KEISYA | 29

310 17 19
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Vano mengamati wajah sembab serta pucat milik kei. Ia mengusap pelan rambut kei, ia mengamati wajah cantik yang di rindukan selama delapan tahun itu. Tak ada yang berubah dari kei hanya saja tubuhnya sedikit berisi di bagian tertentu.

Beberapa kali Vano mengecup punggung tangan kei dengan sayang. Ia sungguh merindukan wanita di hadapan nya ini. Vano sangat bersyukur dengan keluarga kei yang tidak membencinya, bahkan setelah apa yang ia lakukan kepada kei mereka tak membenci Vano.

" Sayang, bangun kamu ngak mau lihat aku di sini?, " Gumam Vano mengusap wajah pucat kei dengan lembut.

Tatapan Vano berhenti di bibir pucat milik kei. Ia sungguh merindukan bibir manis itu, ia mendekatkan wajahnya dengan kei lalu mengecup bibir yang sudah lama di rindukan.

Kei merasa pusing pada kepalanya, ia merasakan bahwa ada benda kenyal yang menempel pada bibirnya. Ingin rasanya berteriak namun takut benda yang di kira cicak itu masuk ke dalam mulutnya. Kei hanya diam menunggu benda itu hilang, benar saja tak lama setelah itu benda yang menempel pada bibirnya hilang.

Kei perlahan membuka mata untuk menyesuaikan matanya dari cahaya yang terang berasal dari lampu kamarnya. Hal pertama yang kei lihat adalah wajah seseorang yang selama delapan tahun ia rindukan. Rasa bersalah kembali muncul saat melihat wajah Vano. Ia dengan segera memeluk erat tubuh Vano yang duduk di sisi ranjangnya.

Vano yang mendapat pelukan mendadak sangat terkejut hampir saja ia terhuyung kebelakang jika tidak menyeimbangkan tubuhnya.

" Maafin gw van hiks... Gw udah egois... Hiks.. Maaf waktu lo butuh gw hiks.. Gw ngak ada di samping lo.. Maaf... Maaf... Maaf, " Ucap kei dengan isak tangis yang mengiringinya. Kata maaf tak henti hentinya kei ucapkan dari bibirnya.

Vano mengecup pucuk kepala kei lembut, " Aku gapapa kamu ngak usah minta maaf, ini semua sudah takdir kei,, stt udah jangan nangis lagi ntar tambah jelek, " Balas Vano menenangkan.

" Gw salah van maafin gw... Hiks.., " Ucap kei.

" Stt udah jangan minta maaf mulu lebaran kan udah lama, " Balas Vano membuat kei mengulum bibirnya.

" Ish..., " Kesal kei memukul dada bidang Vano dengan sisa tenaganya.

" Aduh.., " Ringis Vano berpura pura kesakitan. Padahal tidak ada rasanya sama sekali.

Kei sudah berhenti dari acara nangis nangisnya. Kini kei memakan buburnya dengan suapan tangan dari Vano. Rasa bahagiannya sudah tak terbendung lagi, ia sangat bahagia begitupun juga dengan Vano yang tak henti hentinya melemparkan senyum manis kepada kei.

KEISYA AGATHA √ [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang