chapter 11

16 3 0
                                    

Maaf ya kalo ada typonya. Mohon dimaklumi ya guys.

Happy reading guysss....

***
Zakifa POV

Sekarang kami dalam perjalanan menuju Bandung. Hhemm, sunyi didalam mobil kak Justin ini kecuali suara.

"Kak"

"Iya kif ada apa?" Jawab kak Justin .

"Se-sebenarnya kifa mau nanya Sama kakak" ujarku gugup

"Mau nanya apa?" Jawab kak Justin tersenyum ke arahku kemudian fokus lagi dengan menyetirnya.

"Ah nggak jadi deh kak. Nanti aja" ujarku, hy masa aku sih yang mempertanyakan gimana tentang perjodohan ini.  Hhemm, sebentar lagi mau tunangan aku nggak mau nanti ditengah jalan hubungan ini gak tau arah. Bagiku tunangan dan menikah cukup satu kali saja dalam seumur hidupku. Talk ini apa, aku saja kah yang menerima ini dengan tulus. Ya meski awalnya aku menolak perjodohan ini, tapi akhirnya aku menerimanya dengan senang hati karena disaat aku bersama kak Justin aku merasa lebih nyaman. Apakah ini cinta? Hhemm, aku belum bisa menentukan apa ini cinta atau apalah intinya aku bahagia bersama kak Justin.

JUSTIN POV

"Ah nggak jadi deh kak. Nanti aja" ujar Kifa, padahal tadi dia mau bertanya kepadaku tadi diurungkannya.

"Kifa ngomong aja smaa kakak ada apa, jangan di pendam sendirian. Ayo bicarakan apa yang ingin kamu bicarakan" ujarku membujuknya agar dia mau melanjutkan pertanyaan nya yang belum tersampaikan kepadaku.

"Kifa cuma mau ngomong sebentar lagi kita mau tunangan padahal kita belum merasakan apa apa kenapa kakak gak mau batalin perjodohan ini. Bukan mau batalin perjodohan ini, cuman Kifa tau aja gimana perasaan kakak ke kifa. Udah gitu aja" bicaranya membuatku terdiam serta menghentikan mobil yang ku kendarai ini. Aku mencerna omongan Kifa yang menekan kata kata diawal dia bicara dan yang terakhir.

Tentang perasaanku dengan Kifa?
Aku juga gak tau gimana perasaan ku dengannya. Tapi ada satu perasaan yang aneh bukan aneh sih tapi yang bikin aku bahagia yakni perasaan nyaman saat bersama, perasaan ingin menjaga liga udah itu aja. Apa kah dengan itu aku bisa menyimpulkan kalo aku mencintai Kifa. Tapi aku belum yakin sepenuhnya dengan perasaan ini. Ya Tuhan berikan aku pentunjukmu.

"Kak kok berhenti ayo jalan lagi nanti kita pulangnya kemalaman" ucap Kifa menyadarkan ku dan segera aku  jalankan lagi mobil menuju arah Bandung.

"Soal tadi, ah nggak usah dipikirin kak. Kifa cuma bercanda kok" ucap Kifa sambil tersenyum masam atau bisa dibilang senyuman terpaksa dari dirinya. Baru sekarang aku melihat Kifa tersenyum dengan terpaksa begitu, baru pertama aku melihat mata indah itu membenarkan kekecewaan.

Kifa bisakah jangan tunjukkan wajah mu begitu kepadaku.  Aku sangat sangat merasa bersalah akan hal ini. Aku bisa apa dengan kata katamu tadi, aku masih binggung dengan perasaan ini. Maafkan aku Kifa, maafkan aku. Batin Justin

"Aku tahu kamu kecewa karena aku tidak bisa menjawab pertanyaan kamu tadi. Bukan tidak bisa tapi belum bisa. Ada yg harus kamu tahu, aku menerima perjodohan ini awalnya karena terpaksa, tapi sekarang tidak ada paksaan lagi, aku sekarang menerimanya dengan tulus Kifa nggak ada faktor keterpaksaan. Soal perasaan, kakak belum bisa memastikan perasaan kakak tapi satu hal yg harus kamu tahu. Saat aku bersama mu aku merasa nyaman. Jadi kakak mohon jangan menanggap kakak menerima perjodohan ini dengan terpaksa ya" jelasku kepadanya sambil tersenyum hangat kepadanya. Sekarang aku sudah sampai di butik langganan mama dan bunda.

" Kifa lihat wajah Kaka" ucapku sambil menggapit wajahnya dengan kedua tangan ku.

"Kakak tidak akan bermain main dengan mu Kifa. Kakak kan sudah bilang kakak mau membuka hati untuk mu, tapi kakak belum tahu pasti lagi gimana perasaan kakak. Kamu harus tahu, kalo kamu cuma milik kakak, milik kakak seorang. Bisakah kamu memberi Kaka waktu
Untuk memastikan perasaan kakak ini?" Lanjutkan dengan memeluk Kifa erat.

Zakifa & Justin (Dijodohkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang