2. Pisang Coklat

5.9K 609 194
                                    

Pagi hari Mama Irene sudah berkutat menyiapkan sarapan. Ada Papa Suho yang sudah duduk dimeja makan. Seongwoo turun dengan sudah memakai seragam sekolahnya lengkap dengan menjijing tas punggungnya. Daniel mengikuti Seongwoo dari belakang.

"Aigoo... Anak mama sudah wangi semua" puji Mama Irene.

Seongwoo tertawa kecil dan duduk disisi kanan Papa Suho. Daniel mengambil tempat disebelah Seongwoo. Sambil menunggu Mama Irene menyiapkan piring Seongwoo berbincang sebentar dengan Papa Suho.

"Pa, mulai sekarang Seongwoo dianter jemput sama Kak Daniel" kata Seongwoo melirik Daniel yang diam sambil mengetukkan jemarinya pada meja.

"Oh ya? Apa benar begitu Daniel?"

"Ya. Mulai sekarang aku akan menemani Seongwoo pergi kemanapun dia mau" Daniel tersenyum manis kepada Seongwoo.

"Syukurlah kalau begitu. Seongwoo kamu jangan menyusahkan Kakakmu oke?"

"Memang Seongwoo pernah menyusahkan orang?" Gerutu Seongwoo sambil mempoutkan bibirnya.

"Hahaha... Sudah jangan bercanda. Ayo kita sarapan" Mama Irene sudah selesai menatakan piring.

Mereka berempat makan dengan sangat lahap. Bahkan Seongwoo sampai menambah satu porsi lagi.

"Mama, ini enak sekali" Seongwoo mengacungkan kedua jempolnya kepada Mama Irene.

Mama Irene hanya tertawa. Dia bersyukur Seongwoo mau menerimanya dengan baik.

Selesai makan semuanya bersiap melakukan aktivitas masing-masing. Berbeda dengan Seongwoo. Ia masih duduk dikursi sambil tangannya menepuk-nepuk perutnya yang terlihat sedikit buncit. Sesekali ia bersendawa karena kekenyangan.

Suho dan Irene yang melihatinya hanya menggeleng maklum. Daniel mengamati Adiknya yang nampak sangat kekenyangan.

"Ayo berangkat Woo,nanti kamu telat"

"E-eh iya Kak" Seongwoo bergegas merapikan seragamnya kemudian meminum susu yang sudah disediakan Irene.

Ia langsung berlari keluar menghampiri Daniel yang sudah masuk mobil. "Ma... Pa... Seongwoo berangkat yaa" teriak Seongwoo.

Dan setelah itu Seongwoo bergegas masuk kedalam mobil dan mobil tersebut mulai melaju menjauhi rumah. 

Perlu waktu 10 menit untuk menuju sekolah jika menggunakan mobil. Seongwoo berdehem sebentar berusaha menghilangkan rasa canggung.

"Kak? Kakak kenapa pengen anterin Seongwoo?"

"Kan kamu Adik aku" Daniel mengusap rambut Seongwoo.

"Ih kak Daniel rambut Seongwoo jadi berantakan lagi kan~" rengek Seongwoo sambil merapikan rambutnya.

Sebenarnya Seongwoo bingung. Kadang Daniel bisa menjadi mengerikan-menurutnya- kadang juga bisa menjadi penyayang seperti ini. Daniel bisa berubah dalam sekejap. Seongwoo berpikir sebenarnya Kakaknya ini waras atau tidak.

"Saat bel pulang berbunyi langsung keluar oke? Jangan kemana-mana"

Seongwoo menggigit bibirnya. Biasanya setelah bel pulang berbunyi Seongwoo mampir dahulu ke kantin untuk membeli pisang coklat favoritnya. Ia ingin bilang ke Daniel tapi takut. Tapi membeli pisang coklat setiap pulang sekolah adalah kewajiban bagi Seongwoo.

"Tapi Kak, Seongwoo ke kantin dulu beli pisang coklat"

"No. Kakak akan buatkan untukmu nanti"

"Kak—"

"Kakak tidak suka penolakan. Ingat itu Seongwoo"

Mobil Daniel berhenti tepat didepan gerbang sekolah. Sebelum Seongwoo keluar Daniel menyempatkan diri untuk mencuri satu kecupan pada bibir Seongwoo.

[END] Step Brother - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang