0. Prolog.

151K 8K 330
                                    

"Let my mind just sneak back to a better time, when I was his age and if he's ever mine." - Old School Love, Lupe Fiasco feat. Ed Sheeran.

* * *

Untuk Raffael Leonardi,

(Yang kehadirannya hilang timbul seperti bintang di langit malam.)

Halo, Raffa.

Tahunan gak ketemu, kamu apa kabar? Aku dengar kamu sekarang sedang sibuk kuliah musik. Aku juga dengar kalau band kamu baru saja merilis album kelima. Baguslah kalau begitu. Semakin lama kamu semakin dekat dengan impian-impianmu. Semua yang dulunya bagi kamu hanya sekedar fantasi anak laki-laki delapan belas tahun, kini perlahan-lahan mulai terwujud kan?

Aku juga sama disini, berusaha mewujudkan mimpi-mimpiku. Aku baru saja menyelesaikan studiku di London. Rasanya begitu puas saat namaku di panggil pada acara graduation minggu lalu. Terlebih lagi aku berhasil menuntaskan studiku dengan baik dan membuat orang tuaku bangga padaku. Perlahan-lahan semua yang dulu ku anggap mustahil mulai mewujud ke permukaan.

Omong-omong, Ayah memberiku jatah liburan keliling Eropa sebagai hadiah kelulusanku. Keliling Eropa, Raffa. Kita selalu memimpikan hal itu dulu. Kamu selalu berkata kalau suatu saat nanti kamu akan menjadi penyanyi terkenal dan bersama band milikmu, kamu akan mengadakan konser keliling dunia. Kamu juga selalu berkata kalau kamu akan turut mengajakku. Bersama, kita akan mewujudkan semua impian kita. Satu demi satu. Perlahan.

Tapi sepertinya kenyataan berkata lain kan, Raf?

Buktinya aku sekarang berada di depan bangunan paling megah pada masa kejayaan kerajaan Romawi, Colesseum Roma, sambil mengunyah potongan Maritozzi yang kedua, sementara kamu, aku bahkan tidak tau kamu dimana. Apa kamu di Indonesia, bersama keluargamu? Atau touring bersama teman-teman satu bandmu?

Kenyataan berjalan jauh dari apa yang kita prediksi, benar kan, Raf?

Dulu kita masih terlalu polos untuk mengerti dunia. Kita berdua mengira selama kita saling mengenggam, tak ada yang tidak bisa kita hadapi. Kita berdua mengira apa yang kita punya cukup kuat, cukup kokoh untuk melawan arus di depan kita.

Tapi kita berdua salah, kan, Raf?

Kehancuran itu justru pada akhirnya berasal dari diri kita sendiri.

Kalau sedang sendirian di malam hari, terkadang aku sering berfikir. Mempertanyakan pada bintang yang sinarnya mulai meredup di langit, kenapa semuanya harus hancur disaat kita semakin dekat dengan mimpi kita? Kenapa semuanya hancur disaat aku mengira kita akan selalu memiliki satu sama lain selamanya?

Seakan kerlip bintang memberiku jawaban, aku pun sadar kalau waktu itu kita sedang di uji. Dunia ingin melihat seberapa jauh sepasang anak adam dapat menumbuhkan akar yang kokoh untuk kehidupan mereka. Dunia ingin tau, apakah akar itu akan terlepas begitu saja karena badai atau hujan. Mungkin butuh waktu bertahun, namun akhirnya dunia tetap mendapatkan jawaban yang diinginkannya.

Kita kalah, Raf.

Akar milik kita tidak cukup dalam tertancap di tanah. Angin, badai, hujan lebat, menarik lepas semuanya. Pada akhirnya, semua yang telah kita jaga bertahun-tahun hilang sia-sia. Menyisakan lubang yang cukup dalam. Cukup untuk membuatku berduka berbulan-bulan sementara kamu menghilang entah kemana.

Cerita yang kita punya, Raffa, mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk menjabarkannya. Namun hari ini, di depan bangunan Colesseum yang megah, aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk sesaat melemparkan diriku ke masa lalu.

Aku mau mengenang, Raf, menghanyutkan diriku dalam setiap derai tawa dan tetes air mata yang pernah kita cipta.

Aku ingin mengenang, Raf, memutar kembali semua memori yang pernah kita bagi bersama.

Aku ingin mengenang, Raf, apa-apa yang dulu kita punya, dan apa yang sekarang ini hanya bisa terkubur dalam kardus usang, tempat kita menyimpan mimpi-mimpi kita.

Dari bintang yang jaraknya dua langkah dari sang mentari,

Kejora.

* * *

yak aku tau masih banyak fanfic yg gantung bla bla tapi bener" ga tahan pengen ga nge post ini.. ini pertama kali aku ngepost teenfic jadi sangat diharapkan kritik dan sarannya ya:3 jangan lupa tinggalin jejak!

elsa.

Unsent LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang