~TUJUH BELAS~

12 3 0
                                    

Pagi ini Esa sedang menunggu kehadiran Alena di ruang tamu Alena, kembali seperti sebelumnya Esa dan Alena akan berangkat sekolah bareng lagi.

10 menit berlalu, Alena datang dengan menggendong tas ransel di balik punggungnya.

"Pacar aku cantik banget si" puji Esa.

Tak ada blush sama sekali dari pipi Lena, rona pipi nya tidak memerah dan ia terlihat biasa saja ketika di puji seperti itu. Mungkin karena ia masih belum memiliki perasaan apa-apa ke Esa, padahal waktu Alan memujinya cantik, pipi Lena langsung memerah seperti kepiting rebus.

"Sa" panggil Lena karena Esa hanya diam sambil dirinya.

"Iya kenapa?"

"Ayo berangkat, ntar keburu kesiangan!" Perintah Lena.

Esa menuruti perintah Lena, mereka berdua berjalan beriringan menuju garasi rumah Lena. Bahkan tangan Esa saat ini sedang memegang tangan Lena, bisa dibilang mereka berjalan sambil bergandengan tangan.

Sesampainya di teras rumah Lena, gadis itu melihat kedatangan Alan yang sedang berdiri di depan pintu pagar rumah nya. Namun gadis itu pura-pura tidak tau bahwa ada mantan nya di depan rumahnya, ia sama sekali tak menoleh kesana.

"Sa, kamu udah sarapan belum?" Tanya Alena dengan suara yang sengaja di keraskan agar Alan dapat mendengarnya.

"Kamu sendiri udah sarapan belum?" Tanya Esa balik.

"Belum"

"Nanti kita sarapan bareng, mau?" Tawar Esa.

"Mau banget dong, makasih ya sayang kamu perhatian banget sama aku" ucap Alena dengan suara yang sengaja di keraskan, tujuan nya untuk memanas-manasi Alan.

"Makasih? Udah kaya sama siapa aja kamu ini" balas Esa sambil terkekeh kecil, tangannya juga mengusap rambut Lena dengan sayang.

Mereka berdua berjalan menuju garasi, lalu Esa menyalakan motornya dan menjalankan motor itu keluar dari garasi. Lalu Lena menaiki motor Esa, dan mereka berdua bergegas pergi ke sekolah.

"Len" panggil Alan, bahkan ia juga memegang tangan Lena, padahal saat ini Lena sudah di bonceng oleh Esa.

Esa segera mengehentikan laju motor nya saat tangan gadisnya di tahan oleh Alan.

Lena mencoba melepas tangan nya, akhirnya tangan nya sudah terlepas dari pegangan Alan. Lena membuka cincin yang berada di jari nya, lalu ia memberikan nya kembali kepada Alan.

"Cincin nya gue balikin, fyi gue udah jadian sama Esa. Dan lo gak usah ganggu gue lagi!" Ucap Lena.

"Jalan lagi Sa!" Perintah Lena.

Motor nya Esa pun melaju, kini hanya ada Alan yang masih berdiri di depan rumah Lena.

"Sial!" Amuk Alan seraya melempar cincin itu.

Alan yang sedang terbawa emosi langsung menyalakan motornya, lalu ia melajukan motor nya dengan sangat cepat.

_____

"Mau sarapan dulu?" Tawar Esa.

Lena menggeleng

"Pas istirahat aja, takut telat!" Balasnya.

Esa hanya berO ria

Ternyata ketika tadi Lena mengajak Esa sarapan bareng itu hanyalah basa-basi untuk memanasi Alan, sayangnya ia tidak benar-benar ingin sarapan bersama Esa pagi ini.

"Aku ke kelas dulu ya, bye" ucap Lena lalu pergi meninggalkan Esa yang masih berdiri di depan kelasnya.

Esa hanya meratapi kepergian Lena, ia masih berdiri di depan kelas Lena untuk memastikan Lena sampai di kursi tanpa ada yang mengganggunya. Seusai Lena duduk di kursi dan mulai berbincang-bincang dengan temannya, Esa memilih untuk pergi ke kelasnya.

Esa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang