9

30 4 1
                                    

"Maksud lo nanya gitu apaan?" Tanya Alena pada pemuda yang berdiri di hadapannya.

Yang ditanya mengerutkan alis, tidak mengerti kemana arah pembicaraan gadis di depannya.

"Nanya apa?"

"Ck, itu loh.. pertanyaan lo tadi di chat, yang tanya kalo Nadya udah punya pacar apa belum"

Otak si pemuda langsung tanggap, "Ooh itu.. gak usah dipikirin len, itu cuma temen gue tadi iseng pas pinjem hp gue"

"Temen lo? Kok dia bisa tau Nadya?"

"Enggak, dia nggak tau sebenernya. Gue yang ngasih tau tadi, abisnya dia kepo sama cewek yang paling tinggi"

Alena hanya ber-oh-ria sebagai jawaban. Dia pikir Alvaro menyukai Nadya. Dasar!

"Btw kenapa? Lo ngira gue naksir Nadya ya?" Tanya Alvaro tiba-tiba

Tentu saja yang ditanya kaget. Matanya melotot dan jantungnya terasa akan berhenti mendadak tatkala pemuda jangkung ini menyuarakan apa yang sejak tadi dipikirkannya.

Alvaro ini cenayang ya?

"H-hah? Apaan sih lo!"

Alena bersumpah ingin menenggelamkan dirinya ke laut saat itu juga. Bisa-bisanya ia gugup dan bicara gagap seperti itu didepan Alvaro!

Rasa malunya semakin menjadi kala melihat respon pemuda itu yang menurutnya begitu menyebalkan. Ia tersenyum jail dengan alis naik turun.

Brengsek sekali memang Alvaro ini!

"Hahaha... Muka lo merah banget len"

"Berisik! Diem lo!" Sahutnya sembari berpaling dan mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah.

Alvaro yang melihat itu semakin tidak bisa menghentikan tawanya. Menurutnya tingkah gadis didepannya ini sangat imut. Bagaimana bisa ia malu hanya karena digoda seperti itu?

Kok rasanya gue pengen liat lo malu terus kaya gitu ya?

"Udah-udah, ayo kesana" tanpa permisi ia menarik tangan Alena menuju toko aksesoris yang dari desainnya sangat disukai kaum hawa, terbukti di dalamnya dipenuhi pengunjung bergender wanita dari segala jenis usia.

Tidak-tidak, Alvaro hanya berlebihan.

Alena yang masih berusaha menetralkan detak jantungnya tidak sadar kemana pemuda itu menarik tangannya. Maka ketika sampai didalam ia hanya bisa berdecak kagum.

Sepertinya ini toko baru, karena Alena belum pernah melihatnya.

Matanya berbinar saat melihat sekeliling. Jangan lupakan senyum lebar yang terus bertengger di bibirnya merah mudanya. Hal itu tentu saja tak luput dari penglihatan Varo.

Saking antusiasnya, Alena langsung berjalan kesana kemari melihat berbagai aksesoris lucu tanpa sadar kalau tangannya masih digenggam Varo. Hal itu mau tak mau membuat pemuda tinggi itu mengikuti kemana gadis ini melangkah.

Sepertinya keputusan yang tepat membawa Alena kesini.

"Iih.. bonekanya cantik banget" ujar Alena saat matanya menangkap sosok teddy bear besar berwarna putih.

"Varo fotoin dong. Gue mau foto sama teddy raksasa itu"

Dan barulah Alena melepaskan tangan Varo untuk mengambil ponselnya di dalam tas.

Alena menyerahkan ponsel tersebut pada pemuda jangkung di sampingnya. Setelahnya ia berlari menuju boneka-boneka raksasa itu dan mulai berpose.

Alena terlalu asik mengagumi tumpukan boneka lucu tersebut sampai ia tak sadar, bahwa sedari tadi, pemuda yang ia mintai tolong untuk memotretnya, kini tengah memandanginya dengan senyum dan diam-diam memotret gadis itu menggunakan ponselnya sendiri.

Not PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang