bab 12

50 7 0
                                    

"bagaimana rasanya br****ek?"

".. kau tidak perlu bertanya kalau tidak mau, dasar sadis"

"Aku tidak imggin mendengarnya dari pembunuh sialan seperti mu"

Aku melihat Shaq yang sedang diobati dokter di ruang tamu. Setelah pertemuan dengan 'Edward', aku membuat beberapa kesepakatan dengannya.

Pertama, Lin Xie Yang yang 'konyol' diperbolehkan tetap ada disini sampai rencananya dan dia selesai. Kedua, agar Shaq diperlakukan dengan layaknya manusia. Ketiga, semua kendali ada di tanganku kecuali dalam keadaan darurat 'Edward' boleh mengambil alih.

"D, dia semua baik dan sehat-sehat saja. Hanya luka ringan," ucap dokter

Aku mengangguk dan memanggil Arkeo untuk mengantarkan dokter itu keluar. Arsene menghampiri ku dan membawa Shaq kembali ke penjara. Aku meregangkan otot-otot ku dan melirik dari sudut mataku.

[Kau mau ku cabut matamu?]

"...."

Benar, sebagai gantinya, 'Edward' akan menghantui ku.. selama hidup ku menjadi dirinya..

".. apa kau tidak lelah?" Tanyaku

[Apa hantu bisa lelah?]

"Kau kan belum mati," gumamku sambil berjalan ke kantor

'Edward' sekarang tidak bisa dilihat oleh orang lain kecuali diriku sendiri. Dia mengawasi ku setiap hari mulai dari aku bangun, tidur, dan bangun lagi.

Sebenarnya, itu SANGAT tidak nyaman..

"Ayah, lihat!" Ujar Peony dari ujung lorong

Ah iya, terakhir.. auto-false tidak berlaku dengan Peony dan orang pilihan 'Edward' seperti ratu atau pamannya. Syukurlah.. aku bisa mental breakdown jika berkata seperti itu pada anak kecil.

".. apa?" Tanyaku sektika melihat wajah masam 'Edward'

[.... Dasar pelakor]

(ノ`⌒')ノ┫:・┻┻

APA YANG BARUSAN DIA BILANG?!! KAU BANG-

Peony memeluk ku erat sebelum aku bisa membuka mulutku. Aku menenangkan diriku dan memeluk Peony kembali. Pandanganku lalu tertuju pada seorang pelayan atau apalah sebutannya yang mengurus Peony. Ia membungkuk di hadapanku takut dipukuli oleh tanganku.

"Apa yang kau lakukan Elis?" Tanya Peony bingung

"A-ah, no, nona-"

Aku menariknya naik dan membersihkan pakaiannya dengan tangan kiri ku. Aku bisa merasakan punggungku terbakar ditatap 'Edward'. Walaupun aku bisa melakukan semaunya auto-false sialan itu tetap berfungsi selam dia ada disini.

Tentu saja aku tidak ingin Peony mendengarkan semua kata-kata kasar yang ku ucapkan. Jadi aku harus berhati agar tidak salah berbicara.

Aku meraih pundaknya dan berbisik ke telinganya.

"Kerja sampai mati, dasar menyedihkan (silahkan kembali bekerja, maaf jika kata-katanya kasar)"

Pelayan bernama Elis tersentak ngeri dan segera berlari. Sesaat aku bisa merasakan 'Edward' tersenyum lebar seakan-akan ia menikmatinya. Aku lalu melihat Peony membawakan ku sesuatu di tangannya.

"Apa ini? Surat untuk ku?" Tanyaku

[Tidak berguna, itu dari sang ratu. Yang mulia ratu hanya memakai segel berbeda untuk penyamaran]

"Ratu..?!" Gumamku

".. Ayah, apa itu surat dari ratu? Sepertinya penting sekali," kata Peony

"Benar, ratu menyamarkan surat ini dan mengirimkannya padamu agar tidak hilang di tangan ayah," jelasku

The Reader became an antagonist and saved the Heroine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang