KEISYA | 26

277 18 9
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Tak terasa sudah delapan tahun kei menempuh pendidikan di negara tetangga. Ia menyelesaikan kuliahnya di UGM ( universitas gajah Mada) dan lulus dengan nilai yang memuaskan.kei sudah lulus sejak satu tahun yang lalu. Ia lulus di Fakultas Kedokteran.  Kini kei bekerja di salah satu rumah sakit di jogja.

Kei sudah di kenal banyak orang karena prestasi menjadi seorang dokter yang baik, cekatan, dan juga cantik. Tak heran jika para lelaki berlomba lomba untuk mendapatkan kei.

Kei sudah berusaha melupakan kenangan bersama Vano. Namun, ia tak dapat membohongi perasaannya yang masih sedikit mencintai Vano. Walaupun sudah banyak laki laki yang ingin berpacaran bahkan melamarnya, kei tetap menolak dengan alasan masih ingin menikmati kesendirian nya.

" Kei gimana?, " Tanya seorang laki laki tampan yang bernama Devon Atmajaya.

Kei menolehkan kepala untuk melihat siapa yang memanggilnya, " Apa?, " Tanya kei kurang paham dengan pertanyaan devon yang begitu ambigu.

" Jadi pulang besok?, " Tanya devon sekali lagi.

" Iya, " Jawab kei singkat lalu pergi meninggalkan devon yang memperhatikannya dari kejauhan.

Kei tahu jika devon suka dengan dirinya dari dulu. Beberapa kali devon mengungkapkan perasaannya kepada kei. Namun, jawaban yang sama selalu di terimanya.

Kei sangat rindu dengan kedua orang tuanya serta bang ezra. Bahkan saat pernikahan bang ezra kei tidak datang dengan alasan sibuk di dunia perkuliahan. Ia juga belum tahu siapa istri bang ezra.

***

Kei duduk di taman rumahnya seraya menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong. Ia tak dapat mengelak jika rasa rindu kepada Vano amat besar. Sebesar itukah rasa cinta kei kepada Vano hingga waktu delapan tahun tak cukup untuk melupakannya.

Kei meneteskan air mata. Ia takut jika akan bertemu Vano kembali. Ia belum siap melihat Vano dengan jeni yang mungkin sudah menikah.

"Non makan malam sudah siap, " Suara bi suni membuat lamunan kei buyar.

Kei segera mengusap air matanya kasar sebelum bi suni melihatnya, " Iya bi, bibi duluan saja, " Balas kei.

" Non besok jam berapa berangkatnya?, " Tanya mang diman.

" Jam lima pagi mang, " Jawab kei datar.

Mang diman hanya ber oh ria lalu meninggalkan kei yang masih duduk di tempatnya.

Drdt... Drdt...

KEISYA AGATHA √ [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang