bab 16

24 5 0
                                    

[hei, sialan. Apakah ini keadaan darurat?]

"Apa yang bisa ku harapkan darimu tak berguna. Kau baru saja membongkar rahasia kita"

Aku adalah Edward, sebuah arwah yang sedang berkeliaran di kamar tamu. Kalian lihat, Aku baru saja memberitahu Eyre dan Rybakov kalau aku bukan 'Edward'yang asli.

Walaupun itu sangat ambigu.. menurut ku, daripada mengelak bukankah lebih baik jika kita jujur saja? Maksudku kita bertemu seseorang yang melihat hantu, apa gunanya kita berbohong?

[Apa rencanamu sekarang? Lin Xie Yang sudah mulai berubah kan? Setidaknya ia punya sopan santun dan tata Krama yang lebih baik]

'Edward' tertawa terbahak-bahak dan tersenyum licik. Aku mengalihkan pandanganku darinya takut dan melanjutkan tur kamarku. Aku berhenti disebuah foto yang mirip dengan seseorang yang sangat kukenal.

[Genki?]

Seseorang dengan rambut putih, kulit pucat, badan langsing dan kacamata yang kukenal baik. Ini pasti Gen. Tidak mungkin ini bukan dia.

"Apa yang kau lihat? Sebuah sampah?" Tanya 'Edward' membuatku tersentak

[.. kau kenal dia?]

"Oh.. adik Su Jianying.. Anak angkat Su Hongli yang br****ek. Siapa lagi nama sampah itu? Su Jierui, bukan?"

Su Jianying?! What?! Protagonis kedua ada adik?!! Sudah pasti dia itu Genki!!

"..Apa dia berasal dari dunia lain juga? Kau tampak yakin sekali," ujar 'Edward'

[Hmm.. aku bisa dibilang 101% yakin itu dia. Maksudku bukankah hampir setiap jalur cerita reinkarnasi hampir sama? Pesta, konflik, festival..sekolah jika plotnya bisa]

'Edward' menopang dagunya sebelum terkekeh kecil dan berkata dengan sangat percaya diri tentang rencananya. Aku hampir terbatuk-batuk pingsan mendengarnya.

[Proyek Lin.. untuk mendapatkan alur yang sempurna? Apa yang terjadi dengan alurnya]

Edward menyenderkan punggungnya di dekat jendel sembari menyimpangkan tangannya menjelaskan bahwa Yu Yuan Shao.. tidak menulis ceritanya lagi? Tunggu jadi bagaimana dengan pembaca yang lain?

"Apa yang kita lakukan itulah alurnya. Dia hanya menyempurnakannya lebih lanjut. Semua yang kita lakukan tercatat pada benda yang namanya laptop"

Aku menghentakkan tanganku ke meja dan memukul wajah ku sekeras mungkin. Tapi tentu saja tidak mempan. Aku hanya bisa mendengar suara tawa si maniak perang itu.

"..Apa yang kau lakukan? Wajahmu tembus"

Aku seperti dimata-matai penggemar rahasia saja. Apa maksudmu semua hal yang kulakukan seperti bersih-bersih satu rumah itu juga tercatat? Pantas saja 'Edward' kesal.

Ia sepertinya tidak peduli lagi terhadap perang Barat, kunjungan ke Utara, ataupun yang lain lagi. Dia hanya ingin membuat cerita ini menarik lagi. Dan salah siapa cerita ini jadi sampah?

Aku tentu saja.

"Sebelum rencana cemerlanku diberitahu pada seorang tak berguna, aku ingin mencoba satu teknik dulu.. teknik satu jiwa-"

[Co-consciousness? Maksudmu seperti dua orang dalam satu tubuh?] Selaku sembari tertawa geli

'Edward' tampak jengkel melihatku. Tapi sepertinya kita mempunyai ide yang sama. Awalnya kupikir dia seram, tapi dia malah seperti kakek tua yang suka sok ngatur maniak perang. Dia juga sudah berjanji bukan? Itu artinya aku aman jika terikat dengan kontraknya.

Cara bicaranya juga sudah sedikit berubah. Tidak terlalu kasar denganku, walaupun aku tidak yakin yakin kita dekat. Tapi setidaknya mendapatkan rasa hormat dan dihargai itu tidak buruk.

The Reader became an antagonist and saved the Heroine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang