19 ; Comeback Home

14.1K 1.3K 177
                                    

Ada banyak alasan mengapa kini Win memaksakan diri untuk datang kerumah mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak alasan mengapa kini Win memaksakan diri untuk datang kerumah mereka berdua.

Setelah satu Minggu lamanya dia tak mendapatkan kabar apapun dari Bright, kini perasaannya mulai khawatir dan tak enak hati perihal pria itu.

Mungkin benar, sekeras apapun Win menutupi dan berlaku seolah-olah dia baik-baik saja, kini tetap saja dia merasa cemas sendiri atas kehendaknya.

Minggu lalu dia meminta Bright untuk tak menemuinya lagi, selama tak bertemu dengan pria itu Win berfikir bahwa tindakannya itu salah.

Orang tuanya sudah sering memberi tahu bahwa tak ada salahnya memberi kesempatan untuk Bright memperbaiki segalanya. Memulai hubungan dari nol bersama lagi.

Dalam satu Minggu ini Win keras kepala, tak mendapatkan pencerahan atas apa yang akan ia tuju. Hingga akhirnya dia datang ke rumah sekarang untuk membereskan barang karena dia sudah mantap bulat untuk kembali tinggal disana.

Berharap Bright masih mau kembali.

Ternyata rumah ini tak banyak berubah. Tetap terlihat sepi dan menyeramkan dimatanya.

Win tersenyum kala ia mulai membuka kuncinya.

Hari ini dia harap adalah awalan yang baik. Dia akan membereskan rumah setelah itu menjemput Bright untuk mengajaknya kemari, membicarakan dan menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu sebelum ia meminta Bright untuk kembali tinggal bersama.

Namun...

Apa yang dia lihat seketika menghancurkan kembali suasana hatinya.

Rumah itu berantakan tak tersisa. Hancur seperti gudang.

Banyak pajangan kaca yang pecah berserakan dilantai. Bahkan foto yang digantung di dinding sudah hilang semua. Foto Bright dan dirinya.

Mata Win mulai berkaca-kaca karena tidak percaya mengapa bisa segancur ini?

"Phi Bright?"

Sampai dia menemukan sosok Bright yang sedang bersimpuh di lantai. Tubuhnya kotor, hancur, berantakan.

Pria itu lebih seperti orang gila dalam keadaan seperti itu.

Darah merah pekat sudah melumuri kemeja putih yang Bright kenakan di bagian lengan. Kuntum rokok yang tak tersisa pun mengotori lantai beserta kaleng-kaleng minuman.

Win tidak tahu apa yang terjadi, namun segera ia menghampiri pria tersebut.

"Phi Bright apa yang kau lakukan?!"

Win sudah tak dapat menahan tangisnya kembali.

Melihat bagaimana Bright bisa segancur ini. Menyakiti dirinya, bahkan hampir membunuh dirinya sendiri.

Tak hanya satu atau dua bungkus rokok disana, namun lebih. Bahkan yang tersisa utuh hanya beberapa batang lagi. Sedangkan botol dan kaleng-kaleng minuman sudah kosong semua. Bright mungkin sudah meminumnya sebanyak itu.

P o s s e s i v e || BrightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang