Halo? kak Seokjin?

2.1K 235 31
                                    

On the phone.

[Jisoo]
"Nggak apa-apa aku tanya Math sama Kak Seokjin? Kak Seokjin sibuk ngga?"

Saat itu hari Senin malam, pukul 8. Kim Jisoo sedang belajar Math, tapi sejak tadi jujur saja ia tidak bisa mengerti pelajaran itu. Ia masih mengingat jelas, Kim Seokjin pernah berucap bahwa ia bersedia untuk membantunya belajar, maka dari itu, Malam itu Kim Jisoo memberanikan diri untuk menelfon.

Rupanya, waktu semakin berjalan. Kim Jisoo sudah berada di kelas 9 dan sedang menyiapkan diri untuk masuk ke SMA, dan dalam rentang beberapa bulan itu kehidupan juga sedikit berubah.

Namjoon sudah lulus kuliah dan sedang mempersiapkan diri untuk menempuh S2 di luar negeri. Sedangkan Seokjin, ia sudah bekerja di salah satu Perusahaan IT di Seoul.

[Jisoo]
Kak Seokjin capek nggak?
Kalau capek kerja, nggak jadi deh...

Gadis itu merasa tidak enak dengan Kim Seokjin. Dan merasa semakin bersalah ketika lelaki itu merespon dengan ramah, seramah ketika Seokjin masih sering sambang kerumahnya dulu.

[Seokjin]
Nggak kok dek, tapi Kakak mandi dulu boleh? Habis dijalan nggak enak, bau. Hehehe.

[Jisoo]
Yaudah Kak Seokjin, sekalian makan malam dulu...Pasti belum makan?

[Seokjin]
Iyaaa, Kakak belum makan juga. Wait ya?

Gadis itu tersenyum mendengar ucapan Seokjin. Ah, selalu saja ucapan sesimple itu membuat hati gadis itu luluh lantah karena saking senangnya.

Jisoo mematikan sambungan telfon, lalu kembali melihat pelajaran Matematika, sayangnya pikirannya terus saja melayang.

Gadis remaja itu terkadang merasa kalau ia terlambat lahir ke bumi. Iya, jarak usianya dengan Kim Seokjin terpaut jauh, 8 tahun. Ia saat ini masih sekolah dan Seokjin sudah bekerja. Miris memang, ia bahkan belum tahu tentang dunia dengan baik, sedangkan Seokjin sudah hidup dengan banyak sekali pengalaman hidup dan asam garam kehidupan.

"Kenapa sih aku masih sekolah?"
"Kenapa sih aku masih SMP? Aku mau kuliah. Eomma..... Aku mau sejajar dengan Kak Seokjin." Gadis itu mengeluh lalu membenamkan wajahnya di antara dua tangannya.

Hampir satu jam, dan Seokjin menelfon lagi.

[Seokjin]
Adek, masih belajar atau sudah tutup bukunya?

[Jisoo]
Masih belajar, nunggu Kak Seokjin....

[Seokjin]
Maaf ya kalau lama, coba kamu send foto materi apa? Nanti Kakak jelasin.

[Jisoo]
Iyaa, wait ya Kak Seokjin.

Kim Jisoo mengirimkan gambar foto, materi soal untuk ujian kelulusan itu.

[Seokjin]
Oh, ini kan soal perbandingan. Coba dilihat soalnya, kan itu di asumsikan 20 hari dengan 8 pekerja bisa selesai. Kalau pekerjanya di ubah, jadi 5 pekerja yang ditanyakan kira-kira selesai berapa hari?
Gitu kan?
Coba deh lihat, kira-kira harinya lebih kecil dari 20 atau lebih?

[Jisoo]
Uhm— makin lebih?

[Seokjin]
Iya benar. Kan pekerjanya jadi sedikit, otomatis perlu hari semakin banyak.
Perbandingannya jadi gini ya:
(Seokjin sent photo)

Perbandingannya jadi gini ya:(Seokjin sent photo)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paper Rings (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang