CODE 23

266 62 22
                                    

update malam ini karena besok jadwal full sampe malam.

update malam ini karena besok jadwal full sampe malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Han Jisung. Pria berpipi bak tupai itu memarkirkan motor Ryujin di parkiran belakang sekolah. Lelaki itu menghembuskan nafasnya pelan, ini kali pertamanya ia ke sekolah setelah apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

Matanya mengarah kepada sungai yang mengalir di samping sekolah, dimana mayat bohongannya dilempar oleh Hyunjin saat itu. Ah sungguh, Jisung merindukan Hyunjin.

"Kangen gue?"

Mata Jisung otomatis melebar. Ia menatap sosok di hadapannya, rasanya ingin sekali memeluk sosok itu.

"Hyunjin? Lo bisa nampakin diri?"

Arwah tersebut terkekeh. Ia berjalan mendekat ke Jisung. "Iya, ini gue, Hyunjin. Sahabat satu-satunya yang lo punya di sekolah kramat ini."

Jisung memanyunkan bibirnya. "Gue pengen meluk lo, tapi gak akan bisa kan?"

Hyunjin tersenyum sedih. Ia memeluk lelaki itu—walau Jisung tidak dapat merasakan apapun. Jisung menangis, begitu pula dengan Hyunjin.

"Gue minta satu hal, boleh?"

"Apa?"

"Jangan biarin mafia itu menang. Gue gak mau kita kalah. Kita harus menang."

Jisung mengangguk, menyeka air matanya. "Chaeryoung... Chaeryoung di dalam kan?"

Hyunjin mengangguk. "Dia berani banget. Gue berharap dia bisa bertahan sampai nanti pagi."

"Gue juga berharap kayak gitu," ucap Jisung sambil menatap sniper yang ada di tangannya.

Mata Hyunjin membesar. Sniper? Jisung memangnya bisa memakai benda seperti itu? pikir Hyunjin. "Ini punya Ryujin?" tanya arwah lelaki itu.

Jisung mengangguk. "Iya, punya Ryujin. Disuruh buat bunuh salah satu dari mereka nanti."

"Emang lo bisa make sniper? Begayaan lo mau make sniper, megang pistol aja gak pernah kan lu?" ejek Hyunjin sambil tertawa kecil.

"Sama persis omongan lu sama Ryujin. Bejodoh yak?" Jisung mendelik.

"Pengennya sih gitu, lah tapi aing dah tewas," ucap Hyunjin dengan nada sedih.

"Yaudah, ikhlasin Neng Ryujin buat A' Beomgyu berarti," ejek Jisung, membalas ejekan Hyunjin yang tadi.

Hyunjin memukul Jisung—eh tapi tangan doi malah nembus. Jisung menertawakan lelaki itu. "Mampus, begayaan lo mau mukul gue. Udah lupa wujud lo itu arwah?"

Hyunjin mencibir. "Sialan."

"LU PADA KOK NGERUMPI DISINI!?"

Seorang arwah menampakkan diri di hadapan Jisung dan Hyunjin. "Cepetan naik, Sung. Chaeryoung udah mau menghadap mereka!"

𝐭𝐡𝐞 𝐦𝐚𝐟𝐢𝐚 , 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝐨𝐧𝐞 [𝐟𝐢𝐧]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang