~DUA BELAS~

13 3 0
                                    

"Ada Lena?" Tanya Alan kepada salah satu teman kelas nya Lena yang sedang menghalangi pintu masuk kelas itu.

"Gak ada" jawab Tatang dengan memutar bola matanya malas.

Alan tak percaya dengan perkataan Tatang, ia menyipitkan matanya memastikan kalau Lena masih ada di dalam kelas. Kalau soal tinggi gak usah di raguin lagi, kapten adalah cowo tertinggi satu angkatan. So, gak akan kesulitan bagi nya untuk mencari kekasih nya yang duduk di barisan paling belakang. Hanya saja kapten memiliki satu problem pada matanya, matanya kapten sudah minus dan slinder. Tapi walau begitu Alan tidak menggunakan kacamata sebagai andalan nya, ia hanya mengenakan kacamata hanya saat belajar, atau ketika melihat papan tulis saja.

"Percuma lo alangin juga, orang lo ama kapten aja tinggian kapten" ucap Ozan yang berada di samping Tatang, karena sedari tadi Tatang berjinjit untuk menghalangi penglihatan Alan. Namun usahanya tidak berpengaruh apa-apa, Alan yang tinggi tetap bisa melihat kekasih nya.

Setelah Alan melihat Lena, ia menatap Tatang dengan tatapan tajam dan sinis.

"Pilih minggir atau gw yang singkirin lo?" Ujar Alan kesal karena merasa di bohongi oleh Tatang.

Tatang pun mundur dan memilih  untuk minggir. Ia memberi jalan masuk untuk Alan, kaki jenjang Alan pun memasuki kelas Lena. Ia menghampiri kekasihnya dan berniat untuk mengajak gadis nya makan bersama di kantin sekolah.

"Cantik" panggil Alan sweet banget.

'Duh Tuhan, kenapa Alan jadi suka muji muji gini si? Auto salting gak ilang-ilang dah kalo terus terusan di deket Alan' batin Lena.

"Cantik, ko diem aja" ucap Alan.

Blush. Sedari tadi Lena sudah berusaha untuk biasa saja, tapi ketika mendengar kata cantik yang di keluarkan dari mulut Alan untuk yang kedua kalinya, rona wajah nya sudah tidak bisa di tutupi lagi. Kalian tau kan kalau cewe di puji perasaan nya tuh kaya gimana? Seneng seneng malu gitu loh, atau malu malu tapi mau di puji lagi.

"Istirahat bareng yuk?" Ajak Alan dengan menjulurkan tangan nya, agar tangan nya itu di pegang Lena.

"Yuk" balas Lena lumayan excited.

Tangan Lena menyambut tangan Alan, Lena beranjak dari duduk nya seraya memegang tangan Alan. Dua sejoli itu jalan bergandengan, tanpa terlepas sedikit pun selama perjalanan, bagai lem dan prangko.

***

"Sa" panggil Anna dari arah belakang.

Esa menoleh, mencari sumber panggilan.

Hosh...

Hosh...

"I-- ini, gw bawa bekal buat lo" ucap nya dengan nafas yang tidak beraturan, karena sedari tadi cewe itu mengejar Esa.

Esa menyerijitkan dahi, ia bingung mengapa tiba-tiba cewe itu memberinya bekal.

"Dari Lena?" Tebak Esa.

Anna menggeleng

"Gw masak bekal ini sendiri, lo harus cobain. Maap kalo makanan nya gak enak, gw masih belajar" jelas Anna.

Esa makin bingung, tumben banget ni cewek jadi care sama Esa.

"Um... Gw baru makan, sorry" ucap Esa bohong, karena ia tidak ingin menerima makanan pemberian dari cewek asing.

'Sumpah demi apa pun, kenapa lo nyebelin si Sa? Gw udah liat tutorial buat bikin nasi goreng ini semaleman, sampai 3 kali gw gagal. Dan huft... Gw harus sabar, emang gini konsekuesinya. Deketin cowok se cool Esa emang susah banget, eh tunggu. Kenapa Esa sama Lena deket banget? Ko giliran gw deketin Esa malah menjauh ya?' Gumam Anna.

Esa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang