Esa dan Lena sedang berjalan di koridor sekolah. Seperti yang kalian tau, Esa dan Lena selalu berangkat dan pulang sekolah bareng.
Tak ada pembicaraan apa pun antara Esa dan Lena sampai akhirnya mereka telah berada tepat di depan kelas Lena. Sebelum berjalan Lena menoleh ke arah Esa, lalu ia melambaikan tangan nya ke arah Esa.
"Len" panggil Esa saat Lena mulai memasuki kelas nya.
Lena membalik kan badan nya dan menghadap ke arah Esa.
"Kenapa?" Tanya Lena.
Esa nampak nya gugup, lalu ia mencari ide agar tidak terlihat gugup.
"Rambut nya jangan lupa di kuncir!" Ucap Esa seraya memegang rambut Lena singkat.
Lena langsung mengulurkan kunciran nya yang ada di pergelangan tangan nya, lalu ia mengambil kunciran nya. Lena memberikan kunciran nya kepada Esa.
"Kuncirin!" Pinta gadis itu kepada Esa.
Esa menghela nafas nya sambil tersenyum, ia mengambil kunciran dari tangan Lena lalu menuruti perintah Lena. Lelaki itu menguncirkan rambut Lena, ia berusaha menguncir serapih mungkin.
"Bisa nggak?" Tanya Lena.
Tak ada jawaban dari Esa, lelaki itu masih setia mencoba untuk mengucir rambut Lena.
"Bisa nggak Sa? Gw cuma becanda doang ko, sini kunciran nya biar gw yang nguncir sendiri"
Lagi lagi Esa tak menjawab apa pun, ia masih mencoba menguncir rambut gadis itu. Sampai akhir nya Esa tidak lagi memegang rambut gadis itu dan akhirnya Esa berhasil menguncir rambut gadis itu.
Lena memegang rambut nya, ia memegang bagian belakang kepala nya dan ia mendapati kunciran yang menyatukan rambut nya.
"Lo bisa Sa?" Tanya Lena sambil membalik kan badan nya.
Esa hanya tersenyum singkat
"Thanks" ucap gadis itu.
Saat gadis itu beranjak pergi, ia masih menyadari bahwa sahabat nya masih tetap berdiri disana.
"Lu gak mau ke kelas lu?" Tanya Lena karena melihat Esa tidak berubah posisi dan tetap di tempat.
"Gw ke kelas dulu ya!" Ucap Esa lalu pergi meninggal kan Lena yang mulai memasuki kelas.
Esa pergi menuju kelas nya, ia berjalan sendirian. Lorong sekolah sudah mulai sepi. Hanya tinggal beberapa orang yang berlalu-lalang di lorong sekolah itu.
Saat di tengah lorong Esa di kejutkan dengan seseorang yang menepuk pundak nya dari belakang. Seseorang itu menepuk pundak Esa kasar, seperti mencari keributan. Sontak Esa membalikkan badan, dan saat Esa membalik kan badan ia mendapati Bastian.
"Lo mau ngapain lagi? Hah?" Tanya Esa malas.
Bastian tersenyum kecut, ia seolah menyombongkan dirinya.
"Urusan lo ama gw belom kelar, gw kasih lo dua pilihan. Jauhin Lena atau lo bakal berurusan sama gw?" Ujar Bastian to the point.
Esa berdecak sebal "Ck. Gw gak akan pernah jauhin Lena, mending lo yang jauhin Lena. Lo tuh harus sadar, Lena tuh gak suka sama lo Bas! So, jangan mimpi lo bisa dapetin dia!"
"Apa lo bilang?" Tanya Bastian seraya mencengkram kerah baju Esa.
"Maksud lo a-" ucap Esa saat ingin menampar Bastian terpotong.
"Kalian ini apa-apaan si? Kenapa ribut-ribut kaya anak kecil si?" Tanya Bu Yuli saat sedang berjalan memasuki lorong.
Esa dan Bastian segera menyudahi kegiatan berkelahi nya, Esa langsung meninggal kan tempat itu dan berjalan menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Esa [On Going]
Teen FictionKetika lo jatuh cinta sama sahabat lo sendiri apa yang akan lo lakuin? 1. Ngungkapin perasaan lo? 2. Nembak sahabat lo? 3. Diem-diem aja? "Kenapa lo lakuin semua ini? Kenapa lu lakuin semua ini buat orang yang udah nyakitin lo?" suara isak tangis...