Menghargai setiap pengorbanan adalah perihal percaya kepada yang mempercayakan.
---------------------••PENCARI••--------------------
🌸🌸🌸
Author POV
Hiruk pikuk kegiatan manusia sudah dimulai sejak tadi. Menuju panasnya matahari yang terkadang manusia sering mengomentari. Suara bising kendaraan dan kelupan asap knalpot sudah mengudara di atmosfer, pertanda memang telah dimulai segala aktivitas.
Hari ini Ira memang tidak jadi main keluar bersama Cita. Karena Ira diajak Cita untuk bertemu dengan Lucas, temannya Cita itu. Mereka akan bertemu di taman kota yang tidak begitu jauh dari rumah Cita. Makanya Ira dan Cita tidak menggunakan transportasi untuk ke sana, mereka memutuskan berjalan kaki saja sambil melihat lalu lalang kendaraan yang melintas.
"Ira, sepulang ketemuan sama Lucas kita cari makan ya." Ajak Cita sambil mengelus-elus perutnya yang kemungkinan kondisinya sedang lapar.
Ira berucap sambil tersenyum dan menatap Cita terheran-heran, maka terlihat lengkungan mata yang sipit hingga hampir tidak terlihat bola mata Ira.
"Hehe.. siap. Tapi bukannya ini masih pagi ya? Tuh jam 9. Belum siang banget. Atau jangan-jangan kamu belum sarapan?" Selidik Ira."Tepat sekali." Jawab Cita sambil tersenyum kikuk dan menunjuk wajah Ira.
"Ya baiklah. Ternyata kamu nggak bisa lepas dari kelaparan ya?" Ucap Ira seolah-olah menggoda sahabatnya itu.
Cita hanya senyam-senyum. Menutup mukanya dengan kedua tangan mengisyaratkan bahwa dia malu. Cita terkadang suka melupakan sarapan, tapi nantinya dia mengeluh lapar karena ya belum makan paginya.
Ira dan Cita menikmati perjalanan dengan bercakap-cakap ringan. Bersenda gurau, seperti biasa yang mereka lakukan. Hampir 7 menit berjalan kaki, akhirnya mereka sudah sampai di taman kota.
"Eh, bentar. Aku telepon Lucas dulu ya. Mau tanya dia ada dimana." Ucap Cita sambil mengambil smartphonenya di saku rok.
"Okey." Jawab Ira sambil memandangi pohon-pohon di taman kemudian duduk di kursi taman, bersandar santai.
"Halo, kamu dimana Lucas?"
Tanya Cita kepada orang di seberang telepon di sana."Aku duduk di kursi taman paling pojok belakang. Pokoknya deket taman main anak-anak." Jawab Lucas.
"Oke, aku susul ke sana."
Jawab Cita sambil menutup panggilan telepon kemudian menarik tangan Ira untuk segera bangkit dari kursi dan bergegas menghampiri Lucas."Oke."
Lucas menjawab yang mungkin belum sempat terdengar Cita karena sudah diakhiri panggilannya.Segera kedua gadis itu berjalan menuju kursi taman bagian belakang. Sepi. Belum banyak yang bermain di taman. Karena biasanya, anak-anak kecil yang bermain di taman main ataupun orang-orang dewasa yang berolahraga akan ke sini jika sudah sore hari. Atau juga pagi-pagi sudah ada yang berolahraga, tetapi jika sudah sekitar jam kerja tentunya mereka tidak datang. Ya seperti sekarang ini. Pukul 09.15 WIB, yang artinya pertanda kondisi taman akan terlihat sepi.
"Lucas." Panggil Cita kepada sosok yang duduk di kursi taman sambil memainkan smartphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Memories [END]
Espiritual"Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi sebelumnya. Karena sebuah insiden tak terduga bertamu dalam hidupku. Tanpa aba-aba. Memang setelah insiden tersebut, hampir semua (beberapa) ingatan dalam otak ini aku lupakan. Bukan karena apa, melainkan...