Chapter. 7

33 10 1
                                    

Hy guysss aku up lagiii

Baca yukkk

Follow ig: Balqisaqll_

Happy reading guysss

★★★

"Zakifa"

Hah?

Aku langsung menegakan kepalaku, begitu wow sekali permisa sekalian. Ternyata dia orang yang bikin aku hampir stres gara gara mikir kejadian 5 hari lalu. Dia orang yang bikin aku uring uringan gara gara 5 hari yang lalu. Aistt, nggak jelas banget.

Ya siapa lagi kalo bukan kak Justin. Tunggu tunggu. Kak Justin ada di sini?. Dan kata pak Hendra aku jadi sekertaris pengganti.

Jadi?

"Sudah kuduga, pasti kamu orangnya. Duduk saja jelaskan apa saja perkejaan kamu" ucapnya menghilangkan ku dari pikiran pikiran abstrak ku ini.

"Hhemm, iya pak. Makasih" jawabku sopan terhadap pembimbingku ini. Pembimbing magang.

Kak Justin menjelaskan semuanya denganku Alhamdulillah aku paham dan  mengerti yang dijelaskan nya.

"Oke, sekarang waktunya bekerja. Selamat bekerja" ucapnya menyudahi pembicaraan diantara kami. Astaga, awkwkwk canggung banget diri ini.

"I-iy-iya pak, saya permisi dulu" ucapku mau berlalu.

"Mau kemana?" Tanyanya dingin

"Ya melakukan tugas saya, pak" jawabku malas, ih pertanyaan macam apa itu.

"Iya tapi mau kemana?, Kok keluar? Bukankah kamu satu ruangan dengan saya? Ya otomatis kamu melakukan tugasnya disini" Yap ucapnya berhasil membuatku menganga lebar dan membulatkan mataku seakan dunia mau runtuh.

Satu ruangan?
Satu ruangan?
Satu ruangan dengan kak Justin??
Huh, kenapa satu ruangan dengannya.
Aku tidak kuat, kamera mana? Mana kamera?

"Hhemm, kebiasaan pasti melamun diajak bicara" ucapan kak justin membuyarkan pikiranku kembali

"Bapak beneran nggak bercanda? Mana ada ruangan sekertaris pengganti satu ruangan dengan kepala bagian keuangan. Ini ruangan bapak, privasi bapak, masa saya disini?"

"Ya kerjaan kamu emang disini. Kamu mau dimana lagi?" Ucapnya bertanya tanya kembali kepadaku.

"S-saya di luar aja pak"

"Tidak ada bantahan, kamu disini. Kamu duduk disitu, sudah disediakan." Ucapnya dingin. Tanpa ku jawab aku langsung nurut apa katanya barusan. Setan apa yang memasuki diri kak Justin mohon keluarlah.

"I-iya pak" ucapku pasrah dan lesu. Ini sangat menyebalkan. Kenapa kak justin jadi pembimbingku? Kenapa jadi satu ruangan dengan kak Justin?

Ih ini aku beneran harus banget ada disini?

Aku langsung sibuk dengan tugasku sekarang ini. Jadi sekertaris? Hhemm, gampang lah aku sudah pernah jadi sekertaris di kantor ayah. Ku pikir jadi sekertaris ini tidak menyusahkan. Yang menyusahkan itu hanya satu. Aku satu ruangan dengan kak Justin.

Ku lihat kak Justin sibuk dengan layar monitor nya. Hhemm, perfect banget. Ku lihat wajahnya tirus, bibir tipis, rambut klimis, mata mbak elang seperti mengintimidasi mangsanya.

Uhh super super everdosis perfect.
Tapi sayang, sayang sayang malah, huh sifatnya yang jutek, cuek, dingin, menyebalkan, ugh sampai disini aku merasa sangat sangat sangat dingin padahal suhu AC nya normal. Sangat normal malah.

Zakifa & Justin (Dijodohkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang