Pagi yang sejuk, Dejun memulai harinya untuk membantu Seulgi membeli bahan dapur yang sudah habis.
"Gue ada resep baru buat masak nanti."
"Apaan?" tanya Seulgi.
"Gatau namanya. Kemaren gue bikin asal aja tapi enak ternyata. Sekalian gue ngevlog juga sih sekalian."
"Ijin Rosé dulu Jun kalo mau buat yang baru."
"Kenapa??"
"Daripada dia marah."
"Iye ntar."
••
Rosé menunggu Seulgi dan Dejun selagi membersihkan dapur.
"Apa Seulgi belum dateng?" tanya Irene.
"I think, you should forget him. He's your ex." balas Jennie.
"Jadi gue gak boleh nemuin dia meskipun hanya karena dia mantan?"
"Lu dateng kesini. Tujuannya apa? Ga kasian ama Seulgi yang masih berharap ama lu gitu?."
"Tau dari mana? Gue juga cuma mau bantu Rosé dikit."
"Mimik wajahnya. Masa lu-."
"Ngarang bener." potong Seulgi yang baru datang.
Irene langsung salah tingkah, padahal harusnya Seulgi yang grogi karena Irene yang mengharapkan jawaban Jennie mungkin ada benarnya.
"Kenapa Ren??" tanya Rosé.
"Eng- engga, lanjutin aja kerjaan kalian." gugup Irene
••
"Noona, kapan kita liburan lagi?" tanya Dejun ke Rosé.
"Liburan mulu." ujar Seulgi memukul kepala Dejun dengan sumpitnya.
"Hari ini kita sangat sibuk, jangan banyak omong."
"Tuh ngamuk."
••
"Udah ya hyung, ini lu tinggal ambil mie nya terus tambahin kecap asinnya."
"Lu mau kemana?" tanya Seulgi.
"Eomma nelpon disuruh bawa barang dari IKEA."
"Udah ijin Rosé nih?"
"Udah, bye."
••
"Nona, siapa yang masak menu baru ini?? Anda sendiri?" tanya pelanggan ketika Rosé mengantarkan makanan baru ke mejanya.
"Emm bukan. Memangnya kenapa?"
"Pedas ini karna wasabinya kebanyakan dan sledrinya juga banyak sekali"
"Maafkan saya jika masakannya tidak sesuai ekspetasi. Mau diganti menu baru?"
"Boleh, aku ingin ramyeon curry."
"Baik."
••
"Kenapa?" tanya Seojoon.
"Ada menu baru tapi gak ada yang ngasi tau."
"Kan gaboleh di SOP kita."
"Iya itu masalahnya, kalo udah bilang ya gue bolehin. Tapi ini belum bilang."
"Seulgi." panggil Rosé mencegah Seulgi yang otw mengantarkan minum.
"Kenapa?"
"Buat menu baru?"