Jennie berjalan mendekati Rosé yang mulai mabuk ditable sebrangnya. Harusnya jadwal hari ini Seulgi datang ke pub, tapi setelah 4 jam Jennie dan Rosé menunggu, dia sama sekali tidak menunjukkan wajahnya.
"Kalian seperti menunggu seseorang." ujar bartender.
"Kenapa memangnya?"
"Kelihatan jelas banget, jadi kalian nunggu siapa?"
"Kang Seulgi."
"Baru aja dia sampai disini. Gue harap kalian gak ngeganggu privasinya."
Jennie menunjuk Rosé "Dia nunggu Seulgi."
"Saling kenal?"
"Hm."
"Berita baru, dia seorang gay. Mau kalian mendekatinya atau pun mengajaknya melakukan having sex, dia tidak akan tergoda." ucap bartender bernama Jaehyun.
"Beritahu gue valid enggaknya apa yang lu bilang barusan."
"Dia bilang sendiri."
"Dia kenal ama lo?? Kok bisa dia tiba-tiba bilang kalo dia gay. Ga make sense banget."
"Alasannya, dia trauma sama cewe."
"Sumpah lo!???"
"Nanti gue kasi tau kalo kalian kesini. Keliatannya kalian kenal banget sama dia."
°°°
Irene datang ke apartement Seulgi untuk sekedar berkunjung, tapi ada lagi alasan dibalik itu.
Karena Irene menghubungi Dejun sebelumnya untuk menanyakan password pintu. Iya, kalau orang tidak seberapa dekat pasti datang hanya karena butuh, tidak lebih.
"KANG SEULGI." teriak Irene.
Seulgi yang juga baru datang dan belum tidur sama sekali langsung terjingkat dari sofanya.
"Gak ada salam, dateng kek debtcollector."
"Kamu gay??"
"Masih pagi juga pertanyaan kek gitu. Ngapain kesini? Cuma nanya itu doang?? Kenapa kalian sering kesini sih?? Gini ya Irene Bae. Masih suka lu ama gue?"
"Apaan sih pertanyaan ga make sense."
"Terus?? Pertanyaan yang tadi anda lontarkan ke saya itu make sense?"
"Apa kamu cuma difitnah jadi gay?"
"Bener."
"Beneran difitnah??"
"Beneran gay."
"Seul, aku gak lagi becanda."
"Gini ya nona muda Bae. Capek ini gue ama orang kek kalian semua. Gak ada yang bener. Kapan majunya idup gue."
"Hah!?"
"Kalian tuh ya. Satunya mainin hati gue, satunya lagi suka ngajak gelut, terus yang punya restoran juga kaga punya hati. Gue tau idup tuh gak ada yang lurus, pasti ada tikungannya. Tapi please, jan dibuat mainan."
"Terus berita kamu yang jadi gay itu beneran apa ngga?"
"Hhh. Gue gamau Rosé deketin gue. Seojoon juga pinter banget mempengaruhi Rosé, jadi dengan itu pasti Seojoon bakal bilang ke Roje kalo gue udah kaga normal kan. Jadi dia bisa ngejauhin gue."