bab 5

210 18 0
                                    

Aku terbangun di tempat yang tak kukenal. Hal yang pertama kali kulihat adalah lautan bintang yang indah di langit malam. Kulihat bunga di sekeliling ku dan sebuah danau dari kejauhan.

Aku berlari menuju danau dan melihat di dalam air ada sesosok pria rambut hitam panjang dengan mata biru yang bersinar bagai bulan malam ini. Aku meraba wajahku dan tersadar.

"Eh?.. Eh?!! Ini bukan tubuhku!" Jeritku

Ini adalah tubuh Edward El Christopher, sang antagonis di cerita The adventure of Princess Lin. Aku melihat ke depan dan menyadari di kejauhan terdapat sebuah mansion yang besar milik Edward dan tak jauh dari sana ada kota miliknya.

Secara nyata, Edward bukanlah tokoh antagonis yang jahat.. tidak sebenarnya dia adalah tokoh yang sangat jahat dan kejam. Dia tidak mempunyai masa lalu yang kelam dan hanya bosan dengan dunia saja. Tapi ini sangat tidak adil bagiku..

... Bukankah disaat seperti ini aku lebih baik mati saja? Tapi tidak akan ada kesempatan kedua lagi nantinya. Ugh, untuk sekarang akan lebih baik jika aku pergi dulu.

"Tuan muda, ini darurat!!" Tanya seorang pelayan yang menghampiri ku

"Heh, dasar pelayan kurang ajar. Apa mau mu?" Tanyaku

Kata-kata kasar langsung keluar dari mulutku seketika aku berbicara. Aku tidak bermaksud berbicara seperti itu, tapi tubuh ini bereaksi sendiri dan menolak mengikuti kemauan ku untuk berbicara bebas. Walaupun maksudnya tersampaikan dengan baik, aku rasa akan susah untuk mengekspresikan diri melalui perkataan dan mimik wajah.

Tapi, aku menyadari satu hal. Jika aku berkata dengan kalimat singkat atau sudah kasar sejak awal, tidak akan ada perubahan sama sekali.

"T, tuan muda, a, ada penyusup di mansion"

"Tsk, serangga tidak berguna akhirnya berguna juga (terima kasih)"

Aku menutup mulutku dan lari ke mansion. Aku melihat para pelayan berlutut berbaris rapi kesamping. Seorang pelayan memberikan sebuah tongkat kayu penuh paku padaku.

"Serangga, tanganmu itu apa? Kenapa memberikan benda seperti ini? (Hei, apa yang kau pegang, kenapa aku perlu benda seperti ini?)," Tanyaku

"A, aku akan mengambil y, yang lebih besar"

Seorang pelayan mengambil tongkat besi penuh duri dilapisi racun dan memberikannya padaku. Edward merupakan antagonis yang kejam dan sering melukai orang lain. Tapi aku bukan Edward, jadi.. aku akan menjamin keselamatan kalian.

Aku mengambil tongkat besi tersebut dan melemparnya jauh ke pojok ruangan. Aku melangkah menuju penjara bawah tanah tempat sang penyusup di kurung. Alasan kenapa Edward tidak ingin membunuh para penyusup itu langsung karena ia sangat suka menyiksa mereka. Ia bahkan mengoleksi setiap kuku dan bola mata orang yang telah ia bunuh.

"... T, tuan muda.. apakah kau t, tidak-"

"Kalian sungguh mengecewakan, pergi dari sini. Aku punya mainan baru sekarang.. (itu tidak diperlukan, kalian bebas. Aku harus segera menemui Penyusup itu)"

Aku merinding mendengar kalimat terakhir ku. Aku merasa seperti pembunuh berantai dengan suara serak milik Edward. Dengan rasa bersalah, aku menuruni tangga bawah tanah. aku melirik dari ekor mataku seorang pelayan mengikuti ku.

Dia adalah pelayan yang matanya hilang satu. Hm.. tidak perlu berkata apapun lagi tentang siapa dibalik semua ini. Tentu saja semua pelakunya adalah Edward. Pelayan itu namanya Arkeo

"Hei, dimana penyusupnya?" Tanyaku

"T, tuan d, di sel nomor 3," jawabnya dengan suara bergetar

Aku mempercepat langkahku menuju sel nomor 3. Penyusup yang masuk ke mansion ini tidak lain adalah Lin Xie Yang. Hal ini ada diceritakan pada bab 36. Ia masuk ke mansion untuk mengambil dokumen penting tentang dirinya karena ia adalah putri kerajaan Lin dari negeri timur.

Edward merupakan seorang aristokrat tingkat Duke yang berasal dari negeri barat. Perbedaan antara budaya mereka sangat jauh berbeda. Dua wilayah ini sangat berbeda jauh.

Tidak hanya dua negeri ini saja tapi negeri selatan dan utara juga ada. Tapi tidak ada yang namanya negeri tengah. Authornya menggunakan kata kota Netral untuk mendeskripsikan wilayah itu.

"Kau punya nyali juga masuk ke sini, tidak buruk untuk serangga sepertimu (kau sangat pemberani, kembangkan lagi Lin Xie Yang)," ucapku

Lin Xie Yang melototi ku dengan dingin dan jijik. Edward sudah bertemu dengannya 2 kali. Terakhir kali Edward hampir mencabut lidahnya dan memotong tangannya. Pantas saja reaksinya begini. Tapi dia hebat karena tidak takut pada Edward.

"Kembalikan dokumen yang kau ambil, itu bukan milikmu!" Bentaknya

Walaupun ia berani, dia harus belajar untuk lebih cerdik sedikit. Aku yakin karena perbuatanku ia tumbuh sedikit berani. Oh, atau mungkin aku harus sedikit tegas padanya? Mari kita coba!

"Heh, kembalikan?" Ucapku sambil melambaikan dokumen yang dibawa Arkeo

"Dokumen ini sejak awal bukan milikmu melainkan aku yang membuatnya setelah menyelidiki kasusmu," lanjutku

Lin Xie Yang mengeluarkan reaksi kecil. Ia tersentak dan kembali diam. Tatapannya tampak lelah dan depresi. Aku rasa menjadikan dia tahanan budak tidaklah buruk juga. Aku menoleh ke sel lain yang masih ada tahanan. Ada 3 sel lain yang masih ada orang didalam.

"Arkeo, data tahanan, berikan padaku!" Pintaku

"B, baik!"

Arkeo bergegas ke atas dan mengambil data yang kuminta. Sementara dia pergi, aku mengecek Lin Xie Yang yang sedang dalam keadaan lemah. Para tahanan lain juga dalam kondisi yang sama. Mereka tidak makan dan minum berhari-hari.

Aku berjalan cepat menelusuri ruangan dan melihat sebuah ruangan dimana makanan mereka dibuat. Ruangan tersebut kosong karena sudah malam hari. Aku ingat mereka hanya diberi makan bubur kayu dan air parit seminggu 2 kali saja. Aku bersyukur mereka masih hidup.

Arkeo berlari ke arahku. Ketika aku melihat ia berlari ke arahku, aku bergegas ke arahnya panik akan dia terjatuh karena lantai yang berbatu. Sesuai dugaanku, Arkeo berjalan terhuyung-huyung tersandung batu.

Aku menangkap badannya yang hendak terjatuh ke tanah. Ia hanya mempunyai luka kecil di tangan. Aku yakin itu pasti karena Arkeo sudah jatuh sekali. Arkeo terkejut karena sikapku dan segera berlutut di hadapanku meminta maaf. Hmph, Edward ini sangat kejam. Apa boleh buat, sepertinya aku harus jadi ikut dingin juga.

"Arkeo, berdiri. Jangan membuatku mengulanginya lagi," ucapku tegas

"M, maaf-"

"Heh, waktumu sangat banyak ya hingga mengulang perkataan itu kembali lagi. Terserah, datanya," ucapku

Arkeo memberikan kertasnya padaku. Aku membacanya secara cepat. Aku melihat Lin Xie Yang sekali lagi. Dia pasti telah melalui banyak hal sekarang.

"Bersihkan kandang babi ini besok, buang semua serangga disini ke kamar eksekusi (Bersihkan sel ini besok, piindahkan semua tahanan ke ruangan interograsi)"

Arkeo mengangguk kecil. Melihatnya, rasa empati ku meningkat dan rasa benciku juga. Aku mengelus rambutnya pelan. Pelayan disini hanya tidur 4 jam sehari paling banyak.

"Tidur," ucapku dengan suara serak yang berat

"E, eh.. ap-"

"Kubilang tidur, kambing (cepat tidurlah)"

The Reader became an antagonist and saved the Heroine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang