Part 11

213 36 11
                                    

Sudah hampir jam dua pagi tapi Wildan masih belum bisa masuk kealam mimpi. Begitu juga dengan Putri, gadis itu masih asyik maraton film horor kesukaannya.

"Put"

Putri menghentikan filmnya. "Iya bang?"

"Gak tidur?" Putri menggeleng.

"Kenapa?"

"Gak bisa bang"

"Mata lu udah merah gitu lho"

"Tapi gak bisa tidur bang, Putri lanjut nonton ya? Atau abang mau ikut nobar?" Wildan menggeleng lalu menyandarkan kepalanya.

Pikirannya berkecamuk ntah kemana mana, kasihan melihat Putri yang tak nyaman dan rindu dengan Ricis yang kini masih berbaring di brangkar.

Ruang inap Ricis hanya dihuni oleh Wildan Putri serta Aris dan Ahmad yang kini telah tertidur pulas diatas kasur lantai, Wildan juga ingin tidur tapi ia masih menunggu Putri lebih dulu. Nyatanya Putri masih asyik dengan filmnya, bahkan ini sudah film ke empat yang ia tonton. Dasar horor lovers!

"Bang Iel" Panggil Putri yang sudah setengah mengantuk.

"Hhmm" Gumam Wildan dengan mata tertutup, alam mimpi mulai menyambtnya.

"I just want to talk to you"

"Talk later" Jawab Wildan malas, ada ada saja Putri masih ingin ngobrol jam segini.

"I like you brother and i really meanit" Ujar Putri serius sambil menutup laptopnya. Dan kalimat itu pula yang membuat Wildan terpelonjak kaget.

"Are you sick? Kenapa lu ngomong gitu Put? Remember we're just FRIEND! That girl really is crazy!"

"I not crazy dan Putri suka sama abang pas pertama kali ketemu, Putri cuman suka kok! Gak cinta, abang tenang aja" Wildan lega, setidaknya gadis ini sudah jujur padanya agar dia bisa menjaga sifat supaya gadis ini tidak terlalu membawa perasaannya.

"Sekarang tidur" Pinta Wildan dan Putri mengangguk. Matanya sudah memerah dan tersisa beberapa watt, tak butuh waktu lama Putri langsung terlelap dengan posisi duduk disofa.

Wildan pun perlahan menutup matanya, ia tak menyadari ada yang mendengar percakapannya dengan Putri tadi. Siapa lagi kalau bukan Ricis, memang gadis itu berbaring tetapi ia tak tertidur. Ia hanya pura pura, ia telah mendengar semuanya. Dugaannya benar, bahwa Putri telah menyukai Wildan tapi tidak sebaliknya, Wildan hanya menganggap Putri hanya sebatas teman. Ia lega mendengarnya, tapi bukan Putri namanya kalau tidak berusaha. Tapi apa pedulinya? Wildan bukan lagi siapa siapanya, ia dan Wildan tak lagi memiliki hubungan spesial. Nyatanya realita memang tak pernah semanis ekspetasi.

Dulu sekali ia dan Wildan sempat berangan angan bagaimana rencana kedepan. Siapa saja yang di undang dan dimana mereka akan melakukan repsesi pernikahan, kadang pula mereka berangan angan untuk memberikan nama anak lelaki mereka dengan nama Zayn. Cukup jauh mereka berhalu, tetapi malah berakhir seperti ini. Pupus sudah semua harapan, takdirnya sangat lah unik. Didekatkan oleh seorang pemuda, lalu dijauhkan dengan alasan yang berbeda beda.

Umurnya sudah matang untuk menikah, tetapi belum ada yang menjadi calonnya. Terakhir ia menemukan calon, pihak ketiga malah menolak dan tidak memberikan kepastian. Membuat hubungannya merenggang dan berakhir kecanggungan.

Allah selalu memberikan apa yang manusia butuhkan dan bukan yang manusia inginkan. Yah... dia hanya ingin bersama Wildan, INGIN. Apa dia egois? Tidak, ia tak pernah egois. Dia gadis yang selalu ingin berbagi, tapi apa mungkin cintanya juga harus dibagi? Jujur ia belum bisa melupakan pemuda yang sempat singgah dihatinya sampai saat ini.

"Waalaikumussalam iya mah?"

"Put, tiga hari lagi mama pulang. Jadi kamu sama Lastri dulu ya sayang, Assalamualaikum"

Tuuuttt ttuttuutt

Sambungan terputus sebelum Putri menjawab salam dari mamahnya. Mungkin Mira sedang sibuk diluar kota. Fyi aja, Mira adalah wanita karir. Dirinya selalu disibukkan dengan berkas berkas dan dokumen penting. Sebulan sekali ia akan bekerja diluar kota, sang suami sudah berpulang lebih dulu darinya. Ia hanya hidup untuk gadis kecilnya, gadis yang sudah beranjak dewasa baginya tetap lah gadis kecil.

"Waalaikumussalam mah, hati hati disana" Lirih Putri menjawab. Ia harus berjauhan kembali dengan sang mama.

"Put, gue nyari sarapan dulu ya sama bang Aris dan Ahmad" Pamit Wildan diambang pintu.

"JAGAIN RICIS!! ASSALAMUALAIKUM!" Lanjut Wildan berteriak. Mau gimana lagi? Ahmad yang perutnya sudah meronta ronta, terus menarik lengan Wildan untuk keluar mencari makanan.

"Waalaikumussalam" Jawab Putri dan Ricis hampir bersamaan.

Hening tak ada obrolan, keduanya saling melirik satu sama lain. Putri memutuskan untuk menonton filmnya yang kemarin belum selesai karena matanya sudah tidak bisa diajak kompromi. Sedangkan Ricis, ia malah asyik memainkan jari jarinya. Sesekali membunyikannya agar ruangan tak terlalu sunyi.

Sudah setengah jam tiga pemuda tadi belum kembali. Perut Putri sudah mendemo untuk diberikan asupan, jam juga sudah menunjukkan pukul delapan lewat lima belas menit. Pergi kemana tiga pemuda tadi?

Ting

Satu notifikasi masuk diponsel Putri, tertera nama Wildan disana yang memberikan pesan bahwa ia agak terlambat karena jalanan macet. Putri menghembuskan nafasnya, mencoba tidak canggung atau apalah namanya.

"Kak Ricis..." Akhirnya Putri memberanikan diri untuk membuka suara, setidaknya ruangan sebesar ini masih terlihat tanda tanda kehidupannya.

"Iya?" Tanya Ricis mendongak. Gadis itu menaruh ponsel gajahnya di atas nakas sambil menunggu kalimat Putri selanjutnya.

"Putri ke kantin dulu ya kak, bang Iel bilang jalanan macet jadi agak telat. Kak Ricis juga belum makan, jadi biar Putri aja yang beli sarapan. Kakak gapapa kan kalo Putri tinggal?" Ricis hanya mengangguk Putri segera bangkit dari duduknya. Ia mengambil tas selempang dan langsung pamit keluar.

Tinggal lah Ricis sendirian diruangan. Ia masih melamun, takdir tak pernah salah. Ia tak boleh menyalahkan takdir, ini semua adalah bagian dari skenario Allah. Nah! Itu yang betul! Takdir tak pernah salah! Ini adalah rencana Allah yang suatu saat ada pelangi didalamnya! Ingat itu! INGAT!!

"Assalamualaikum"

Hey gess
Sorry lama gak up, wheheheh
Komen dibawah pendapat kalian tentang part ini. Satu hal yang penting, jangan pernah menyalakan takdir.

Udah itu aja sorry typo bertebaran, jan lupa vote sama share juga.

Bye bye see you again di part selanjutnya!!!!!!!!!

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang