"Seul, Dejun ada bilang ya ama lu?" tanya Rosé.
"Bilang apaan?"
"Yakin?"
"Kalo gue ga yakin gue ga tanya dong."
"Ah masa?"
"Adanya lu nih yang nyembunyiin sesuatu sama kita berdua."
Mari dipancing apa reaksinya.
"Kaga ada tuh."
"Terus kenapa tanya gitu? Pasti lo ada ketakutan kan tapi gue gatau sih itu apa."
"Kaga."
"Kalo ada masalah cerita aja Rosé."
"Tadi aj lo marah ke gue bilang gak usah ke rumah lagi."
"Mana ada marah sih Rosé, orang cuma bilangin biar lo ga kerepotan gara-gara gue doang."
"Iyadeh, lanjut kerja banyak tuh pelanggannya."
••
Bogum datang kembali ke restoran milik Rosé untuk sekedar mengobrol denganku. Irene ada diatas tapi Bogum tidak ingin kesana.
"Ada Irene diatas." ujarku.
"Kaga disini aja."
"Bertengkar?"
"Dia ke apart lo?"
"Tadi pagi. Lo ngijinin dia ketemu ama gue?"
"Iya."
Tiba-tiba hujan mengguyur deras, Irene dkk masih diatas tapi karena terpalnya agak tidak berguna karena hujan angin jadi mereka turun.
Mataku dan mata Irene saling terpaku memandang satu sama lain tanpa sepatah kata pun.
"Sini Rene." panggil Bogum.
"Gimana Seul tawaran gue?" tanya Bogum.
"Sabar ya gum, gue lagi dilema."
"Bunga?"
"Anjir."
"Tawaran apaan tuh?" tanya Seojoon.
Dia lagi dia maning, kerja nih ga ketemu dia gak bisa apa?
"Loh Seojoon?"
"Eh Park Bogum."
Udah terlihat dari sini kalo Bogum sama Seojoon deket banget, jadi insecure.
"Ngapain disini?" tanya Bogum.
"Nawarin Seulgi kerja."
"Kerja apaan?"
"Jadi idol sama DJ buat agensi."
"Emang bisa ya?"
"Bagus kok kata hyung gue, sama pas kemaren ke club buat ketemu client ada dia. Enak remix lagunya."
"Yakin lo? Kayak gak ada DJ pro lain."
"Eh apaan sih Joon, dia kan punya bakat."
"Dia aj kerja disini gak becus apalagi jadi artis, banyak skandal ntar."
"Gue permisi dulu ya, ntar kalo mau pesen lagi tinggal panggil aja." ucapku pergi ke dapur.
Seulgi pov end.
