CODE O8

444 92 18
                                    

telat banget yah? maaf...

Di pagi yang cerah itu, Jinyoung, Jaebeom, dan Mark berjalan menuju kelasnya dengan tangan yang dimasukkan ke kantung celana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Di pagi yang cerah itu, Jinyoung, Jaebeom, dan Mark berjalan menuju kelasnya dengan tangan yang dimasukkan ke kantung celana. Seperti biasa, suara Jackson langsung masuk ke dalam gendang telinga mereka satu detik setelah ketiga lelaki itu membuka pintu.

"Gimana? Ganteng gak?"

"Ganteng gak apaan sih?" Jaebeom menabrak pundak Jackson. "Makin lama makin rusak otak lo!"

"Di dengkul kali otaknya," ceplos Mark.

Jackson tertawa. "Maksud gue... Gue ganteng gak? Gue baru pake parfum baru nih."

"Hubungannya parfum sama visual apa ya, Bambang..." Mark menghela nafasnya. "Refresh otak lo, Jack."

"Jack and Jill?"

"Jack and Son," Jaebeom merotasikan matanya.

Jinyoung tampak tidak berekspresi sedaritadi, mengeluarkan sepatah kata pun tidak. Wajar saja, ia baru kehilangan adik satu-satunya. Adik yang selalu ia jaga, ia sayangi. Jinyoung mengepalkan tangannya tanpa sadar. Ia sangat membenci siapapun mafia itu.

Jinyoung berjanji, ia dan teamnya akan menangkap dan membunuh mafia itu tidak lama lagi. Mereka akan menang melawan para mafia gila itu.

Perempuan bermarga Lee itu bergerak di kursinya secara tidak nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan bermarga Lee itu bergerak di kursinya secara tidak nyaman. Lelah. Itu yang ia rasakan sekarang. Lelaki di sebelahnya sudah kehilangan banyak darah. Seo Changbin sudah di ujung kematiannya. Chaeryoung ingin menyelamatkan Changbin. Itu, hanya itu. Hanya itu kemauannya sekarang.

"Changbin... Tahan dulu ya? Gue bakal cari bantuan dengan cepat!" ucap Chaeryoung.

Changbin mengangguk lemah. Chaeryoung kembali mencoba melepaskan dirinya.

"Kak Jinyoung!"

Seorang lelaki dengan anak buahnya masuk ke dalam gedung tua itu. Wajah anak buahnya terlihat pucat pasi. Ia seperti.... kehilangan kehidupannya.

"Kenapa tuh?" ucap Chaeryoung.

"Dia ngerasa gagal katanya," ucap Jinyoung santai. "Pergi gih, beli makanan. Pake aja kartu gue."

𝐭𝐡𝐞 𝐦𝐚𝐟𝐢𝐚 , 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝐨𝐧𝐞 [𝐟𝐢𝐧]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang