20. Malam ini Bolehkah Aku ke Kamarmu, Kap?

773 72 13
                                    

Gomeeeeee!!!!!!
Karena beberapa alasan aku jadinya publish dua chapter dalam satu hari.

Selamat membaca, minna!!


.

.

Atas usulan Ochiai coach, para anggota tim seidou yang duduk di bangku penonton dipulangkan menuju sekolah sedangkan seluruh anggota tim utama harus menonton pertandingan Inashiro dan Teito.

Kazuya yang dari tadi bahkan tak mengobrol dengan eijun karena entah kenapa rasanya sangat canggung kini duduk bersama nori, furuya, dan yang lainnya di bangku yang kosong. Hari ini stadion sangat padat makanya anggota yang lain dipulangkan.

Sedangkan di jarak yang tidak cukup jauh tapi memang tak dekat, di belakang, di bangku yang tersisa sendiri, eijun memisahkan diri dari rekan setimnya, ia duduk menyaksikan pertandingan semifinal yang satunya lagi itu dengan penonton yang lainnya.

Kuramochi yang duduk dengan haruichi melirik ke bangku sampingnya yang ternyata masih cukup untuk satu orang lagi.

“sawamura! disini ada satu yang kosong. Kau duduk disini!” teriak kuramochi manggil eijun

“gak perlu. Disini aja. Disini aku lebih jelas ngeliatnya.” Jawab eijun seolah menahan emosi

“ah gitu ya? bodo ah.” timpal kuramochi dengan suara pelan

“sepertinya dia benar-benar marah..” gumam kuramochi

Haruichi yang melirik sekilas ke arah eijun mengangguk setuju dengan perkataan kuramochi barusan. Sedangkan tak jauh dari tempat duduk haruichi, di jajaran tempat duduk kazuya, kini kazuya terlihat begitu frustasi. Rasa menyesal atau merasa bersalah nampak di wajahnya yang dengan diam-diam melirik ke arah kekasihnya yang mengasingkan diri darinya, menjauh darinya.

Nori  yang melihat raut wajah kazuya yang begitu tak nyaman baginya hanya bisa bereaksi heran. “ada apa diantara dua orang ini?” gumam nori dalam hati.

biasanya miyuki bakalan banyak ngomong saat ngeliat pertandingan, tapi kali ini gak terlalu. Kenapa ya? apa jangan-jangan..” gumam nori dalam hati sambil menduga-duga

Dan pertandingan selesai dengan Inashiro melaju ke babak final. Kemudian penonton satu persatu meninggalkan kursi, pergi keluar dari stadion

Haruichi menghampiri eijun yang berjalan turun, “eijun-kun. Besok satoru-kun dan miyuki senpai akan nonton pertandingan final. Apa yang akan eijun-kun lakukan besok?” tanya haruichi

“aku akan nonton videonya saja. Besok aku akan latihan memukul sampai tanganku melepuh. Aku akan berlatih sangat keras. Baru kali ini aku merasa begitu payah dengan kemampuan memukulku. Dan aku juga akan mengevaluasi permainanku tadi.” Jawab eijun dengan nada datar, dan perlahan meninggalkan haruichi

“eh? Evaluasi? Performanya hari ini?” haruichi terheran dengan ucapan eijun barusan.

.

.

Sore hari, di seidou..

Kazuya dengan biasanya pergi latihan memukul sendirian. Kali ini di jalan setapak menuju lapangan, kazuya dengan tenangnya menatap matahari yang perlahan tenggelam sambil menyimpan batonnya di pundaknya itu.

aku kira selama ini aku selalu memerhatikannya, memerhatikan betapa kerasnya ia berjuang. Aku memang yakin kalau sawamura hebat dan bisa diandalkan. Tapi, apa pernah terlintas di pikiranku bahwa sawamura akan secepat ini menjadi seorang ace? Lemparannya hari ini.. benar-benar mencerminkan lemparan seorang ace.”gumam kazuya sambil memandangi langit dengan matahari yang perlahan tenggelam

BAKAMURA EIJUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang