3. Kelulusan dan perpisahan

118 45 18
                                    


Hari UN pun telah terlewati. Tetapi hari ini di SMP Trisakti hari yang sangat-sangat menegangkan bagi kelas 9. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari pengumuman hasil dari Ujian Nasional mereka.

Tepat di depan kelas, Soya dan Rena terlihat sangat gusar. Entah karena takut di marahi mama jika nilai jelek, atau takut karena nilainya tidak bisa meyakinkan mereka akan masuk SMA favorit.

Dibukanya pintu kelas, terlihat para mama yang sedang menatap anaknya. Bukan tatapan mengerikan, tetapi sedikit dengan tatapan bangga. Sedikitttt.

Soya dan Rena saling pandang. Menyiratkan 'ada apa?'.

Tak ingin rasa penasaran nya meluap, Soya pun langsung bertanya.
"Ma gimana?" Tanya Soya takut-takut.

"Mama sedikit bangga sama kamu, walaupun cuma sedikit tapi mama masih ga nyangka aja gitu," Jawab mama dengan sedikit meledek.

"Ck," Soya berdecak. Beralihnya pandangan kepada Rena yang masih kaget dengan nilai Ujiannya. Matanya berbinar.

"Gilaa, ga nyangka gue ternyata selama ini gue pinter," Kagumnya kepada diri sendiri.

Soya pun yang melihat segera mengambil amplop yang berisikan nilai Ujiannya.

Dua kata yang mewakili untuk diri Soya sendiri 'GA NYANGKA!'

"Mimpi apa gue semalem," Soya menggeleng-gelengkan kepalanya takjub.

"Jangan dulu merasa puas, menurut mama itu sih kurang bagus nilainya. Tapi mama cukup bangga sama kalian berdua, udah yuk kita pulang," Ucap mama Rena.

"Aishh mama, segini dibilang kurang bagus. Yang menurut mama bagus itu sebagus apa sih," Rena cemberut sambil menghentakkan kaki.

"Nah iya Tante menurut Tante yang bagus itu sebagus apa sih!" Soya ikut-ikutan menghentakkan kakinya dan meniru cara berbicara nya Rena.

****

Hari kelulusan pun tiba, dimana hari ini adalah yang paling di tunggu-tunggu. Tapi hari ini juga hari dimana mereka akan berpisah.

Anak-anak SMP Trisakti, dengan wanita yang memakai pakaian dress yang membuat hari ini terlihat sangat cantik dan juga pria yang memakai balutan jas sangat gagah.

Acara sudah di mulai dari setengah jam yang lalu, tapi Soya masih berada di dalam mobilnya. Dengan memakai dress selutut berwarna peach dan higheels berwarna putih, begitupun mama memakai dress semata kaki dengan warna navy dan higheels yang senada dengan dress nya.

"Maa, aku telatt," Soya berucap dengan melirik mama yang terlihat santai-santai saja.

"Salah siapa kalo di bangunin susah," Mama menjawab dengan tidak terlalu peduli.

Soya memutar mata ketika mama melihat Soya yang kesal sendiri.

Sesampainya di sekolah Soya menjadi pusat perhatian, bukan hanya Soya saja tetapi mama juga terlihat banyak sekali yang memuji. Kebanyakan pria yang memuji.

"Gilaaa parah sii," Takjub salah seorang pria yang berada didekatnya.

"Ingin rasanya adek membawa bidadari itu pulang,"

"Tersepona saya euyy, cantik pisann,"

"Gapapa ga dapetin anaknya, mamak nya juga boleh," Celetuk pria yang suaranya terdengar dari belakang Soya.

Tunggu tunggu..

'kayanya gue kenal ini suara,' suara hati Soya. (bukan suara hati istri wkwk).

Halu (Jangan Dibaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang