Prolog : aku suka berisik dan bodohnya Sawamura

2.3K 152 4
                                    

.
.
.
Pukul 12 malam. Suasana yang sudah sangat sepi di lapangan baseball sma Seidou. Kazuya dengan tenangnya melihat langit penghujung musim panas yang cukup berbintang. Bulan sabit terlihat begitu cantik dengan cahanyanya. Awan-awan perlahan menutupi sang bulan sedikit demi sedikit. Kazuya hanya bisa menghela nafas sambil menyeruput cup black coffeenya.

Kini di otak kazuya beribu-ribu ingatan terlintas begitu saja, membuat kepalanya sedikit pening dan terus-menerus mencoba menghela nafas untuk menenangkan dirinya.

“ah.. kapan dia bakal sembuh dari yipsnya?” gumam kazuya dalam hati. Tentu saja yang dia maksud adalah si pitcher berisik yang akhir-akhir ini menjadi murung karena mengalami yips setelah kekalahan melawan Inajitsu di final dan kalah telak di latih tanding oleh Yakushi.

Kazuya kembali menyeruput black coffee nya untuk kesekian kalinya. Pikirannya berusaha untuk tenang setenang mungkin.

“jujur.. aku tak suka Sawamura yang muram. Rasanya sakit sekali..” gumam kazuya.

“aku lebih suka dia yang berisik dan begonya gak ketulungan. Yang tiap saat pasti lari ke arahku minta tangkap lemparannya dengan suara yang bahkan bikin banyak orang protes minta dia diam.”

“sawamura.. apa yang harus aku lakukan?”

Sekali lagi kazuya menatap sang bulan yang perlahan hendak ditutupi oleh awan-awan, namun masih bertahan dengan terus memancarkan cahayanya. Terlintas di otaknya wajah Eijun yang penuh akan ekspresinya. Kazuya terkekeh sesaat mengingat pertemuan pertama kali dengan Eijun yang saat itu si bodoh Eijun dengan beraninya menantang Azuma senpai yang bisa dibilang gede dan menakutkan.

“ba-ka. Kenapa aku malah kepikiran itu sih? Dan kenapa aku malah suka sama ntuh bocah sih? Hahaha” kazuya terkekeh.
.
“Oi! Lu gila ya, Miyuki?” ucap seseorang

Kazuya menoleh ke belakang, jujur ia sedikit terkejut. Ternyata Kuramochi yang menguap menghampirinya.

“eh, kuramochi? Kau belum tidur?” tanya Kazuya.

“bukan. Gua baru bangun. Sepertinya tadi gua ketiduran deh. Dan sekarang malah gak bisa tidur.” Jawab kuramochi sambil menggaruk pipinya dengan malas.

“kkkkk.. kau tak bisa tidur? Mau aku nyanyiin lagu Nina Bobo, kuramochi-kun?” tentu saja dengan seringai menyebalkannya.

“ogah! Dinyanyiin ama lu malah kayak yang dinyanyiin setan, gak bakalan bisa tidur.” Tolak kuramochi

“kau kejam, kuramochi-kun. Hahaha” balas kazuya

“diem lu!” Timpal kuramochi.

Hening seketika. Kuramochi duduk di dekat kazuya sambil meminum minuman isotonik yang barusan ia beli di vending machine.

“jadi, kenapa kapten kita ini belum tidur dan malah ngelamun kek orang susah disini sendirian?” tanya kuramochi sambil memandangi langit berbintang.

Kazuya tertunduk, ia seolah sedang memikirkan jawaban apa yang akan dilontarkan pada kuramochi, salah satu wakilnya.

“hmm.. mengenai sawamura.” jawab kazuya

“lu masih suka ama ntuh bocah?” tanya kuramochi

“tentu aja lah! Kau pikir perasaanku ini musim? Mesti berubah-ubah.” Jawab kazuya

“hmmm.. terus ngapain lu merenung disini?” tanya kuramochi

“aku mikirin tentang yipsnya.” Jawab kazuya.

Kuramochi terdiam sejenak, ia meminum minumannya. Kemudian botolnya diletakkan disampingnya.

“bukannya lu udah minta chriss senpai buat bantuin? Tenang aja, gua yakin ntuh bocah bakalan siap di turnamen musim gugur satu bulan lagi. Gua yakin.” Ucap kuramochi.

“iya sih.. tapi.. rasanya aku seperti orang yang tak berguna. Aku tak bisa apa-apa. Aku tak bisa bantu sawamura..” kazuya tertunduk lagi

Kuramochi cukup kesal melihat temannya itu memasang raut wajah menyedihkan seperti itu.

“lu ngomong apa sih bego? Bukannya lu yang bikin chriss senpai datang dan bantu si bakamura atasi yipsnya? Bukannya lu juga sering bantu dia? Napa lu jadi lemah kek gini sih, bego?” nada suaranya cukup ditekan, seolah sedang kesal.

Kazuya hanya tertunduk. Ia tak bisa menjawab pertanyaan/pernyataan kuramochi barusan.

Kuramochi berdiri, ia menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor oleh tanah. Mengambil botol isotoniknya dan memukulkannya ke pundak kazuya dengan pelan.

“lu rese kalo lagi laper. Mendingan sekarang lu balik ke kamar lu. Ini udah malem. Gua yakin kimura bakalan khawatir ngeliat senpai sekamarnya belum kembali ke kamar di tengah malam gini. jangan bikin orang cemas, bego!” ucap kuramochi

“kau juga diluar, kuramochi-kun. Bagaimana kalau sawamura bangun dan ngeliat kau gak ada dikamar? Kan kasian..” kazuya bangkit, ia juga menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor oleh tanah.

Kuramochi hanya tertawa mendengar balasan menyebalkan dari kazuya. mereka kembali menuju asrama.
.
“ne, kuramochi..” ucap kazuya

“apa?”

“kau yakin kan kalo dia bakalan sembuh dari yipsnya?”

“tentu aja. Gua bakalan hajar ntuh bocah kalo gak sembuh dari yipsnya.”

“kau menakutkan, kuramochi-kun..”

Kuramochi melirik ke arah kazuya sambil terkekeh.

“aku juga yakin. Aku sangat yakin kalo sawamura bakalan cepat sembuh. Karena aku orang yang akan menyembuhkannya.” Ucap kazuya sambil menyeringai.

Jujur, kali ini kuramochi benar-benar kesal dengan tampang menyebalkan kazuya, ia bahkan menimpuk pundak kazuya cukup keras dengan botol minuman yang masih terisi cukup penuh.

“lu nyeremin, bego! Lagian lu kepedean banget sih, miyuki.. ngeselin lu!” timpal kuramochi.

“ahaha.. makasih pujiannya.” Kazuya tertawa

“itu bukan pujian, bego!” balas kuramochi.

.
.
***
Next....

BAKAMURA EIJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang