_my chocolate 35_

73 4 0
                                    


"Inget! Tinggal 3 hari lagi!" ucap Hema memperingati Lea. Sedangkan Lea hanya memutar bola matanya malas.

Ya, tantangan dari Hema tinggal tersisa waktu tiga hari lagi. Lea sudah mempersiapkan keberanian untuk itu. Tapi, tetap saja Lea belum berani ke rumah Haikal ataupun curhat tentang masalah ini padanya. Lea benar-benar bingung harus bagaimana lagi? Hema selalu membuatnya seperti ini.

Lalu, Lea melengos pergi meninggalkan Hema sendirian. Saat ia sedang berjalan, tak sengaja ia menabrak seseorang yang ada di depannya, karena dari tadi ia berjalan sambil melamun.

"Aww,," ringis Lea lirih sambil memegangi jidatnya.

Seseorang itu pun lantas menoleh karena merasakan ada orang yang menabraknya dari belakang.

"Lea?"

Lea agak kaget, kemudian ia tersenyum melihatnya.

"Kalo jalan tu hati-hati. Lihat kanan kiri, depan belakang. Jangan ngalamun, jangan mikirin aku mulu," ujarnya lalu terkekeh.

"Idih, PD banget kamu. Siapa juga yang lagi mikirin kamu?"

"Buktinya tuh, jalan aja nabrak. Kalo jalan pake mata, sayang," balasnya.

Ya, dia adalah Haikal. Kekasih Lea.

Lea memutar bola matanya malas. "Kalo jalan ya pake kaki, kamu gimana sih?"

Haikal tersenyum lalu mengacak-acak puncak kepala Lea. "Iya, iya."

Lea hanya berdecak kesal. "Iiihh, rambut aku jadi berantakan tau," ucapnya lalu merapikan kembali rambutnya.

Haikal hanya tersenyum jahil menanggapinya.
"Ngomong-ngomong, kamu mau kemana? Kok jalannya cepet-cepet?"

"Mau ke perpus," jawab Lea jutek.

Haikal memperhatikan raut wajah Lea sedari tadi. "Gitu aja ngambek."

Lea menghela nafasnya. "Aku lagi males debat sama kamu," jawab Lea lalu langsung berlangkah pergi.

Haikal mengernyit heran. "Eh. Kenapa dia?" Kemudian membuntutinya dari belakang.

Haikal sudah hafal betul, jika Lea sedang ada masalah pasti ia akan pergi ke perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan, Lea mengambil salah satu buku kemudian ia duduk. Bukan untuk membaca buku itu, hanya saja buku itu ia gunakan sebagai topeng agar tak terlihat seperti orang yang sedang galau.

"Hey," senggol seseorang di samping Lea. Otomatis, Lea agak terperanjat kaget.

Setelah tau kalau dia adalah kekasihnya yang tadi sempat bertemu dengannya pun Lea hanya menghela nafasnya.

"Ngapain si kamu ngikutin aku? Aku lagi pingin sendiri," jawab Lea kemudian langsung mengalihkan pandangannya ke bukunya kembali.

"Kamu marah beneran ya sama aku?"

"Enggak," jawab Lea dengan mata yang masih menatap bukunya.

"Kok kamu jadi judes gitu sama aku?"

"Gak papa."

"Ada masalah?"

"Enggak."

Haikal membuang nafasnya lelah. Selalu saja seperti itu jika Lea sedang menyembunyikan sesuatu. Lea memang tidak suka langsung bercerita dengannya. Tapi, Haikal paham akan perubahan yang terjadi pada kekasihnya itu. Dan ia yakin, pasti Lea akan bercerita dengan sendirinya.

"Kalo ada masalah tuh cerita aja," ucap Haikal.

"Enggak ada, Kal."

"Trus kenapa?"

My chocolate🍫 [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang