Chapter 3
Couple
"Terima kasih atas kerja kerasnya, Naruko-chan."
"Sama-sama, aku pulang dulu," seru Naruko, membungkuk kemudian meninggalkan Yakiniku Q. Di tangannya terselip sejumlah uang hasil kerja kerasnya sebulan ini.
Tekad Naruko untuk bekerja memang tidak main-main. Sudah sebulan ini ia diterima bekerja di Yakiniku Q sebagai waitress. Beruntung para penduduk Konoha tidak semuanya mengenali wajah Naruko, jadi tak ada yang tahu kalau sebelumnya ia adalah bunshin Naruto. Yang mengenali wajahnya hanya teman-teman Naruto dan tentunya Konohamaru CS, mengingat dulu Naruto memang hanya menggunakan jurus Sexy no Jutsu di depan teman-temannya dan Konohamaru CS.
Sebenarnya sih Naruko ingin jadi kunoichi dan mendapat uang dari misi yang tentunya lebih besar dibanding gaji jadi seorang waitress. Tapi statusnya di desa Konoha belum jelas sekarang, ia tidak punya kartu identitas ninja, tidak jelas level-nya, dan ia pun tidak sekuat Naruto dalam hal bertarung. Tapi paling tidak, meskipun gajinya sebagai waitress tidak seberapa, ia bisa membeli kebutuhannya dengan uang sendiri, tidak meminta lagi kepada Naruto.
Sebelum pulang ke apartemen, Naruko mampir ke toko baju dan keluar dengan membawa sebuah bungkusan. Sesekali ia terkekeh sendiri, tak mempedulikan beberapa orang yang memandangnya aneh. Yang jelas sekarang Naruko sedang senang sekali, ia ingin cepat sampai di apartemen dan mencoba baju barunya.
Saat melewati kedai ramen Ichiraku, Naruko melihat Naruto sedang makan ramen dengan lahapnya.
"Hai Naruto-kun," sapa Naruko. Naruto langsung menoleh, mulutnya masih penuh dengan ramen.
"Oh, hau hudah pulang Ngauko?" tanya Naruto tak jelas.
"Hihi, baka! Telan dulu ramenmu." Naruto menurut, kemudian menelan ramennya dan menyeruput habis ramen di mangkuknya. "Bagaimana tanganmu? Sudah benar-benar sembuh?" tanya Naruko.
Tadi pagi Naruto memang sempat cerita padanya kalau ia dipaksa Nenek Tsunade untuk datang ke rumah sakit memeriksakan keadaan tangannya. Katanya sel-sel di tangan Naruto rusak gara-gara memakai jurus Rasen Shuriken dalam misi penyelamatan Team 10 melawan Hidan dan Kakuzu beberapa hari lalu. Meski Naruto bersikeras merasa tangannya baik-baik saja, tapi akhirnya ia tetap pergi ke rumah sakit karena tak mau diceramahi Nenek Tsunade.
"Tanganku sudah sembuh, masa penyembuhan lukaku cepat sekali. Lihatlah, tidak apa-apa 'kan?" kata Naruto sambil menggerak-gerakkan tangan kanannya.
"Syukurlah."
"Naruko, kau mau ramen? Aku baru saja mendapat bayaran dari misiku itu. Kalau kau mau, pesan saja ramen sepuasmu, aku yang bayar, hehe," ujar Naruto disertai cengiran khasnya.
Naruko menggeleng. "Aku masih kenyang, aku pulang duluan saja ya, sampai ketemu di apartemen," kata Naruko kemudian berbalik dan melanjutkan perjalanan pulangnya, senyuman tak pernah lepas dari wajahnya. Sesekali ia bersenandung sendiri.
Naruto memandang Naruko aneh. Sejak kapan Naruko menolak ramen? Pasti ada yang lebih menarik perhatiannya, pikir Naruto. Tapi ia tak terlalu memikirkan hal itu.
"Paman, aku pesan satu mangkuk lagi!"
"Siaapp!"
"Tadaaa! Bagaimana? Bagus 'kan bajuku?" tanya Naruko sambil memutar badannya di hadapan Naruto.
"…"
Naruto yang saat itu baru sampai di apartemen langsung terpaku. Sikapnya yang tiba-tiba saja menghentikan langkah jelas sekali kalau dirinya terkejut. Jadi ini yang membuat Naruko menolak ramen dan ingin cepat pulang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Baru Naruto[Tamat]
RandomDimulai dengan kemunculan Naruko, gadis yg terlahir dari bunshin Naruto. Di balik tingkah Naruko yang merepotkan, Naruto mulai sadar kalau Naruko-lah sosok yg selama ini ia cari yg bisa menghilangkan kesepiannya. Namun keduanya tak tahu, keputusan m...