Chapter 10 Hati Kecil

686 62 3
                                    

Chapter 10

Hati Kecil

Hingga siang menjelang, Naruto sama sekali tak memakan ramen instan yang diseduhnya tadi pagi. Memang ini hal yang tak biasa. Seorang Uzumaki Naruto melewatkan satu cup ramen yang sudah diseduhnya. Ini merupakan keajaiban dunia ninja.

Tapi mau bagaimana lagi? Pikiran Naruto terlalu kacau sekarang. Ia tak menyangka kalau Naruko akan benar-benar meninggalkan apartemen, meninggalkan Naruto di sana sendirian. Selain itu, Naruto lebih tak menyangka lagi kalau ternyata dirinya akan merasa sangat kehilangan saat ditinggalkan gadis pirang itu. Naruto sadar, terkadang sikap Naruko memang suka menyebalkan dan selalu saja merepotkannya. Tapi jika diingat-ingat lagi, justru kemanjaan dan keceriaan Naruko itulah yang membuat hidup Naruto lebih berwarna akhir-akhir ini. Sekarang keceriaan itu sudah hilang. Apartemen Naruto sekarang telah kembali ke keadaan sebelumnya, sepi dan sunyi.

Naruto tidak nyaman dengan keadaan ini. Ia sudah terlanjur terbiasa dengan kehadiran Naruko di sisinya. Naruto tak keberatan jika Naruko kembali merepotkan dirinya. Asalkan gadis itu mau pulang.

Akhirnya Naruto memutuskan untuk mencari Naruko. Ia tahu mungkin Naruko akan sulit bahkan menolak untuk diajak pulang. Tapi minimal, Naruto butuh penjelasan yang detail akan alasan kepergian Naruko.

Siang itu Naruto mengunjungi tempat-tempat yang mungkin dikunjungi Naruko. Ichiraku, taman, lapangan tempat berlatih, dan tempat lainnya. Naruto juga bertanya ke setiap penduduk yang ditemuinya apa mereka melihat Naruko. Tapi hasilnya nihil, Naruto tidak menemukan Naruko di tempat-tempat yang dikunjunginya. Orang-orang juga tidak ada yang melihat Naruko dari pagi.

"Naruto-kun!"

Suara lembut Hinata menghentikan langkah Naruto. Dilihatnya Hinata sedang berlari kecil ke arahnya.

"Hai Hinata."

Naruto menyembunyikan kegalauannya untuk sementara karena tak mau Hinata tahu. Yaaa kalian tahu sendiri Naruto paling tak bisa membagi kesedihannya dengan orang lain. Selagi dirinya masih mampu menghadapinya sendirian, Naruto pasti akan berusaha sendiri.

"Aku menunggumu di Ichiraku, tapi kau tidak datang. Umm.. jadi aku putuskan untuk mencarimu," kata Hinata pelan, terutama pada kata terakhir yang diucapkannya.

Mata Naruto melebar. Sial, batinnya. Ia melupakan janjinya kemarin untuk kembali makan siang bersama dengan Hinata. Rencananya mereka akan makan siang di Ichiraku siang ini. Ternyata kepergian Naruko telah membuat Naruto panik dan melupakan segalanya, termasuk janjinya dengan Hinata. Merasa tak enak kepada Hinata, tanpa membuang waktu lagi Naruto langsung membungkukkan badannya meminta maaf.

"Maaf Hinata, aku benar-benar lupa."

"Tidak apa-apa kok," ujar Hinata. Ia berusaha tersenyum menanggapi Naruto agar bocah itu tak terlalu merasa bersalah telah melupakan janji mereka.

"Kalau begitu ayo kita pergi ke Ichiraku."

Naruto berbalik arah, kemudian mulai melangkahkan kakinya diikuti Hinata di belakang. Naruto nampaknya harus bersabar, pencarian Naruko harus dihentikan dulu. Ia sudah terlanjur berjanji kepada Hinata.

Di Ichiraku, kali ini Naruto memakan ramennya karena ia tak bisa berbohong kalau perutnya sudah sangat lapar. Tanpa diketahui Naruto, sepasang mata lavender Hinata terus saja memperhatikannya. Hinata tahu, ada yang salah dengan Naruto. Hinata tidak bodoh, ia menyadari tingkah Naruto yang aneh.

Pertama, Naruto melupakan janji mereka. Sejak kapan Naruto melupakan janji? Naruto bukan tipe orang yang suka melanggar janji. Kalaupun ada urusan mendadak, Naruto akan berusaha tetap datang meskipun terlambat.

Kehidupan Baru Naruto[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang