Di dalam mobil kami saling diam. Pria itu fokus menyetir,dan aku hanya melihat jalanan dari sebuah jendela yang tepat berada di sampingku. Dan sesekali mengecek handphone,siapa tau ada pesan dari bi Nani tentang mama,tapi syukur pagi ini belum ada.
"Mau kemana?"tanya pria itu membuka percakapan. Mungkin, untuk menghilangkan canggung diantara kami.
"Kerja"ucapku tanpa memalingkan pandanganku dari jalan. Akupun tidak lupa memberi tahu alamat tempat kerjaku.
***
Sesampainya kami di tempat kerjaku. Aku segera berjalan keluar mobilnya dan tak lupa mengucapkan terimakasih. Hari ini restaurant masih sepi karena mungkin masih terlalu pagi. Aku baru ingat,bahkan kami belum sempat berkenalan padahal sudah dua kali bertemu. Mengapa aku bisa lupa,ya memang agak membuat gugup sih bertemu dengannya. Mungkin lain kali jika bertemu lagi aku akan menanyakan siapa dia sebenarnya. Mengapa kesannya jadi aku ingin sekali bertemu dengannya lagi? Menyebalkan.
"Kamu diantar siapa tadi? Pake mobil segala keren abis deh"Namanya Siska, dia salah satu rekan kerja ku di restaurant ini.
Ia mahasiswa juga, sama denganku. Tapi ia berkerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Tidak lain tidak bukan dia adalah anak rantau,keluarganya tinggal di Surabaya dan ia ke Jakarta hanya untuk mengambil S1. Gak bisa bayangin kalau jadi dia aku pasti sangat amat merindukan keluargaku.
Seperti apa ya dia mengatur rindunya?
"Orang asing,ketemu di halte terus dia ngajakin aku bareng"ucapku sambil membuka lokerku dan menaruh tasku disana.
"Orang asing? Kok kamu mau-mauan sih dianter orang asing,akumah jadi kamu gak mau. Takut di culik"Siska memang selalu seperti ini,dia memang bawel. Tak kalah dengan bawelnya mamaku.
***
Hari ini cukup melelahkan. Setelah berkerja aku berniat untuk mampir ke cafe Jack dahulu. Aku menyebutnya cafe Jack bukan berarti Jack yang mempunyai cafenya,tapi maksudku adalah cafe yang tepatnya Jack berkerja disana.
Jack adalah pria yang sudah mempunyai istri,tapi setelah empat tahun pernikahannya. Ia tak kunjung dikaruniai buah hati, itu masalah besar untuknya. Tapi aku selalu mendoakan agar Jack cepat memiliki buah hati. Pasti aku akan sering mengunjungi nya.
Setelah sampai di cafe aku tidak melihat keberadaan Jack disana. Hanya ada tiga temannya hari ini, tidak ada Jack. Aku menanyakan keberadaan Jack kepada rekan kerjanya. Apakah ia sedang libur atau bagaimana.
"Jack libur ya?"aku bertanya dengan salah satu rekan kerjanya yang sedang berada di depan kasir.
"Iya mba,hari ini ia mengambil libur. Katanya sih mau ngecek kandungan istrinya"ucap rekan kerja Jack yang berlebelkan nama Anton di sebuah kemeja putihnya.
Ia sangat memberikan kabar baik untukku. Senang rasanya Jack sudah dikaruniai buah hati. Pasti ia bahagia sekali,aku yakin Jack akan menjadi ayah yang baik untuk anaknya kelak.
Setelah memesan kopi aku segera pulang menuju rumah karena bi Nani kirim pesan,katanya mama ingin segera dibawakan bunga maw. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak lihat ada toko bunga,sekalinya ada pasti sudah tutup. Aku tidak tau karena aku pulang sudah lumayan sore,atau memang hari ini toko bunga itu tidak buka. Jadi aku mau gak mau aku memutuskan untuk membelinya di toko bunga dekat rumahku,semoga saja masih buka.
Setelah turun dari bus aku biasanya berjalan menuju toko bunga. Karena tidak terlalu jauh,masih bisa ku tempuh dengan berjalan kaki. Aku sangat suka berjalan kaki,saat sedang berjalan kaki aku lebih menemukan diriku. Aku sangat suka mendengarkan musik dan memaknai apa arti dari liriknya,sebagai temanku berjalan kaki. Dan saat aku sedang harus memilih,dengan berjalan kaki aku lebih mempunyai waktu untuk menentukan pilihanku dengan baik.Hitung-hitung olahraga juga.
***
Sesampainya di toko bunga aku segera memilih bunga yang akan ku beli,dan menunggu antrian. Kalau dilihat,tempat ini terlalu mempunyai banyak kenanganku saat bersama Noah. Mengapa harus di toko bunga,dan mengapa harus yang di dekat rumahku. Memang bukan masalah besar,tapi mungkin kalau bukan di tempat ini aku akan dengan baik melupakannya.
"Mia?"seseorang dibelakangku menyapaku. Saat aku memalingkan wajah ke arah samping,untuk melihat sebuah karangan bunga yang bertuliskan Selamat Menempuh Hidup Baru Adikku. Sebuah karangan bunga yang menularkan kebahagiaan.
Mungkin seseorang itu mengenaliku dari wajahku,aku seperti mengenal suaranya. Tapi ia siapa?aku pun memutuskan untuk menengok kebelakang. Dan ya,itu Noah. Mengapa harus ada dirinya? Mengapa harus ia?
"Hai Noah"aku gugup,kini wajah yang selalu kurindukan tepat ada di hadapanku. Itu benar dirinya.
Aku sangat ingin memeluknya dan mengeluhkan semua masalahku padanya. Seperti saat aku masih bersamanya,tapi itu tidak mungkin. Kami sudah tidak ada apa-apa.
Syukurnya ia datang sendiri ke toko bunga ini. Walaupun aku gak tau dia mau membelikan bunga untuk siapa.
"Buat mama?"ia bertanya padaku saat melihat tangan kananku memegang setangkai bunga mawar,disertai senyum yang selama ini selalu ku rindukan.
Aku merindukan mu Noah.Aku sangat merindukanmu. Mengapa semuanya harus diselesaikan?
"Iya,mama titip tadi"aku segera berjalan ke kasir karena sudah giliranku.
Aku ingin semuanya kembali seperti dulu semesta. Disaat aku selalu bersamanya jika ke toko bunga ini,bukan tidak sengaja bertemu dengannya disini. Aku tidak butuh pertemuan yang tidak disengaja.
Saat sudah membayar bunga mawar titipan mama,aku segera melanjutkan perjalanan menuju rumah. Memperlambat jalan berharap Noah menghampiriku,seenggaknya ia bertanya tentang kabar mama yang kini sedang tidak baik-baik saja. Apakah ia sudah tidak berhubungan baik dengan Alex? Karena seharusnya Noah pasti tahu kabar mama dari Alex. Apa emang ia tidak mau menanyakannya karena itu memperpanjang percakapan kami?

KAMU SEDANG MEMBACA
Thinking Of You
RomanceMulai malam itu. Malam dimana kami mengakhiri hubungan kami berdua, kebahagiaan dihidupku tak lagi ada. Menunggu hari esok pun aku sepertinya tak sanggup,tak sanggup menerima kenyataan bahwa semuanya sudah berubah. Apakah semesta mempertemukan dua i...