***
Kurang lebih satu jam perjalanan. Aku memutuskan untuk mampir ke Rest Area. Membeli sedikit cemilan dan air minum di sebuah minimarket. Tak lupa untuk mampir ke toilet umum juga pastinya.
Satu jam perjalanan yang bisa dibilang lumayan macet,sungguh menguras tenagaku.
"Mia?"Seorang pria dihadapanku menyapa,saat aku sedang menunduk ingin mengikat tali sepatuku.
"Iya?"jawabku sembari menolehkan pandangan ke sumber suara.
Liam. Pria itu ada di hadapanku sekarang. Mengapa dirinya selalu ada dimana-mana sih? Jangan-jangan dia siluman.
"Kamu kok disini?"tanyaku dengan wajah yang sedikit terkejut.
"Karena ini tempat umum"jawabnya.
Lagi-lagi pria ini membuatku malu dan salah tingkah. Kata-kata yang keluar dari bibirnya selalu membuat pertanyaanku jadi tidak masuk akal. Walaupun emang gak masuk akal sih. Tapi setidaknya hargai saja basa-basiku.
Untuk apa juga aku bertanya seperti itu ya. Ucapku heran dari dalam hati.
"Lo sama siapa malem-malem gini?"tanya Liam sambil menoleh ke kanan dan kiri ku. Seperti mencari seseorang.
"Ya kamu liat orang lain gak,kalau engga ya berarti saya sendiri" jawabku yang telah selesai mengikat tali sepatu.
"Lo sendiri? Mau kemana?"nada bicaranya meninggi.
Entah nada terkejut atau nada marah karena tidak suka. Aku gak tahu persis. Tapi dari raut wajahnya,Liam tidak nyaman mendengar ungkapan ku barusan,kalau aku seorang diri disini.
"Cari Darius"ungkapku memasang wajah jengkel.
"Siapa Darius?"raut wajah tak sukanya kini berganti dengan raut wajah penasaran. Liam sungguh lucu jika sedang penasaran. Tidak,bukan aku melantur. Tapi ini sungguh.
"Ayah saya,saya duluan ya"aku segera pergi meninggalkannya,yang masih berdiri di samping mobilku.
Tidak,tepatnya mobil mama yang kini sedang aku pinjam. Sambil berbalik menatapku. Menatapku yang semakin lama semakin jauh. Lalu hilang masuk ke dalam minimarket di sebrangnya.
***
Didalam minimarket aku segera mengambil beberapa botol air mineral. Dan juga tak lupa beberapa makanan ringan. Untuk sedikit mengisi perutku jika lapar dijalan.
"Emang ayah lo dimana?" tanya Liam yang ternyata menyusulku kedalam minimarket.
Mengapa ia sangat ingin tahu? Mungkin Liam khawatir,atau mungkin dia cuman penasaran. Aku tidak seharusnya terlalu berharap bukan?
"Bandung"jawabku singkat.
"Gue ikut"ucap Liam tiba-tiba. Tubuh tinggi nya kini sudah berada tepat di hadapanku.
"Gak usah saya gak mau ngerepotin siapa-siapa"aku memutar balik melewati lorong lain. Karena lorong menuju kasir di depanku sudah di block oleh pria tinggi itu.
"Perempuan kalau malam-malam itu gak baik sendirian..."Liam berjalan cepat agar bisa menyusulku yang sedang menuju kasir.
"Saya bukan perempuan"
"Terus apa siluman?"ia menundukan wajahnya untuk menatapku.
Tak bisa disangkal. Ada sedikit rasa nyaman yang kurasakan jika berada di dekatnya. Tapi tidak senyaman saat aku sedang bersama Noah.
Aku sadar,aku memang selalu melibatkan Noah dalam setiap urusanku. Bahkan saat Noah udah gak ada pun. Aku masih membandingkan semuanya dengan saat-saat aku masih bersama Noah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thinking Of You
RomanceMulai malam itu. Malam dimana kami mengakhiri hubungan kami berdua, kebahagiaan dihidupku tak lagi ada. Menunggu hari esok pun aku sepertinya tak sanggup,tak sanggup menerima kenyataan bahwa semuanya sudah berubah. Apakah semesta mempertemukan dua i...