Part 14

358 51 9
                                    

Masalah baru muncul...

Wildan mengantarkan Ricis hingga depan rumah, tepat di jam tujuh malam. Namun, siapa sangka kedua orang tua dan kakak Ricis tengah berada diluar sambil menunggu si bungsu pulang?

"Wildan..." Panggil kak Shintia saat Wildan ingin memasuki mobil nya kembali.

Persiapkan diri mu Wildan, kuis segera dimulai!

Wildan menoleh. "Ada apa kak?" Shintia berjalan mendekat.

"Kamu bawa Ricis kemana hingga malam begini baru pulang?" Pertanyaan pertama dirasa sangat sulit untuk dijawab, apa Wildan harus mengatakan yang sebenarnya?

Wildan melirik Ricis yang sudah berada di pelukan mba Keyli. Gadis itu hanya mengangguk pasrah.

"Tad--"

"WILDAN! APA YANG LU LAKUIN DI GEDUNG TUA SAMBIL BAWA RICIS, HAH?!" Wildan tersentak, lelaki licik itu ternyata belum puas untuk berbuat jahat kepadanya.

"Bukannya lu yang bawa Ricis?" Sinis Wildan berucap, senyum psikopat sudah terpatri diwajahnya.

"Gue? Heh!! Lu liat foto ini!! LIAT! Lu lagi gendong Ricis yang lagi pingsan, lu apain dia, HAH!!"

King Drama muncul gess..

"Dia tidur karena capek lo iket di kursi dengan tangan yang juga diborgol akibat ulah anak buah mu!" Semprot Wildan tak kalah ganas, Eqy membuat suasana panas hingga tim dan teman Ricis juga ikut keluar menyaksikan.

"Lo itu drama king banget ya! WILDANIEL ALAMSYAH!"

Wildan berdecih. "Tanyakan saja kepada korbannya" Sontak semua menatap Ricis, gadis itu takut menjawab karena Eqy menatapnya jahat.

"Wildan bener bu.. Pah" Eqy tersenyum kecut mendengarnya.

"Tapi itu semata mata karena Eqy mau pernikahan kita cepat berlangsung dan..."

"Dan apa Cis?" Tanya mba Keylin penasaran.

"Dan melupakan Wildan...." Jawabnya lirih, tak terasa buliran bening telah terjun bebas dari sudut matanya.

"Kalo kalian memang mau dipercepat, tinggal bilang" Ucap Yuni lembut, Ricis mengangguk.

"Kira kira empat hari lagi bisa gak buk bacara akadnya?"

"What?! Lo ngebet amatt Yun" Celetuk Aris terkejut.

"Udah cinta banget tu sama Eqy" Sindiran halus dari Chacha membuat Ricis bergidik.

DEMI APAPUN! IA HANYA MENCINTAI WILDAN!! INGAT ITU!

"Yaudah kalo kamu maunya gitu, tapi lain kali jangan gini lagi ya" Ricis mengangguk lalu masuk kedalam rumah diikuti yang lainnya.

Tersisa Wildan Sulyanto dan kak Shintia.

"Wildan, kamu tau kan kalau anak saya akan segera menikah? Jadi saya mohon kerja sama nya agar kamu tidak bertemu dengan anak saya lagi" Wildan menunduk, inilah derajatnya. Terlihat lemah jika berurusan dengan papah dari sang gadis.

"Baik om, maaf dan terimakasih... Saya pamit, Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

🌠

Pitak dan Diko merasa iba dengan Wildan. Sedari tadi pemuda itu hanya melamun ntah memikirkan apa.

"Gue terlalu buruk ya bang dimata keluarganya Ricis, sampe gue gak pernah dikasih restu" Aduh nya kepada si abang, Wildan tersenyum kecut setelahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang