eighteen

40 17 3
                                    

Typo bertebaran

Setelah dari rumah Agam, rani langsung memasuki kamarnya dengan tangan yang memegang surat dari agam, ia masih enggan untuk membacanya sampai akhirnya ia memutuskan untuk membacanya.

Dear raniya...

Lo apa kabar? Baik aja kan. Alhamdulillah...

Kalau lo baca surat ini, itu tandanya gue udah gak ada di Indonesia lagi. Gue pergi sekeluarga dan ada hana tentunya. Lo tau ran?

"Ya gue gak tau lah, sableng ni orang" kekeh rani.

Setiap hari hana nanyain lo, dia selalu minta biar gue ajak lo main kerumah. Tapi gue gak bisa ajak lo, takut lo sibuk.

"Yaelah emangnya gue udah kerja tah sampe bisa sibuk segala" celetuk rani

Kita kan udah kenal dari kelas sepuluh nih, jadi bukan waktu yang singkat kan. To the point aja gue di surat ini mau jujur sama lo. Semenjak gue liat lo, gua tertarik sama lo dan ternyata gue sekelas sama lo. Gue seneng saat itu karena bisa sekelas sama lo, sering satu kelompok sama lo, sering bareng sama lo, tapi karena itu juga perasaan gue ke lo makin bertambah. Gue bingung ran harus ngomong apa sama lo, setiap gue mau jujur sama lo pasti gue gak bisa, sampai setiap gue ngeliat lo bareng rio, tertawa bareng rio, disitu gue hanya bisa pendem perasaan gue. Sampai akhirnya zena datang dan lo juga deket sama dia, tapi gue tenang karena ternyata zena abang lo. Intinya gue sayang lo ran. Jaga diri lo baik-baik, jangan banyak murung, dan tetap menjadi rani yang gue kenal. Semoga kita bisa bertemu di lain waktu. Jangan lupain gue ya ran, gue juga ga akan lupain lo. Semoga lo bisa bahagia ya bareng rio. Dan satu pesen gue jangan nyia-nyiain orang yang selalu ada buat lo, karena di sia-siain itu gak enak ran.

See you girl...

~agam satria pratama

Perlahan-lahan air mata rani jatuh karena membaca surat ini, ia sangat menyesal karena telah menyia-nyiakan agam yang selalu ada untuknya.

"Andai gue bisa balas perasaan lo pasti lo gak bakal sakit sedalam ini" sesal rani

"Ran" panggil zena di ambang pintu dan rani lupa tidak mengunci pintu kamarnya tadi

"Hm" dehem Rani

"Mau ikut gue gak" ajak zena

"Kemana?" Tanya rani

"Main sama temen gue, ada varo juga loh" goda zena

"Gak ah gue lagi males" jujur rani karena ia memang sedang malas keluar

"Tumben, lo gapapa kan?" Tanya zena dan tani hanya menggelengkan kepalanya, lalu zena pergi keluar kamar rani dan menutup pintu kamarnya

"Lo sekarang ada dimana gam, kapan lo balik, semoga pengobatan lo lancar ya" ujar rani pada dirinya sendiri, tak lama handphone rani berdering dan rani mengambil handphone nya dan ternyata telepon dari rian, rani mengangkat nya.

"Kenapa ian?" Tanya rani

"Lo udah baca suratnya?"

"Hm udah"

"Suara lo beda, lo abis nangis ya. Ran gue tau pasti lo sedih agam pergi tapi coba lo ikhlasin dia ya"

RaniyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang