Hari Baru

52 3 0
                                        

Satu tahun sudah berjalan,aku sudah merasa lebih baik. Perlahan-lahan mulai dapat melupakannya walau kadang sering teringat momen-momen saat kami masih bersama. Tapi hari ini lebih baik dari satu tahun yang lalu. Hari ini aku ingin menjalani hari baru,hari dimana aku sudah merelakannya pergi. Bersama orang baru atau tidak,aku sudah merelakannya.

Walaupun aku agak sedikit trauma dan sedang tidak mau menjalin hubungan dengan laki-laki manapun.
Tapi setidaknya udah gak ada lagi seseorang yang menjadi alasan ku untuk terus bersedih.

"Mi,kamu mau kemana hari ini? Mau ke supermarket gak? Mama titip dong..."suara halus mama memecahkan lamunanku.

Tadinya hari ini aku ingin sekali keluar,tapi tidak tau ingin kemana. Karena mama,aku jadi punya tujuan untuk keluar.

"Tumben,biasanya sendiri ma. Kenapa sakit?"ucap mama.

Mamaku adalah seorang single parrent. Tn.Darius meninggalkan kami demi pujaan hatinya yang baru. Semenjak pisah dengan ayah,mama selalu melakukan semuanya sendiri. Beliau menjadi mama sekaligus ayah untukku. Ia perempuan kuat. Saat ayah mengatakan bahwa ia mempunyai kekasih hati selain mama.

Mama bilang,"Pergilah,aku bisa hidup tanpamu. Aku tidak bisa tinggal bersama pria yang hatinya sudah bukan untukku"mama sama sekali tidak menangis,tidak seperti aku waktu Noah memutuskan hubungan kami. Atau mungkin mama menangis saat aku tidak melihatnya. Karena saat mama mengatakan itu aku ada disampingnya,mendengar semua perbincangan mereka berdua.

Dan saat itu ayah bilang,"Maafin ayah,ayah pasti akan sering kesini Mi, kamu jangan khawatir"ucapan terakhir ayah yang tidak bisa dibuktikan sampai sekarang. Kemana ia? Bagaimana kabarnya? Semenjak kepergiannya,kami tidak lagi pernah bertemu. Apakah ia hidup bahagia dengan pilihannya itu?

Aku pernah satu kali bertemu dengan wanita pilihan ayahku itu. Hanya satu kali. Saat itu aku masih berumur 8 tahun,ayah mengenali perempuan itu kepada ku. Waktu itu aku masih terlalu kecil dan tidak terlalu peduli. Mungkin kalau sekarang aku sudah menjambak rambutnya karena sudah membuat ayah meninggalkan kami. Perempuan itu terlalu muda untuk ayah. Seharusnya ia bisa mencari pria yang lebih baik dan juga belum mempunyai keluarga. Tapi ia memilih ayahku,dan menghancurkan keluargaku. Kenangan itu,tidak akan pernah terlupa.

Sesampainya di supermarket,aku segera mengambil keranjang dan berjalan menuju bagian sayur-sayuran,titipan mama. Setelah semua belanjaan ku dan belanjaan titipan mama sudah ku beli,aku mendapat telfon dari Alex. Akupun segera mengangkatnya.

"Mi,mama lo jatoh di kamar mandi. Gue udah dirumah sakit,mama lo udah ditanganin dokter. Gue kirim alamatnya,cepet kesini."Alex segera menutup telfonnya.

Sebelum berangkat mama bilang padaku kalau dia sedikit pusing dan ingin mandi air hangat. Tapi katanya mama gak apa-apa cuman pusing biasa,aku percaya dan segera berangkat ke supermarket.

Tapi sekarang ia jatuh dikamar mandi. Itu tandanya mama tidak baik-baik saja. Aku harap mama gak apa-apa. Kali ini aku mohon tuhan,jangan ambil bahagia ku yang satu ini.

Aku segera ke kasir untuk membayar belanjaan ku,ada tiga orang mengantri. Bahkan antrian terakhir membeli sangat banyak belanjaan. Seorang perempuan berbadan dua yang sedang belanja bulanan, mungkin. Karena ingin cepat-cepat melihat keadaan mama. Aku tidak bisa berfikir jernih. Aku memutuskan untuk mengisi antrian nomor dua dan menyelak seorang pria tinggi.

"Saya dulu ya mas..."aku memohon dengan amat sangat. Menatap wajah pria itu yang kelihatannya sangat dingin dan jutek.

Sebenarnya aku agak takut sejak awal menatap wajahnya,tapi ini harus kulakukan. Aku ingin cepat memastikan kalau mama tidak apa-apa.

"Tolong antri"ucap pria itu yang menarik bahuku,menyuruhku untuk pergi dari tempat antri nya.

"Tapi saya buru-buru..."aku menengok dan menatapnya dengan tatapan memohon.

"Gue gak peduli lo harus tetap antri" pria itu menjawab dengan nada yang ketus.

Sungguh awal hari yang sangat amat menyebalkan.

Thinking Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang