Dua Puluh Tiga

144 4 0
                                    


" Terkadang menjadi sedikit possesiv itu diperlukan, untuk membuat milik mu tetap berada dalam genggaman mu "

Happy reading.

***

Rezi tak bergeming dari tempat tidur nya. Matanya terus saja menatap benda pipih milik nya dan berharap benda tersebut berdering atas nama gadis yang di tunggu nya saat ini.

Gadis itu sudah seminggu lebih tidak menghubungi Rezi, bahkan ketika bertemu dengan Rezi pun ia memilih untuk menghindar.

Ume, gadis itu, gadis yang dua Minggu lalu secara resmi telah menjadi pacar Rezi dan calon tunangannya.

Bukan tanpa alasan jelas ume harus menghindari Rezi seperti ini, bayang bayang kejadian memalukan yang diperbuat Rezi atas dirinya membuat gadis itu mengurungkan niat untuk bertemu dengan Rezi dalam waktu yang ia sendiri tidak bisa menentukan nya.

Bekas bekas kissmark di leher gadis itu sudah lumayan memudar, bersyukur sekali Rezi dapat menghentikan perbuatannya malam itu, jika tidak ? ume akan kehilangan semuanya dalam satu malam.

Keperawanan ? Bukan hal yang tabu bagi sebagian orang, tapi tidak untuk ume. Gadis itu masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Indonesia maka dari itu sampai sekarang bahkan berciuman saja ume tidak pernah lakukan.

Tapi malam itu ? Malam dimana ume melihat kilatan birahi dari mata menyalang milik Rezi,

Malam itu, seminggu yang lalu. Saat ume dan Juna tengah bercengkrama di depan teras rumah nya, bukan suatu kebetulan kalau Arjuna tengah bertanu kerumah nya, ume tau itu, Juna ingin menanyakan kembali jawaban dari pertanyaan Juna dua Minggu yang lalu.

Sudah seminggu, apa Lo enggak ada niatan gitu buat jawab pertanyaan gue Minggu lalu?. Juna memulai percakapan sejak kecanggungan melanda mereka berdua tepat saat Juna ingin mencium gadis yang ada di depannya.

Ume tersenyum getir. " Gue kan Uda bilang Jun, kalau sahabatan gpp,tapi kalau lebih maaf gue gak bisa, Lo tau kan gue Uda jadian sama rezin?

Itu urusan gampang. Putusin aja dia, lagian Lo kan jauh lebih kenal sama gue? Lebih lama bareng gue .

Gak segampang itu ju, gue sayang sama dia.

Gue juga tau kali kalau Lo itu suka sama gue.

Itu dulu. Ume melihat sekilas mata Juna yang sudah di penuhi dengan kemarahan.

Lo itu milik gue. Dulu dan sekarang. Tapa basa basi Juna langsung memeluk ume dengan erat, Ume mencoba mendorong nanya sekuat tenaga, namun Juna bukanlah orang yang mudah ditolak.
Bibir nya kini menelusuri leher jenjang milik ume, isakan tangis dari gadis itu tak membuat nya bergeming Juna tetap melanjutkan aksi mesum nya tersebut

Bugh! Bangsat! Lepasin pacar gue.

***

Kiara sedikit tersentak saat menatap bayangan pantulan di dalam cermin nya, matanya mengerjap beberapa kali seakan akan ingin memastikan kejadian yang terasa sangat asli namun halu tinggal lah halu.

"Bukan nya turun malah senyum senyum gak jelas di sini, capek tau gak gue nunggu nya, sampai keriting nih hati" Rully berbicara dengan sangat lancar tanpa memperdulikan detakan jantung Kiara yang semakin menjadi jadi.

"Jadi gue nge - halu barusan ? Astaga kenapa asli banget tuh bibir gue rasa ya" batin Kiara sembari menjilat sedikit bibir nya merasakan sensasi ciuman panas dari bibir Rully yang ternyata itu semua hanya kehaluan Kiara semata.

"Malu sama image Ra,
Ehem, gue Uda siap kok cuma tadi ada yang berantakan aja jadi nya gue lama buat tata ulang" kilah nya saat melihat semburat merah menghiasi kedua pipi mulus nya,

"Yauda ayok, kalau masih lama gue tinggal.

"Jutek banget sih Lo, katanya suka katanya sayang tapi sikap kok kayak punya dendam kesumat sama gue.

"Itu Uda ilmiah dari sifat gue,

"Ya dirubah dong, seenggaknya agak manis dikit gitu kalau ngomong sama pacar.

Rully menatap Kiara dengan intens sebuah senyuman mengejek menghiasi wajah tampannya
"Gue masih bilang suka ke Lo, belom ngajakin jadian, apalagi nganggap Lo itu pacar".

What ! Dia cuma mainin Lo doang Ra, lihat tuh senyuman smirk dia, dasar cowok belagu gue juga belom bilang kalau gue suka sama Lo.

"Emang nya siapa sih yang mau jadi pacar Lo? Geer banget, gue kan queen, banyak yang ngantri. So gue gak harus nunggu Lo ajak jadian baru gue bisa punya pacar"

"Oh yauda kalau gitu, gue pergi sendiri aja.

"Hei, maksud Lo apa? Gue Uda dandan cantik begini, gue sejam an cari baju yang cakep buat jalan sama Lo, dan sekarang Lo malah mau pergi ninggalin gue?

"Kan Lo sendiri yang bilang, banyak yang antri buat jadian sama Lo, yauda jalan aja sana sama salah satu dari mereka.

"Kan Lo yang ada disini sekarang". Alasan Kiara cepat cepat agar Rully tak bergeming untuk mengajak nya jalan

"Alasan itu belom cukup buat mantapkan hati gue untuk ngajak Lo jalan" balas Rully dengan sangat santai

"Lo cakep gue cantik, kita cocok kalau jalan berdua semua orang akan iri dan Lo gak akan malu".

"Belom cukup juga". Balas Rully lagi sembari tersenyum simpul menatap gadis yang tengah memejamkan matanya sembari memikirkan alasan yang tepat.

"Gu-e suka nya sama Lo, jadi kalau yang lain ngajak jalan Uda jelas pasti gue tolak". Jawaban Kiara dengan penuh keyakinan sembari tersenyum penuh mengingat ucapan Rully tadi malam.

"Good. Ayok jalan".

ARTI CINTA ( Sequel Perjanjian CEO )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang