***
Tubuh vano terasa seperti jely sangat lembek setelah melihat wajah dari jasad yang di temukan. Dunianya hancur seketika, ia masih tak percaya bahwa jasad yang terbujur kaku di hadapannya adalah jasad seorang abraham william.
Air matanya luruh melalui sudut matanya. Ia benar benar hancur, sosok ayah yang begitu ia sayangi telah berpulang kepada sang Pencipta. Bagaimana bundanya ketika mendengar semua ini. Ia tak bisa berpura pura tegar di hadapan bundanya ia tak bisa.
Hatinya sangat sakit melihat wajah tampan yang berwibawa hancur dengan luka dimana mana serta darah yang mengering di kemeja yang di kenakan. Ia benar benar rapuh saat ini. Ia sangat membutuhkan sosok kei yang ia cintai di sampingnya. Ia butuh keii.
" Ayahh kenapa ayah tega ninggalin vano yah, ayah belum lihat vano sukses, ayah belum lihat vano bahagia dengan wanita kesayangan vano yahh, hiks... Apa ayah tega meninggalkan bunda sendiri?, bunda pasti sedih yahh akumohon bangunlah, " Ucap vano dengan menangis tersedu sedu.
Para polisi melihat momen menyedihkan itu merasa terharu. Mereka mengingat keluarga kecil mereka yang sangat di sayangi. Mereka ikut merasakan apa yang dirasakan seorang elvani william. Mereka turut berdukacita atas kepergian bapak abraham.
" Mas sudah ikhlaskan dia, ayahmu pasti sedih jika kamu menangis seperti ini , " Ucap salah satu pak polisi berusaha menenangkan vano yang masih tak bergiming dengan posisi bersimpuh di tanah.
" Saya takut memberi tahu bunda saya pak, saya ngak mau bunda menangis cukup saya saja yang terluka bunda jangan, " Ucap vano bersikeras tak mau mengabari bundanya. Namun, jasad ayahnya harus segera di makamkan.
***
Vano mengantarkan jasad sang ayah sampai ke liang lahat. Ia tak kuasa menahan tangis saat tanah mulai menimbun tubuh ayahnya yang sudah tak bernyawa. Ia duduk bersimpuh menyaksikan sang ayah yang di makamkan dengan lancar.
Bundanya? Sudah pasti menangis hingga beberapa kali pingsan akibat masih syok dengan apa yang di lihatnya. Amira tak kuasa menahan air mata melihat gundukan tanah yang disertai baru nisan bertuliskan abraham jhonson. Ia masih membutuhkan sosok suami yang menyanyangi dan melindunginya.
Vano memeluk erat baru nisan yang tertera tulisan ayahnya. Para pelayat mulai meninggalkan tempat pemakaman yang menyisakan Vano dengan bundanya serta tante dan sepupu Vano. Mereka ikut sedih melihat kedua orang yang begitu terpukul atas kepergian abraham.
" Mba udah ya mba ayo pulang mau hujan loh, " Pinta raina kerabat dekat amira.
Amira masih betah memandangi makam suaminya dengan tatapan kosong serta air mata yang tak berhenti turun di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEISYA AGATHA √ [ On Going ]
Fiksi RemajaKEISYA AGATHA hanya ingin kehidupan di sekolah yang tenang seperti yang ia inginkan, tapi semua itu tidak akan terwujud dengan kedatangan seorang pria bernama elvano William jhonson. *** Semua berjalan sempurna bagi kei ketika ia pertama kali masuk...