan tetap berusaha bersabar dan terus melakukan aktivitas seperti biasa walaupun sedikit berbeda.
AUTHOR POV
Setelah Ira dan Cita meninggalkan restoran kemarin, ada gadis remaja yang begitu sumringah karena mendapat dompet dengan isi uang yang lumayan banyak. Iya, itu dompet Ira. Gadis itu akan menghamburkan uang-uang hasil copetannya itu untuk nanti malam main bersama teman-temannya.
Sebenarnya gadis itu anak berkecukupan bahkan bisa dibilang lebih. Karena ayahnya sebagai manajer di restoran ternama dan ibunya sebagai desainer senior yang tentu terkenal. Namun, karena kedua orang tuanya yang jarang pulang ke rumah makanya dia merasa kurang kasih sayang apalagi, semenjak ada kakaknya yang habis pulang dari luar negeri untuk kuliah membuatnya frustasi karena setiap aktivitas dan aspek keuangan sangat dibatasi oleh kakaknya.
Gadis itu bergegas kembali ke rumah dulu untuk bersiap-siap. Berdandan secantik mungkin dan menyiapkan barang-barang yang akan dia bawa. Tidak terkecuali uang, hadil copetannya tadi.
"Tenang, kamu harus tenang Siska. Hari ini kamu bakal menghabiskan malam ini dengan bahagia. Karena masalah uang sudah teratasi, dan nantinya kamu bakal bertemu dengan teman-temanmu malam ini. Okay." Sambil menghembuskan nafas berusaha tenang di depan cermin sambil berdandan.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Memories [END]
Spirituelles"Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi sebelumnya. Karena sebuah insiden tak terduga bertamu dalam hidupku. Tanpa aba-aba. Memang setelah insiden tersebut, hampir semua (beberapa) ingatan dalam otak ini aku lupakan. Bukan karena apa, melainkan...