Part. 2

13 0 0
                                    


" Ting tung," pesan masuk di gawaiku. Aku sedang duduk di mobil angkutan menuju ke sekolah tempat kami PPL. Kuraih gawai dari tas dan segera membuka pesan.

"Hi, May I know your name?" isi pesan itu.

Segera kuketik jawaban:

" Why don' you tell your name, first?"

"My name is Mr. L,"

"Glad to know you. My name is Miss. S," jawabku.

Mobil bercat kuning telur itu terus berjalan. Tidak ada lagi pesan yang masuk. Aku memeperhatikan jalanan takut terlewat. Begitu gerbang sekolah terlihat segera aku turun.

Beberapa teman dari program studi yang berbeda sudah datang. Kami bertegur sapa. Kami berdelapan, lima perempuan dan tiga orang laki-laki. Segera kuajak teman-teman memasuki ruangan yang sudah disiapkan untuk kami anak-anak PPL.

"Sarah, nanti kita ke kantin ya. Ada yang mau kuceritakan," kata Sinta. Ia adalah sahabat karibku. Satu-satunya teman yang sama program studinya denganku. Program studi Bahasa Inggris. Sering kali ia ikut menginap di tempat kosku atau pun gantian aku yang menginap di tempat kosnya.

" Baiklah, Sinta," jawabku. "Kita masuk kelas dulu ya..."

"Iya," katanya. Wajahnya semringah. Entahlah apa yang ingin diceritakannya sepagi ini. Sepertinya sangat penting karena ia tidak ingin teman-teman yang lain tahu. Kami duduk berdua di satu meja. Ruangan itu cukup besar untuk kami berdelapan. Meja dibuat melingkar, sehingga setiap orang bisa melihat teman yang lain.

Path of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang