Happy Reading!💙
_____________________"Bagaimana dengan Kayla, Fauzan? Tidak baik mengundur iktikad baik kamu untuk menikahinya. Kalau sudah siap, silakan lamar dia, jangan ditunda-tunda," peringat abi.
"Abi, maaf. Kemarin Fauzan sudah bicarakan dengan Kayla, tapi dia belum siap dengan pernikahan ini," jawab Fauzan lesu.
Umi mengusap punggungku lembut dengan maksud untuk menenangkan ku. "Fauzan, kalau memang Kayla belum siap, kamu ingat perjanjian kamu dan abi dua tahun yang lalu, kan?"
"Iya, mi, Fauzan ingat."
"Apa?"
"Kata abi, kamu boleh memilih pendamping hidupmu sendiri. Tapi kalau diantara kamu dan pendampingmu belum siap, maka akan bunda jodohkan dengan anaknya teman bunda," ucapku mengingat perkataan abi dua tahun lalu.
Umi mendesah pelan. "Bulatkan niatmu dulu, Fauzan. Pikirkan tentang perjodohanmu, mintalah pertolongan Allah agar kamu tidak tersesat oleh pikiranmu sendiri." Abi mengangguk membenarkan perkataan istrinya.
Memintalah pada yang maha kuasa, Fauzan. Tak akan ada habisnya jika kita berharap pada manusia. Pemikiran manusia itu berubah seiring berjalannya waktu. Allah tahu mana yang terbaik untukmu.
Orang yang kita suka, belum tentu akan menjadi jodoh kita kedepannya. Kita boleh menyukainya, kita juga boleh berdoa untuk menjadi jodohnya, tapi kalau memang bukan dia jodoh kamu, kamu tidak akan ditakdirkan untuk bersamanya.
"Umi ...."
"Iya, Nak?"
"Fauzan boleh tau siapa calon yang akan dijodohkan dengan Fauzan?" tanyaku.
Abi bangun dari tempat duduknya, lalu meninggalkanku dengan umi dan Kakak laki-laki ku. "Gak usah sedih gitu, muka lo jelek, Zan."
"Ini adalah contoh bahwa pentingnya pengajaran adab sejak kecil. Liat deh mi anaknya. Kalo kata gue sih, lo yang jelek Bang." Fatih menoyor kepala adiknya.
"Umi, Fauzan kayaknya bukan adiknya Fatih deh. Dia agak lain soalnya." Kini giliran Fauzan yang menoyor kepala abangnya. "Idih gak ngaca."
"Hush! Saudara itu nggak boleh saling berantem. Fatih, coba tengok istrimu di kamar, nanti malam jangan pulang dulu. Menginaplah kali-kali di sini, umi mau masak banyak."
Fatih mengangguk. Ia berdiri, kemudian ia mengangkat tangannya memberi hormat. "Siap laksanakan, umi!"
Perbedaan umur Fauzan dan Fatih tak berbeda jauh. Mereka berdua hanya terpaut umur 4 tahun saja. Kebiasaan mereka berdua mungkin tidak terlihat sama, namun aslinya mereka memiliki sifat dan kepribadian yang mirip.
Fatih berpamitan dengan umi untuk memanggil istrinya ke ruang makan, sedangkan Fauzan masih tetap duduk termenung di sofa ruang tengah.
Wanita seperti Kayla memang benar adanya. Kayla adalah wanita cantik dengan segudang hafalan al-Qur'an di jiwanya. Fauzan tentu saja tidak berani jika mengajak Kayla berpacaran. Karena sejatinya, pacaran itu perbuatan yang menyesatkan.
Bahkan dikatakan dalam surah al isra ayat 32, Allah berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Cinta Aisyah - [Telah Terbit]
Espiritual[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] • • Ini adalah kisah seorang mahasiswi yang bercita-cita untuk menjadi wanita shalihah. Kegigihannya dalam mencari ilmu agama sudah terpampang jelas ketika ia masuk ke dalam jurusan manejemen dakwah. Hobinya yang memb...