Part 13

176 30 5
                                    

Wildan tengah berada di gedung tua yang ada di dekat hutan, ia biasa kesini karena ingin melihat pemandangan dari atas gedung untuk menjernihkan pikirannya. Ia hanya sendiri, menikmati semilir angin sepoi sepoi dan lukisan alam yang terlihat dari atas gedung. Sangat indah, ditambah lagi pepohonan yang mengihiasi hutan dan perbukitan. Suara klakson mobil dan beberapa kicauan burung telah menjadi musik ditelinga Wildan. Hingga suara tembakan berhasil merusak suasana nya.

Dilihatnya dari atas gedung ada dua mobil dibawah sana, mata elang nya masih fokus melihat apa yang terjadi dibawah sana. Terlihat seorang wanita tengah dipaksa keluar dari mobil yang bewarna hitam, tangan yang diborgol membuat Wildan merasa iba. Siapa gerangan wanita itu?

Ada lima pria dan satu wanita. Kenapa mereka ke gedung tua? Dan kenapa pula kedua tangan wanita itu diborgol? Belum lagi sikap kasar dari kelima pria itu membuat Wildan geram!

Tak ada yang menyadari keberadaan Wildan di gedung ini. Membuat Wildan cepat cepat turun kebawah untuk melihat apa yang sebenarnya.

"LEPASIN SAYA! KENAPA KALIAN MENCULIK SAYAA?!! SAYA SALAH APA?!"

"DIAM!!"

"SUDAH KU BILANG CUKUP KAU DIAM! ATAU KELUARGA MU AKAN MATI!!"

Wildan tersentak, ia mengenali suara wanita itu. Apa wanita itu diculik? Tapi siapa kelima pria itu? Untuk apa mereka menculik wanita itu?

Wildan kembali berjalan mengendap ngendap, langkahnya terhenti saat melihat Wanita berbaju gamis itu terikat dengan kedua tangan yang masih diborgol. Wildan menyipitkan matanya guna menebak siapa wanita itu.

"Ricis?" Batinnya terkejut.

Kenapa bisa? Untuk apa? Siapa mereka? Dan kenapa harus Ricis?! Apa yang harus Wildan lakukan? Bagaimana ini? Wildan panik, ponselnya masih diatas gedung dan butuh waktu dua puluh menit untuk kembali keatas, apalagi posisinya sedang berada dilantai dua sekarang. Tak ada waktu! Nyawa Ricis terancam!

"SAYA MOHON LEPASIN SAYA!!! MAU APA KALIAN HA?!"

"kami mau kau membunuh Wildan" Lirih pria berkacamata hitam namun nada bicara nya penuh dengan penekanan.

Ricis meneguk salivanya susah payah. "Wildan?" Ulangnya lagi, kenapa harus dia? Why?!

"Iya, Wildaniel Alamsyah kekasih hati mu yang belum bisa kau lupakan!" Tambah pria yang satunya sambil memegang pistol yang siap untuk ditembakkan jika Ricis macam macam.

"Tapi kenapa?" Tanya Ricis, ia tak akan sanggup membunuh Wildan. Apa kata publik nanti? RIA YUNITA BERUBAH MENJADI SEORANG PEMBUNUH?

"Karena hanya dia yang menghalangi pernikahan kita sayang" Seorang lelaki yang baru datang membuka masker dan kacamatanya.

Ricis berdecih. "Dasar licik!" Cercanya mentah mentah saat mengetahui bahwa lelaki itu adalah Eqy. Depan saja baik belakang ternyata seperti bangkai, BUSUK!

"Sedari awal aku tau jika kau terpaksa menerima pernikahan ini. Dan aku tau jika kau masih mencintai seorang pemuda bernama Wildaniel Alamsyah!" Ucap Eqy tepat di depan wajah Ricis. Pria itu mengecup pipi gembul milik Ricis lalu tertawa jahat.

Ricis merasa jijik dengan kecupan itu! Jika tangannya tidak diborgol Maka habis sudah pipi Eqy akan berdarah akibat tamparannya.

"Dan aku mau kau membunuhnya agar dia bisa lenyap dari dunia dan juga hati mu!" Lanjut Eqy sambil memainkan belatih dengan tatapan tajam nya kearah Ricis. Membuat si gadis takut dan tak henti henti nya ia berdoa dalam hati berharap ada yang menolongnya.

"LEPASIN RICISS!!!" Bukannya lega, tapi Ricis malah makin panik. Bukan Wildan yang seharusnya disini!

"Wildan! Cepet lo keluar dari sini, gue gak mau liat lo mati!!" Suruh Ricis Wildan malah menggeleng. Pemuda itu berjalan mendekat ke arah Eqy.

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang