Chapter 7
Pengorbanan
Naruko menatap horor pemandangan di sekelilingnya. Keadaan di Konoha benar-benar kacau-balau. Para penduduk panik, berlarian menyelamatkan diri dari amukan makhluk-makhluk besar yang tiba-tiba saja muncul. Bangunan-bangunan di Konoha hancur satu demi satu. Biarpun Naruko belum sampai dua bulan tinggal di Konoha, tapi kecintaannya pada Konoha sudah mulai tumbuh. Ia tak terima jika desa tempat tinggalnya dihancurkan seperti ini.
Kedua tangan Naruko mengepal kuat. Ini tidak bisa dimaafkan!
Naruko mengedarkan pandangannya ke segala arah, mencari sosok yang menyebabkan kekacauan ini. Naruko yakin, makhluk-makhluk raksasa ini tidak akan muncul secara tiba-tiba kalau tidak ada yang memanggil dengan jurus pemanggilan. Tak lama kemudian Naruko menangkap kehadiran gadis yang mungkin hanya beberapa tahun lebih tua darinya dengan jubah hitam bermotif awan merah.
'Pasti dia penyebab kekacauan ini,' pikir Naruko.
Naruko segera turun kembali menuju puing-puing apartemennya, mencari senjata dan perlengkapan ninja lainnya. Ia harus bertindak cepat sebelum kerusakan di Konoha semakin parah. Kedua mata shapire-nya tetap memperhatikan pergerakan kelabang raksasa yang masih saja mengamuk tepat di atasnya. Setelah mengangkat beberapa kayu dan reruntuhan apartemen lainnya, akhirnya Naruko menemukan apa yang ia cari, kantong dan sandal ninja. Diselipkannya kantong senjata itu ke pinggangnya, tak lupa ia mengganti sandalnya dengan sandal ninja yang lebih mendukung pergerakannya.
Naruko kemudian melompat ke bangunan yang lebih tinggi. Ia ingin langsung menyerang kunoichi tadi, tapi nampaknya ia tak punya kesempatan karena kunoichi itu selalu dilindungi makhluk-makhluk yang dipanggilnya. Naruko tak punya pilihan selain mengalahkan dulu kelabang raksasa di hadapannya.
Sejenak Naruko memperhatikannya, mencari cara bagaimana ia bisa mengalahkan kelabang raksasa yang puluhan kali lebih besar darinya. Tapi kelihatannya Naruko tak diberi waktu untuk berpikir, ekor makhluk tersebut mengayun cepat menghancurkan bangunan tempat Naruko berdiri. Tapi Naruko tak kalah cepat, ia kembali melompat ke tiang listrik yang posisinya lebih tinggi. Naruko mengikat rambut pirang panjangnya yang asalnya terurai menjadi twintails yang menjadi ciri khasnya. Nampaknya tak ada waktu untuk berpikir, saat ini ia harus menyerang secara langsung. Naruko mengeluarkan dua kunai serta kertas peledak, menempatkannya di masing-masing tangannya. Inilah saatnya Naruko melakukan sesuatu yang berguna, terlepas dari kemampuan ninjanya yang sebenarnya pas-pasan. Tapi paling tidak ia akan berusaha mengalihkan perhatian makhluk besar itu agar tidak menyerang penduduk.
Naruko melemparkan kunai yang sudah ditempeli kertas peledak ke arah makhluk itu. Menyebabkan ledakan di kepalanya yang cukup membuat perhatiannya tertuju kepada Naruko. Naruko mengeluarkan kembali sebuah kunai dari kantongnya. Makhluk itupun semakin mendekat ke arah Naruko.
Naruko menelan ludahnya. "Oh, baiklah ternyata dia lebih besar dari perkiraanku," ujarnya lemas.
Dalam hitungan detik, kelabang itu melesat menyerang Naruko, membuatnya terkejut karena dengan fisik sebesar itu sang kelabang bisa bergerak lincah. Naruko melompat ke atas kepala makhluk itu dan menusukkan kunai di puncak kepalanya. Belum cukup sampai di sana, Naruko menekan dan menarik kunai tersebut ke arah belakang, meninggalkan luka yang memanjang dari kepala hingga setengah badan makhluk tersebut. Makhluk itupun mengerang kesakitan, mengayun-ngayunkan badannya ke segala arah, membuat Naruko terhempas dan menabrak puing bangunan.
Tapi kelihatannya serangan Naruko belum cukup untuk membunuhnya. Makhluk itu kembali menyerang dan terlihat semakin marah. Tak mau jadi sasaran empuk lawannya, Naruko segera bangkit meski bahu kirinya terasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Baru Naruto[Tamat]
RandomDimulai dengan kemunculan Naruko, gadis yg terlahir dari bunshin Naruto. Di balik tingkah Naruko yang merepotkan, Naruto mulai sadar kalau Naruko-lah sosok yg selama ini ia cari yg bisa menghilangkan kesepiannya. Namun keduanya tak tahu, keputusan m...