bab 6

104 14 1
                                    

Edward terbangun pagi sekali esoknya. Ia mandi di bak mandinya dan menuju ke kamar mandi pelayan. Ia melihat betapa jijiknya ruangan tersebut. Oleh karena itu, ia memutuskan sebagai mantan anak kos untuk mulai bersih-bersih.

"Phew, akhirnya bersih juga 2 kamar mandi ini. Hmm.. sekarang bersihkan dapur bawah tanah"

Setelah membersihkan hampir seluruh rumah, ia melihat jam sakunya menunjuk pukul 04:30 pagi. Hari itu Edward terbangun pukul satu pagi setelah menyuruh para pelayan untuk tidur selama 8 jam.

Dari kejauhan terdengar suara langkah kaki yang menggema di lorong. Edward segera beres-beres, merapikan pakaiannya dan pergi bekerja di kantornya. Ketika ia masuk ke kantornya, ia melihat sosok Lin Xie Yang yang memegang korek api.

"Aku mengerti bahwa rasa bencinya sangat besar pada Edward dan juga dunia. Aku sangat kasihan kepadanya. Namun, Edward telah bekerja keras dengan kertas dokumen ini dan aku yang akan repot. Sekarang kau akan membakar nya?! Keterlaluan"

"Merepotkan. Kau akan membakar seluruh ruangan ini kan?" Tanya Edward jengkel

Edward menampar wajah Lin Xie Yang hingga ia terjatuh di lantai.

"Sadarlah. Jangan jadi gila. Kau kira ada untungnya. Lin Xie Yang, kau sangat tidak tahu diri, perusak pemandangan sepertimu lebih baik mati saja"

"UAAKH, AKU TAK BERMAKSUD BERBICARA BEGITU!!"

"Benar, aku lebih baik mati saja. Tapi itu keputusanku bukan keputusanmu," balasnya sambil berusaha berdiri

Edward menopang dagunya dan menghela nafas. Ia memberikan Lin Xie Yang sebuah kertas sihir kontrak untuknya. Edward berniat untuk membantu Lin Xie Yang, tapi dengan kondisi yang sekarang, menghancurkan dunia hanyalah mimpi belaka.

"Kau setuju?" Tanya Edward

".. Tidak mungkin aku terima dari orang seperti mu!" Bentaknya

"Tapi menghancurkan dunia itu hanyalah mimpi belaka saja sekarang jika kau tidak berubah. Bukankah kau ingin menghancurkan mereka? Atau mungkin kau hanya takut saja? Pe.nge.cut"

Lin Xie Yang menggembungkan pipinya dan mengambil kertasnya dengan jengkel. Deklarasi perang? Menurut Edward, Lin Xie Yang hanya bercanda saja dan tidak benar-benar ingin menghancurkannya. Ia hanya frustasi dan kesal saja.

"Lucunya. Tapi.. ia tidak akan bertahan seperti ini. Lin Xie Yang sekarang tidak terlalu terbuka dan baik hati. Dia masih imut dan kekanak-kanakan, dengan kata lain tidak dewasa. Inilah salah satu alasan mengapa Lin Xie Yang bukan karakter favorit ku"

"Aku sudah menandatangani kontraknya. Tapi tepati janjimu," ucapnya sambil mengembalikan kertasnya

***

Jam 5 pagi, Arkeo terbangun dari tidurnya. Ia disambut oleh kicauan burung dan udara segar di pagi hari. Hari ini juga ia menjalankan rutinitas sehari-harinya.

Ia membuka pintu kamarnya dan mendengar suara riuh dari kamar mandi pelayan. Ia mengambil handuknya dan bergegas kesana.

"Apa yang terjadi disini, pak?" Tanyanya

Kepala pelayan menunjuk pada ruangan yang bersih mengkilat. Para pelayan dan pembantu disana terkejut dengan perubahan jauh. Para koki juga berkata dapur juga bersih dan ruangan lain juga.

"Siapa yang melakukan ini?" Tanya kepala pelayan, Arsene

".. apa mungkin.. tuan muda Edward?" Tanya Arkeo

Mereka menatap satu sama lain ragu. Edward adalah sosok yang licik. Mereka tidak berani melenceng dari perintahnya. Tapi Edward yang baik hati itu janggal, sebab itu mereka mulai mengkhayal apa yang terjadi jika menggunakan ruangan ini.

The Reader became an antagonist and saved the Heroine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang