Prolog

451 28 0
                                    


Deru nafasnya mulai memberudal letih saat langkah kakinya begitu cepat terpacu untuk berlari menelusuri lorong-lorong gelap yang menyatu dengan gelapnya istana ini. Hanya bertemankan obor-obor tergantung di dinding dan cahaya rembulan yang membantu penerangannya. Secukupnya itu tak membuat fokusnya terhenti karna kelelahan terus berlari.

" cepat kejar dia, jangan sampai dia kabur dan semakin jauh.." yang mengejarnya terus menerus berseru keras. Memberi instruksi pada yang lain untuk terus mengejarnya lagi.

Sekali lagi mengandalkan indra pendengaran, penciuman dan pengelihatannya, ia terus berlari. Mengikuti insting Alphanya dan menghindar dari pasukan Wizard yang mengejarnya. Langit gelap seolah menyatu dengan alam sekitarnya. Bau anyir darah sudah tersebar dimana-mana. Dia tak memperdulikan itu lagi. Yang terpenting sekarang adalah membawa buah lotus kehidupan ini sampai ke pack secepatnya.

Dengan jiwa serigala yang memimpin tubuhnya saat ini, ia terus saja berlari hingga langkah kaki membawanya keluar perbatasan antara kerajaan klan wizard dengan packnya.

' Xander.. Cepatlah kau ke perbatasan selatan kerajaan mirabella. Temui aku di hutan kegelapan dan segera bawa pasukan kita yang tersisa kemari..' Revano memindlink betanya yang saat ini juga tengah bertarung untuk membantu alpha mengambil buah lotus kehidupan untuk lunanya yang sedang sekarat saat ini.

' Baik alpha..' Revano mendapatkan jawaban dari betanya. Sesekali manik birunya itu melirik kebelakang, melihat ratusan pasukan wizard telah berbondong-bondong mengejarnya.

Dengan lincah, kakinya itu telah memasuki perbatasan area hutan hitam. Kali ini ia mempercepat larinya, mempertajam semua indra tubuhnya sekaligus demi menyelamatkan nyawanya sebelum ajal menjemputnya nanti.

Bukannya apa, ia sekarang harus segera memberikan buah ini kepada sang beta supaya buah ini cepat sampai ke packnya. Tak berhenti sampai di situ, ia terus saja mendengar teriakan keras penuh amarah dari arah belakang. Namun ia tak bergeming, malah menambah laju larinya.

Sampai di tengah hutan ia bertemu dengan sang beta. Dan terlihat ia juga sudah menunggunya di sana.

" Alpha.. Anda terluka.. " Xander bersuara khawatir bukan main saat melihat keadaan Alphanya sekarang ini.

Wajah Revano dipenuhi darah bahkan hampir seluruh bagian tubuhnya sudah dipenuhi oleh luka. Sang alpha tak menjawab, malah pria itu menariknya untuk bersembunyi di balik semak-semak belukar yang tak jauh dari sana.

" Xander, cepatlah bawa buah ini kepack kita, berikan ini pada luna.. Aku percayakan ini padamu. Berjanjilah padaku, bahwa kau harus membawa buah ini sampai ke tangan Luna dengan selamat, walau nyawamu taruhannya.." Revano dan Xander berjongkok dan segera memberikan buah lotus kehidupan pada betanya. Ia sangat percaya jika betanya ini mampu mengemban tugas ini.

" Tapi Alpha bagaimana dengan anda..?" tanya Xander mengambil buah itu dan menatap alphanya lagi.

" Aku tidak apa-apa.. Sekarang pergilah, kita tidak punya banyak waktu.." sang Alpha segera berdiri dan diikuti oleh Xander bersamaan. Baru hendak menjawab tapi suara lain malah mendahuluinya.

" Alpha Revano.. Kau mau lari kemana.. Huh.. Kau tidak bisa bersembunyi lagi.." mereka berteriak keras sekali bahkan telinga sang Alpha pun terasa sakit mendengarnya. Mungkin ini juga pengaruh sihir mereka..

" Pergi dari sini Xander, bawa warrior kita yang tersisa bersamamu.. aku tidak ingin mengambil resiko jika tidak ada yang membantumu nanti saat diperjalanan.." Revano berucap dengan nada di tekan membuat sang beta itu membulatkan matanya, terlihat sangat tertekan antara memilih pergi atau tidak.

Love Two WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang