24

1K 61 6
                                    

Beberapa Bulan Kemudian...

Beni sudah melamar Ara satu bulan yg lalu.
Dan kurang satu Minggu lagi, mereka akan segera menikah.
Tapi disisi lain, raut wajah Beni nampak sedih.

"Woi bro, cemas bgt lu mukaknye!" Ucap Irfan. Masih ingat irfan kan, orang yg dianggap kakak oleh Ara(baca chapter judulnya kedua).

"Hm" balas Beni.

"Apaan sih lu. Ada masalah? Sini crita dong,kek sama siapa aja!"

"Huft,ini masalah pernikahan gua sama Ara."

"Lah knpa? Udh kelar kan? Tinggal Minggu depan ijab qobul aja beres bro. Santuy lah gak usah sampek tegang amat kalik boss"

"Matamu kui santuy!"kata Beni sambil menjitak kepala Irfan.
"Lusa gua ada tugas di Papua selama 9 bulan." Lanjut beni.

"Hah? Ngapusi koe! Ngapusi iku boong lhoo!" Kata Irfan dengan kaget.

"Tulul amat sih lu! Ngapusi karo boong ki sama aja artine cuk!" Kata Beni dengan sedikit emosi.

"Sabar bro , sabar. Gua juga tau." Kata Irfan dengan kedua telapak tangan diletakkan disisi dada dgn terbuka.
"Lhu udh bilang sama Ara?" Tanya Irfan.

Beni hanya menggeleng kan kepala nya dgn tatapan kosong.

"Somplak lhu. Harusnya lhu bilang skrang. Klau lhu gak ijin ya kayak lhu kabur dari pernikahan lah oneng."

"Gua gak mau Ara kecewa."

"Haish. Skrang juga lhu temuin Ara. Lhu bilang pernikahan lhu ditunda karena lhu ada tugas di Papua. Gua tau ini berat bgt rasanya. Tapi ibu Pertiwi sudah memanggil. Gua percaya, Ara bisa ngertiin lhu." Ucap Irfan sambil menepuk bahu Beni.

_____________________________

Di sebuah kedai...

Sepasangan kekasih saling memandang satu sama lain.
Ara yang begitu kaget dengan penuturan Beni yg akan berangkat tugas ke Papua, dan Beni yg sudah bingung ingin berkata apa lagi kepada Ara.

"Apa kmu kecewa?" Tanya Beni dengan hati-hati.

"Aku jujur. Aku kecewa. Tapi aku sadar. Kmu ini milik negara, aku juga milik negara. Panggilan bisa datang kapan aja saat kita dimana saja. Aku gak bisa menyalahkan kamu, dan aku gak bisa menyalahkan tugas.
Pernikahan kita tunda sampai kmu kembali dari tugasmu.
Jangan khawatir. Aku akan selalu menunggumu." Ucap Ara dengan menahan tangisnya.

"Maaf," satu kata yg terlontar dari mulut Beni.

"Tidak perlu minta maaf. Kamu tidak salah. Lakukan tugasmu dengan baik Kapten. Aku akan slalu menunggumu untuk kembali kepada ku." Ucap dengan sambil memeluk Beni. Dan Beni membalas pelukannya.

"Siap" jawab Beni dengan tegas.

____________________________

Beberapa Minggu kemudian...

Hari demi hari Ara melewati hari dengan enjoy.
Dari depan ia tak merasa sedih sedikit pun karena pernikahannya ditunda. Namun dibalik hatinya, ada sedikit rasa kecewanya.

Pyarr,
"Aww,"ringis Ara kesakitan.
Baru saja foto Beni dan Ara yg ia panjang dimeja kantornya jatuh begitu saja. Saat Ara hendak membersihkan pecahan, tangan Ara malah terkena kaca bingkai foto tersebut.

"Ya ampun Ra, lhu knpa? Kok bisa gini?"tanya syifa saat baru saja melihat Ara kesakitan.

"Gak tau cip, ini tadi bingkai foto jatuh sendiri. Trus pas gua mau beresin malah ketusuk kaca yg tajem deh."jelas Ara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Dream is ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang