Takdir Tuhan

35 3 1
                                    

Bagaimana jika kalian bertemu kembali dengan seseorang yang begitu penting di masa lalu,yang sangat kalian rindukan. Di tempat kalian dan dirinya memulai segalanya?

Kalian lebih memilih memeluknya dan mengungkapkan rindu yang sudah lama terpendam,atau diam saja dan ingin cepat-cepat pergi dari sana. Melanjutkan rindu yang semakin lama semakin menumpuk?

Aku sangat ingin melakukan pilihan yang pertama,tapi aku segera memutuskan untuk melakukan pilihan yang kedua. Karena aku tidak cukup berani.

Aku mengingat kembali saat seminggu setelah aku mengakhiri segalanya dengan Noah. Kala itu aku baru memutuskan untuk bercerita semuanya kepada mama. Aku bilang padanya kalau Noah memutuskan hubungannya denganku karena orang tuanya yang tidak juga setuju dengan hubungan kami.

Dan saat itu juga mama bilang,"Terima saja,semuanya sudah takdir tuhan. menurutmu yang terbaik belum tentu menurut tuhan juga yang terbaik"mama paling ahlinya kalau sudah memberikan nasihat.

Setelah mendengarkan ucapan mama aku jadi berfikir,ini semua memang takdir tuhan. Mungkin ada yang lebih baik untukku menurut tuhan.

Tapi aku tetap bilang,"Aku mencintainya ma" dan jawaban mama yang sampai sekarang masih sangat membekas dihatiku,"Mama juga sangat mencintai ayahmu,tapi ia lebih memilih pergi dengan perempuan lain".

"Kamu baik-baik aja kan Mi?"aku sudah cukup jauh berjalan. Apa Noah sengaja mengikutiku? Bertanya apakah aku baik-baik saja? Kalau memang benar,masih perhatian sekali ia denganku.

"Iya,kenapa emangnya?"aku berbalik kebelakang dan berhadapan dengannya.

Noah sangat tampan menurutku,dia juga sangat baik. Hanya dia yang bisa memperlakukan ku layaknya tuan putri. Tapi entah mengapa hubungan kami tidak direstui oleh semesta.

"Kamu terlihat kusut"ucap Noah sambil menatapku penuh arti.

Apakah kami diperbolehkan bersama lagi semesta? Tidak,tidak mungkin. Aku tidak mau melawan hukum alam. Yang sudah tidak ditakdirkan ya tetap tidak bisa bersatu.

Apa hari ini aku sangat terlihat kusut? Apa aku terlihat tidak baik-baik saja? Sampai-sampai Noah menyadarinya dan bertanya kepadaku.

Aku tau aku sudah tidak enak dipandang,tapi seperti biasa Noah masih betah menatapku. Tatapannya masih sama seperti ketika kami masih bersama.

"Belakangan ini hidupku terlalu berat Noah"aku memutuskan memberitahunya. Karena kalau aku jawab gak ada apa-apa,pasti dia gak akan percaya.

"Kamu bisa cerita kalau kamu mau"ucap Noah sambil menepuk pundakku,sebuah sentuhan yang mungkin ingin menyemangati ku.

"Tapi aku harus pulang Noah,mama menunggu titipannya"aku berbalik meninggalkannya dan melanjutkan jalanku. Aku sangat menyayanginya tentu saja. Tapi aku harus tau diri, apa boleh buat kalau orang tuanya tidak bisa suka denganku.

Noah pernah bercerita padaku mengapa orang tuanya sangat susah merelakan Andin pergi. Karena katanya waktu itu,Andin sangat dekat dengan kedua orang tuanya. Lalu ternyata Noah mendapati kalau pacarnya itu sedang berselingkuh dengan pria lain,yang untungnya Noah gak kenal. Karena kalau pria itu orang yang Noah kenal,atau mungkin teman dekatnya. Ia tidak akan pernah bisa terima sampai kapanpun. Dan pastinya Noah kemungkinan besar akan bertemu dengan mereka. Menurut Noah itu sangat menyakitkan. Noah tidak bilang pada orang tuanya kalau Andin berselingkuh,kalau mereka putus karena Andin menghianati Noah.

Ia tidak bilang karena Noah tidak ingin di mata orang tuanya nama Andin menjadi jelek. Dan juga karena orang tua mereka sudah sangat dekat. Jadi orang tua Noah mengira mereka putus karena aku, karena aku yang menghancurkan hubungan mereka.

Awalnya aku membicarakan masalah itu dengan Noah. Kalau aku gak terima dituduh seperti itu. Tapi kata Noah,ia sudah berkali-kali bilang pada kedua orang tuanya,tapi mereka tetap gak mendengarkan. Sampai empat tahun berjalan. Aku pikir memang kita gak jodoh aja.

"Aku merindukan mu Mi"Noah berlari menyusul dan langsung memelukku.

Aku sangat terkejut,betapa ia merindukanku lebih dari aku merindukannya. Rindu yang sudah tidak bisa ia tahan lagi. Noah memilih pilihan yang pertama. Untuk memelukku dan mengungkapkan rindunya.

"Aku juga merindukan mu Noah..."aku menangis di pelukannya.

Aku lebih rela kami berakhir karena masalah yang kami buat sendiri,daripada berpisah dengan cara seperti ini.

"Maafin aku yang gak pernah bisa yakinin orang tua aku kalo kamu yang terbaik"ia masih memelukku, entah kapan ia ingin melepasnya.

Pelukan yang aku rindukan,suara beratnya yang baru kudengar lagi hari ini. Air mataku semakin deras mengalir,kami memang gak pernah bisa terima perpisahan ini.

Aku hanya bisa diam dan menangis. Berharap tuhan melihat dua ciptaanya yang sangat saling mencintai harus dipaksa berpisah. Aku harap tuhan iba dan memperbolehkan kami bersama lagi.

"Gak apa-apa Noah,mungkin emang kita gak ditakdirin sama-sama"tangisku tak kunjung reda,sesak dada yang semakin lama semakin memburuk.

Apakah kalian pernah berpisah dengan cara seperti ini? Jikalau pernah,bagaimana kalian bisa merelakannya?

Aku meninggalkan Noah yang masih menatapku,kami seperti kehilangan diri kami sendiri. Ini memang terasa sangat gak adil. Jika memang kami tidak berjodoh,beritahu kami siapa yang memang akan menjadi pasangan hidup kami kelak.

Agar kami belajar untuk bisa merelakan satu sama lain. Sebaliknya kalau memang kami berjodoh, persatukanlah kami kembali semesta, ini terasa sangat sulit.

Aku ingat dimana dua bulan yang lalu aku sudah mengikhlaskan nya,ikhlas yang sangat terpaksa. Pada kenyataannya aku malah semakin merindukannya.

Thinking Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang