Esa dan Lena sedang berjalan di sekitar komplek, acara makan malam sudah berlalu. Sekarang dua sejoli itu sedang berjalan menuju minimarket, karena gadis itu ingin membeli cemilan.
"Mas Andy bisa banget cari cewe cantik" ujar Lena
"Ka Rachel cantik banget ya Sa?" Tanya gadis itu kepada kekasihnya.
"Cantik si, tapi cantik kan kamu lah" jawab Esa.
"Gombal terus" tukas Lena seraya memukul lengan Esa.
"Aku serius sayang" ucap Esa dengan jari tangan seperti ✌.
Gadis berdress selutut itu mendahului langkah pacarnya, ia berjalan agak berlari dan berbelok ke kiri menuju minimarket. Sedangkan lelaki itu tetap berjalan di belakang gadisnya sambil mengawasi gadis nya dari belakang.
Kini mereka berdua telah berada di dalam mini market, mata Lena terarah kepada seorang gadis yang sedang memilih-milih ice krim dengan seorang lelaki. Alena sangat hafal betul siapa lelaki yang bersama gadis itu, lelaki itu adalah mantannya, ya benar dia adalah Alan. Tanpa aba-aba tangan Lena memegang tangan kekarnya Esa, kedua tangan gadis itu memegangi lengan kekar Esa. Lalu Lena memberi kode agar berbalik arah, Esa yang peka langsung mengerti maksud kekasihnya.
"Balik aja Sa!" Pinta Lena.
Esa pun mengangguk, lalu mereka berdua keluar dari mini market tersebut.
Alena yang masih memiliki perasaan bisa merasakan cemburu ketika melihat mantan kekasihnya sedang berdua dengan cewe lain, saat itu sakit masih terasa di benak nya. Pikiran gadis itu kembali pada kejadian tadi di mini market, padahal sekarang gadis itu sedang berjalan di jalan sekitaran komplek dengan kekasihnya. Tangannya sudah tidak memegangi tangan Esa, memang gadis itu yang melepas tangannya sendiri.
"Sayang kuhhh kamu mau es yang mana?" Suara itu terdengar sangat cempreng, dan suara itu berasal dari arah belakang.
Sontak Lena pun menoleh ke arah belakang, dan yang lebih mengejutkannya lagi suara itu adalah suara pacar baru mantan kekasihnya. Mata Lena sempat bertemu dengan mata Alan, hanya berdurasi 3 detik Lena sudah langsung membuang pandangannya ke sembarang arah. Gadis itu kembali membalikkan badannya, dan melihat kekasihnya yang sedang melihatnya.
Saat di pertigaan jalan, Lena memilih untuk berbelok kiri menuju blok D, padahal rumah Alena berada di blok A. Gadis itu hanya tidak ingin jika ia terus berjalan beriringan dengan mantan kekasihnya, ia lebih memilih untuk menghindar.
***
"Tik, gue gak abis pikir deh sama si Lena. Ko dia ngelarang gue jadian ama Bastian si?" Sofia yang tengah duduk di atas kasurnya memulai pembicaraan dengan temannya yang sedang asik skincare an.
"Emangnya alesan Lena ngelarang lu apa?" Tanya Tika balik.
Sofia berdecak sebal, mengambil nafas lalu ia menjawabnya.
"Katanya si Bastian bukan cowo baik-baik, tau darimana coba si Lena tentang Bastian? Gajelas banget si!"
Tika hanya menganggapinya dengan anggukan, seolah ia sudah mengerti semuanya.
"Lu kenapa ngangguk-ngangguk?" Tanya Sofia.
"Gue ngerti Sof, Lena tuh ngelarang lu karena Bastian bukan cowo baik-baik. Bastian emang ganteng si, tapi gayanya urakan kaya gitu. Yakin lo mau sama cowo kaya gitu?" Tanya Tika.
Sofia menatap Tika dengan pandangan tidak suka, dia benar-benar sudah geram dengan sahabatnya. Bisa-bisanya Alena dan Tika sependapat, mengapa tidak ada yang mendukungnya? -pikir Sofia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Esa [On Going]
Teen FictionKetika lo jatuh cinta sama sahabat lo sendiri apa yang akan lo lakuin? 1. Ngungkapin perasaan lo? 2. Nembak sahabat lo? 3. Diem-diem aja? "Kenapa lo lakuin semua ini? Kenapa lu lakuin semua ini buat orang yang udah nyakitin lo?" suara isak tangis...