19. Pengakuan Daniel

2.5K 287 56
                                    

Satu bulan lagi ulang tahun Seongwoo yang ke-22. Dia sudah mewanti-wanti Kakaknya untuk tidak membelikan hal-hal yang berbau mewah lagi. Tetapi Daniel bilang tidak janji karena Daniel pusing.

Pusing hartanya bukannya berkurang malah terus bertambah. Padahal Daniel sudah mulai berhenti dengan pekerjaan dunia hitamnya. Bisnis gelapnya dia serahkan kepada dua temannya. Daniel sudah bilang tidak perlu memberi bagian untuk dirinya. Tetapi kedua temannya masih nekat memberi bagian sebanyak 10%.

Untuk bisnisnya yang sekarang. Daniel punya banyak. Tersebar diseluruh dunia juga. Bahkan dalam waktu sebulan Daniel bisa membuat cabang bisnis. Alhasil itu membuat harta kekayaannya malah makin bertambah.

Belum lagi bisnisnya dibidang wisata. Daniel punya berpuluh-puluh pulau pribadi di penjuru dunia. Kebanyakan dia gunakan untuk tempat wisata. Tapi itu hanya untuk kalangan keatas. Seluruh tempat wisata milik Daniel ditujukan untuk mereka yang memiliki banyak uang.

Jadi Daniel pusing. Seongwoo ikut pusing. Hampir setiap hari dia mendengar Kakaknya membeli pulau baru, mobil baru, pesawat baru, membuka cabang baru atau apalagi entah Seongwoo pusing.

Daripada pusing begini kenapa Kakaknya tidak membeli bumi sekalian saja ya?

Taulah. Seongwoo gak mau mikirin harta Kakaknya.

Saat ini Seongwoo sedang berada dikantor Kakaknya. Sekarang ia semakin lengket dengan Daniel. Kemana-mana harus bersama Daniel. Seongwoo takut jika dia jauh-jauh dari Kakaknya nanti dia terluka lagi.

Tangan Seongwoo sudah lumayan sembuh. Tapi kata Seongwoo kalau untuk mengangkat barang sedikit berat masih sakit. Jadi semenjak tangan Seongwoo sakit ia berubah beribu-ribu kali lebih manja kepada Kakaknya. Apa-apa harus disiapkan Kakaknya.

Untungnya Daniel melayaninya dengan senang hati.

Sekarang Seongwoo sedang duduk dipangkuan Kakaknya yang fokus bekerja. Sementara Seongwoo asyik menonton video memasak dari tablet yang dibelikan oleh Kakaknya. Posisi Seongwoo menghadap depan. Membelakangi Daniel.

Jadi sesekali mata Daniel melirik video yang ditonton Adiknya. Tak jarang Seongwoo tertawa geli karena Kakaknya menciumi tengkuknya. Atau satu tangan Kakaknya yang merambat kebawah meremas pinggang maupun pantatnya.

Sampai akhirnya Seongwoo bosan sendiri. Dia meletakkan tablet tadi disebelah laptop Kakaknya. Seongwoo mengamati jemari Kakaknya yang bergerak lincah diatas keyboard. Seongwoo tak paham apa yang Kakaknya ketik itu.

Dari layar laptop yang dia lihat hanya ada tulisan. Tidak ada gambar menarik. Huh pasti sangat membosankan.

"Kak Danielll~" Seongwoo menoleh kebelakang. Daniel langsung mengecup bibir Adiknya.

"Kenapa?"

"Kalau Seongwoo nanti udah 23 tahun Seongwoo gak mau pegang perusahaan Papa"

"Memangnya kenapa?"

"Gak asik. Seongwoo lihat laptop Kakak isinya cuma tulisan, nggak ada gambar yang asik gitu" gerutu Seongwoo.

Daniel tertawa kecil membuat Seongwoo terdiam mengagumi Kakaknya yang bertambah tampan saat tertawa.

Seongwoo jadi makin cin—stop Seongwoo. Daniel itu Kakakmu.

Seongwoo menggelengkan kepalanya berusaha menyingkirkan perasaannya tadi.

"Kok malah ketawa?"

"Kamu kira proposal pekerjaan sama kayak buku untuk anak TK hm?" Tanya Daniel sambil mencubit pelan pipi Seongwoo.

"Hihh kan bisa aja ditambah gambar yang menarik Kak" elak Seongwoo. Dia mengerucutkan bibirnya sebal.

"Seongwoo laper~"

[END] Step Brother - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang