15. Pak Dosen Galau

1.3K 93 11
                                    

Happy Reading!💙
____________________

Malam tak membuatnya tenang. Pikirannya masih tertuju pada satu nama, Kayla. Ia tak tertidur sama sekali, matanya terlihat seperti mata panda yang hitam. Masalah Kayla ingin fokus dengan pendidikannya di London dan tentang seorang wanita yang akan dijodohkan dengannya.

Semalam, ia sudah melakukan apa yang disarankan oleh sahabatnya. Fahmi menyarankan agar segera melaksanakan shalat istikharah, karena yang punya jawaban mengenai jodohnya adalah Allah.

Percayalah pada doa-doamu, perkuatlah shalatmu, tak ada gunanya untuk bersedih. Bersedih itu hal biasa dan Allah bisa saja menghilangkan rasa sedih itu. Dijelaskan pula kutipan dalam surah At-Taubah ayat 40 berbunyi:

... لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا ...

Yang artinya: "Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita."

Apa yang perlu dipusingkan dan dikhawatirkan seperti ini? Padahal kita semua tau bahwa pencipta kita sangat hebat dalam menentukan takdir dan pembuat skenario terbaik untuk hidup kita.

Perihal mencintai atau dicintai itu hal biasa. Bila kita mencintai, bisa saja rasa itu hilang dengan sendirinya. Dan bila kita dicintai, bisa jadi kita ikut mencintai. Tidak ada yang tak mungkin dalam kamusnya Allah. Kun fayakun, jadilah maka terjadilah.

Seseorang mengetuknya dari luar pintu. Fauzan awalnya tak menyadari seseorang di balik pintu itu, namun gedorannya semakin kuat. "Nak, ayo turun kita sarapan dulu. Jam 8 kamu berangkat ngajar kan, sayang?"

Fauzan menarik napasnya dalam-dalam, ia berusaha menguatkan hati dan juga dirinya. "Iya umi, nanti Fauzan ke bawah."

Setelah menjawab itu, Fauzan segera mencuci muka, lalu mengganti pakaiannya. Kalau saja umi tau anaknya itu tidak tidur semalaman, Fauzan pasti akan dimarahi oleh umi. Kata umi, kalau berbuat sesuatu yang merugikan diri sendiri itu perbuatan yang zholim, termasuk begadang.

Kurang tidur akibat begadang juga bisa berpengaruh pada kondisi emosi dan psikologis. Kebiasaan sering begadang pun diketahui dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.

Menurut Australian Sleep Health Foundation, 33-45 persen orang dewasa yang kurang tidur atau tidak cukup lama tidur, dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan. Dr Weinberg menekankan, tidur yang nyenyak dapat membuat perbedaan besar bagi suasana hati.

Setelah selesai mencuci muka dan mengganti pakaiannya, ia juga merapikan barang dan berkas yang harus ia bawa hari ini. Ia membuka pintu kamarnya, lalu bergegas turun ke bawah untuk sarapan.

Tak ada percakapan saat sarapan, yang ada hanya suara denting piring. Fatih dan istrinya sudah pulang dari rumah umi nya. Tak ada niat untuk bicara sekalipun. Setelah selesai makan, ia segera berpamitan pada umi dan abisnya untuk berangkat kerja. Ia menaiki mobil sembari menyalakan mesin mobilnya, lalu bergegas pergi menjauhi pekarangan rumah.

Suasana di luar masih cukup asri, namun masih ada di beberapa tempat yang macet. Untungnya, Fauzan berangkat pukul 07.20. Kalau saja ia berangkat kurang dari 10 menit, pasti ia akan telat.

Saat di tengah perjalanan, ia melihat seorang gadis mungil dengan perawakan yang mungkin saja ia kenali. Ia membuka kaca mobil sebelah kiri.

"Aisyah!"

Perempuan itu menoleh sekilas. Entah ada apa dengan Fauzan, justru ia turun dari mobil menyusul pergerakan Aisyah. "Kenapa jalan kaki?"

"Saya lagi mau jalan aja, sambil liat pemandangan. Hari ini awannya bagus, sekalian olahraga pagi juga sih, Pak," ucapku menjawab pertanyaan dari Pak Fauzan.

"Jangan panggil saya pak kalau diluar kampus, Syah. Saya jadi dosen di kampus kamu aja, selebihnya saja juga mahasiswa seperti kamu."

"Mahasiswa?"

"Saya kuliah s3." Aku manggut-manggut mendengar ucapan Pak Fauzan. Aku tak tau beliau umur berapa saat ini, yang pasti beliau sangat hebat bisa menyelesaikan kuliah s1 dan s2 nya dengan cepat.

Tiba-tiba, beliau mempersilakan aku masuk ke dalam mobilnya. "Saya antar sampai kampus. Saya sekalian mau merekap data anak kelas kamu."

Awalnya aku menolak ajakannya, namun mendengar kata 'merekap data anak kelas' aku menyetujuinya. Karena bagaimanapun, membantu dosen adalah tugas utamaku.

Saat aku memasuki mobil, aku terheran. Pak Fauzan menyetel lagu-lagu galau di mobilnya? Awal sekali aku masuk, aku tak merasakan apapun. Namun saat sudah lima menit berjalan, Pak Fauzan masih menyetel lagu galau.

"Pak-- eh Kak maksud saya. Kakak kenapa setel lagu galau terus? Habis di putusin pasangannya?" tanyaku polos.

Tatapan matanya sedikit kosong. "Nggak, cuma ada problem sedikit. Kalau bosen dengan lagu-lagu saya ganti aja."

Aku terkejut mendengarnya. Bila aku ganti pun, justru aku yang terlihat tidak sopan padanya. "E-eh nggak gitu, Pak. Bagus kok lagu-lagunya. Tapi saya agak heran aja, hehe."

Setelah bicara itu, mobil Pak Fauzan telah sampai di parkiran kampus. Aku segera melepas seat belt, lalu turun dari mobilnya. "Langsung ke ruangan saya saja, Aisyah. Saya ambil berkas dulu." Aku mengangguk.

Sekarang masih pukul 07.40, aku masih punya banyak waktu sebelum kelas dimulai. Kelasku dimulai pukul sembilan pagi, jadi aku bisa leluasa merekap data yang disuruh Pak Fauzan.

Ruangannya tak terkunci. Aku meletakkan tasku di atas meja dekat sofa. Sembari menunggu Pak Fauzan, aku mengambil buku bacaan di tasku. Kebetulan, hari ini ada kuis dari dosen.

Lima belas menit membaca buku bacaan itu, Pak Fauzan tiba-tiba masuk lalu duduk di kursinya. "Aisyah, ini berkas-berkasnya. Saya minta tolong ya, saya mau telepon seseorang sebentar."

"Baik, Pak."

Aku mengambil berkas-berkas itu, lalu aku pindahkan ke laptop. Sedangkan Pak Fauzan, beliau berjalan mondar-mandir dari pintu ke kursinya. Jujur aku agak heran. Kenapa hanya menelepon seseorang, beliau begitu cemas seperti itu. Apakah itu orang penting?

"Kay ... Angkat telepon aku. Aku nggak mau dijodohin, Kay, aku mohon," gumamnya.

Sejujurnya, aku mendengar gumam-an dari Pak Fauzan. Beliau berbicara soal dijodohkan, pasti yang diajak bicara adalah kekasihnya. Tunggu punya tunggu, telepon itu tak kunjung di angkat oleh seseorang di seberang sana.

"Aisyah, sekarang di London jam berapa?"

"H-hah? Oh bentar saya hitung dulu." Aku melihat jam sekarang, lalu menghitung perbedaan jam di sini dengan di London. Bedanya cukup jauh, aku yakin di sana masih malam. "Jam dua pagi, Pak. Bapak kenapa cemas gitu? Lagi telepon klien, ya?"

"Bukan. Saya telepon calon istri saya."

***

Marhaban Ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Dan selamat berbuka puasa buat temen-temen yang sudah memasuki adzan maghrib.

Jazakumullahi katsiron yang udah baca ceritaku. Dukung terus cerita Ketulusan cinta Aisyah.

See u in the next part!❤

Ketulusan Cinta Aisyah - [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang