2020

2K 241 52
                                    

Ada beberapa orang yang berharap waktu berjalan dengan cepat, ada juga sebagian yang berharap waktu berjalan lamban. Seringkali terjadi pada manusia yang tengah menikmati kebahagiaan. Tak ingin cepat berlalu, sebab bahagia itu terlalu miris untuk menjadi kenangan.

2013, saat ketika Jisoo mengatakan bahwa ia ingin kalau Seokjin menikah dengannya. Lucu sekali, kalau diingat-ingat ia ingin tertawa saat ini.

Berselang 7 tahun berlalu. Saat ini Kim Jisoo sudah berada di dunia perkuliahan dan hampir menyelesaikan kuliahnya. Seperti yang selalu diinginkannya, Ia ingin cepat dewasa agar sejajar dengan Kim Seokjin. Agar obrolan mereka tidak hanya seputar materi Matematika, tetapi hal yang lebih luas lagi.

Dan apa perasaannya pada Kim Seokjin berubah seiring waktu? Tentu saja tidak.

Kim Jisoo masih memelihara dengan baik cinta pertamanya. Meski jarang bertemu, namun komunikasi sesekali masih terus berjalan, hanya untuk sekedar bertanya kabar. Yang Kim Jisoo tahu, Kim Seokjin semakin bagus karir nya. Bahkan sesekali Seokjin mengatakan kalau ia sering pergi ke luar negeri untuk urusan pekerjaan.

Tunggu, kapan terakhir kali ia bertemu dengan Kim Seokjin?

Kim Jisoo masih mengingat jelas. Saat ia kelas 3 SMA. Saat acara kelulusan sekolah.

On the phone.

[Jisoo]
Kak Seokjin.

[Seokjin]
Hey?
Kenapa? Tumben malam-malam telefon?

[Jisoo]
Aku disekolah.

[Seokjin]
Disekolah? Malam-malam begini?

[Jisoo]
Iya, perpisahan sekolah. Acara pesta gitu...

[Seokjin]
Oalah, seru dong?
Selamat ya sudah lulus!!

Kim Jisoo tersenyum mendengar ucapan Kim Seokjin. Malam itu udara dingin sekali. Pesta di gedung sekolah itu tampak meriah. Semuanya bersuka cita. Semuanya bahagia, tak terkecuali gadis itu. Namun, ia merasa ada yang kurang.
Ia ingin sekali bertemu Kim Seokjin, malam itu.

Kangen. Gadis itu begitu rindu.

[Jisoo]
Kak Seokjin lagi dimana?

[Seokjin]
Kakak lagi dijalan sih. Habis antar Mama ke rumah Nenek.
Kenapa?

[Jisoo]
Kak Seokjin bisa mampir ke sekolah aku?
Aku merasa sendirian.

[Seokjin]
Nggh— kamu ga sama teman-teman kamu memang?

[Jisoo]
Teman-teman lagi di dalam. Tapi aku merasa... aku nggak tahu, aku mau ketemu Kak Seokjin.

Jisoo melirik arloji, pukul 8 malam. Ia menunggu jawaban Seokjin, dadanya berdegub kencang. Ia benar-benar berharap Seokjin bisa datang menemuinya. Ah, apakah mau?

[Seokjin]
Terus kakak disana ngapain? Kakak cuma pakai kaus. Pasti disana kan rapih, pakai jas atau kemeja keren?

[Jisoo]
Nggak apa-apa....
Kak Seokjin nggak mau ya?

[Seokjin]
Yaudah mampir deh, ini hari spesial kamu. Mau dibeliin apa?

Paper Rings (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang