Setelah diberi waktu untuk membangun tenda, saat ini semua murid berkumpul di lapangan yang sudah tersedia. Didepan barisan terdapat pembina yang memimpin jalannya acara, dia mengumumkan kalau siang itu terdapat acara mencari jejak. Cara kerja acara ini ialah, setiap kelompok harus mencari petunjuk untuk menemukan jalan yang tepat, dan jarak antara kelompok terpisah 15 menit. Terdapat dua rute pencarian, dan terletak di tempat yang berbeda.
Saat ini anggota dewan siswa Decadent Highschool telah terbagi menjadi 2 kelompok untuk 2 rute yang berbeda. Kelompok pertama terdiri atas Ranpo, Chuuya, Nanamika, Liliene, Junichiro, Higuchi, dan Gin. Sedangkan di kelompok 2 ada Yosano, Kunikida, Dazai, Hana, Ryunosuke, Atsushi, dan Zakuro.
"Hah, beruntung sekali aku tidak sekelompok dengan maniak perban itu." Chuuya menghela nafas lega saat pembagian kelompok selesai diumumkan.
"Dazai, disini banyak pohon, tapi kamu jangan bunuh diri duluan ya," peringat Liliene.
"Iya, kamu tenang saja, Lily-chan."
Akhirnya 2 kelompok itu pun berpisah untuk menuju ke rute jalan masing-masing, tanpa mereka sadari kalau ada seseorang yang memperhatikan mereka sedari tadi.
"Akhirnya aku menemukanmu." Seseorang dari kejauhan itu menyeringai saat memperhatikan kelompok Nanamika yang mulai menjauh.
≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪
"Ada dua jalan. Dan disebelah sini ada 3 rumput yang diikat, apa artinya?" bingung Junichiro.
"Itu,"
"Tunggu Nana-chan! Biarkan aku yang menjawabnya, ugh beri aku waktu untuk mengingatnya ... ah, bukankah itu tanda ada bahaya?" tebak Liliene.
Nanamika menjawab dengan anggukan.
"Oke, kalau begitu kita pilih jalan yang satunya."
Mereka terus melanjutkan perjalanan, sesekali mereka menemukan surat petunjuk yang tersembunyi.
"Hei, bukankah tempat ini terlalu berkabut?" tanya Ranpo.
"Aku rasa iya," balas Chuuya sambil mengawasi sekitar mereka.
Semakin lama kabut itu semakin menebal, mereka bertujuh pun menghentikan perjalanan mereka untuk sementara. Saling mendekatkan diri agar tidak terpisah, bahkan Chuuya sudah menggenggam tangan Nanamika. Namun kabut itu terus bertambah hingga menutup jarak pandang penglihatan.
Sekitar 1 sampai 2 menit berlalu hingga akhirnya kabut menipis kembali, dan keanehan pun mulai disadari oleh mereka.
"Kenapa aku jadi menggenggam tanganmu?" bingung Chuuya saat ia menyadari kalau tangan Hana lah yang ia pegang saat ini.
"Mana aku tahu," balas Hana sambil melepaskan genggaman tangan mereka.
"Apa kabut tadi itu milik seseorang yang memiliki kekuatan supranatural?" bingung Chuuya saat mendapati Liliene, Hana, dan Junichiro yang berada disekitarnya.
Di lain tempat, Nanamika menatap tangannya yang kosong menggenggam angin, saat memperhatikan sekitarnya ia justru bersama dengan Dazai, Atsushi, dan Gin. Sedangkan Zakuro dan Higuchi berada di area yang hampir mendekati garis finish acara itu. Dan sisanya, yaitu Yosano, Kunikida, Ranpo dan Ryunosuke berada tidak jauh dari posisi Zakuro dan Higuchi, namun mereka saling tidak menyadarinya karena terhalang oleh pepohonan.
"Kenapa kita bisa ada disini?" tanya Yosano saat melihat situasi sekitar.
"Kita sudah di dekat tempat pertemuan akhir, bukannya tadi kita baru mulai?" Kunikida tidak kalah bingung melihat situasi yang terjadi.
"Aku ingin mencari yang lain." Ryuunosuke memilih untuk pergi kearah yang berlawanan dengan letak pos akhir.
"Bukankah lebih baik kalau kita pergi ke pos akhir dahulu lalu memberitahukan pada orang dewasa kalau kelompok kita terpisah?" usul Kunikida.
Ryuunosuke tidak mengindahkan usul Kunikida dan memilih melanjutkan jalannya.
"Sepertinya dia tidak akan mendengarkanmu. Biar aku yang pergi dengannya, kamu dan Ranpo pergi ke pos akhir saja." Yosano memberi saran lainnya.
"Hati-hati," ucap Ranpo.
"Tentu saja. Kamu pikir sedang berbicara dengan siapa?" jawab Yosano dengan senyuman penuh kepercayaan diri.
≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪
"Hutan ini ... Nana, lihatlah pohon-pohon ini, bukankah tempat ini cocok untuk bunuh diri? Ah, andaikan saja Lily ada disini." Dazai mengeluarkan sebuah tali dari sakunya.
Saat Dazai mendekati salahsatu pohon dan menyentuh pohon itu, tiba-tiba ada belati yang menancap ke pohon itu tepat disamping tangan Dazai yang sedang menyentuh pohon.
"Kalau kamu ingin mati, dengan senang hati akan aku bantu," ucap Nanamika tanpa ekspresi.
"Kamu dingin sekali, Nana-chan. Tapi kamu tahu sendiri kan, kalau aku tidak akan senang dengan hal itu. Aku inginnya bunuh diri bersama wanita cantik, Nana," sahut Dazai sambil mencabut belati itu dari pohon.
"Eh?" Dazai menyadari sesuatu saat mengambil belati itu.
"Ini bukan belati perlengkapan kemahmu. Lagipula belati kita tidak setajam itu hingga bisa menancap ke pohon dengan kecepatan lemparanmu. Aku tidak menyangka kamu tipe yang suka membawa senjata tajam seperti ini, Nana," ujar Dazai sambil memperhatikan belati tersebut.
"Barusan aku mengambilnya dari, Gin."
"Eh?" Gin kaget dan segera memeriksa sakunya, yang teryata belatinya memang sudah tidak ada ditempat seharusnya.
"Wah wah, Nana-chan kamu mencurinya. Kekuatanmu itu licik sekali, Nana."
Nanamika membalasnya dengan tatapan datar kearah Dazai.
"Anoo." Sebuah suara menarik atensi Dazai dan Nanamika.
"Bukankah sebaiknya sekarang kita mencari yang lain," usul Atsushi.
"Apa rencanamu, Dazai?" Nanamika langsung bertanya ke Dazai.
"Heeh? Sejak kapan seorang Nana menanyakan rencana orang lain dan bukan melakukan rencananya sendiri," balas Dazai.
Sedangkan Nanamika tidak berniat menjawab, malah memperhatikan hutan sekitar mereka yang mulai menampilkan kabut tipis lagi.
Berbeda dengan keadaan ditempat Yosano dan Nanamika yang terlihat tenang dan langsung memikirkan apa yang harus mereka lakukan, di tempat lain Zakuro dan Higuchi justru saling ribut karena hubungan mereka yang memang tidak akur sejak awal.
"Kenapa aku jadi bersamamu disini?" Higuchi menatap tidak suka kearah Zakuro.
"Kamu pikir aku mau berduaan denganmu disini?" Zakuro membalas denga nada dinginnya.
"Aku akan mencari Ryuun. Jangan berani-beraninya mengikutiku!" peringat Zakuro.
"Hei, mencari bersama-sama itu memperkecil resiko bahaya, loh."
"Oh, kamu takut? Jadi sekarang kamu mengandalkanku?" Zakuro memandang remeh Higuchi.
"Cih."
Mereka saling bertatapan selama beberapa detik namun tidak lama langsung memalingkan wajah masing-masing kearah lain.
"Kalau begitu kita berpisah. Jangan mencoba mengikutiku!" putus Higuchi.
"Itu kalimatku!"
≫ ──── ≪•◦ ❈ ◦•≫ ──── ≪
Lagi-lagi kabut menebal hingga menutup jarak pandang mata, dan Dazai pun berhasil dibuat bingung olehnya. Karena saat kabut itu hilang, Dazai mendapati semua temannya itu pingsan didekatnya. Mungkin benar kalau kabut ini milik seseorang berkekuatan supranatural, karena sedari tadi hanya Dazai yang tidak terkena efek kabut itu.
"Hei, kalian jangan mati mendahuluiku dong," ujar Dazai sambil memperhatikan seseorang yang berada didekatnya, yaitu Kunikida.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kōkai saki ni Tatazu
Fanfiction[Anime Fanfiction] [Bungou Stray Dogs] . . "Zetsubou. Keputusasaan. Nana, ku harap kamu tidak menyesali keputusan ini 'loh." Gadis bersurai pink duduk tidak jauh dari bayangan wanita itu hanya menatap datar sebelum akhirnya berbicara, "aku tidak...