Akan kutahan dulu segala pertanyaanku untuk Jun, aku pun sudah mengetahui lokasi pria itu jika nanti aku akan bertanya asalkan tidak lebih dari lima jam karena mungkin efek obat tadi sudah hilang nantinya dan dia bisa saja memilih pergi dari rumah sakit begitu saja. Disamping itu pula karena aku harus menuntaskan urusan itu dulu.
Angel's Florist.
Aku memberhentikan sebuah taksi saat di depan rumah sakit, dan menjelaskan kemana tujuanku pergi.
Hanya butuh waktu kurang lebih dua puluh menit karena sempat terjadi macet tadi, aku sudah sampai di lokasi yang dituju. Kini aku telah berdiri di depan toko bunga itu dan memandangi papan nama diatasnya, lalu pandanganku jatuh pada beberapa keranjang bunga yang telah ditata rapi didepan tokonya.
Tanpa menunggu lagi, karena jujur aku ingin segera mengakhiri semua teka-teki ini, kulangkahkan kaki ke dalam toko sembari membuka pintu kayu itu.
"Nek?!!" Aku sangat terkejut saat mendapati nenek tua itu sedang berdiri ditengah-tengah toko sembari memegangi bunga eustoma merah muda. Tapi yang ku herankan hanya satu, tempat ini sangat sepi, tak ada pelanggan maupun pegawai di dalam toko. Bahkan bunyi kendaraan yang tadi berlalu lalang di depan toko yang begitu ramai, tak bisa didengar di dalam sini dan tak mungkin toko ini kedap suara karena banyak ventilasi udara yang terbuka disekitarnya.
"Jia," ucap nenek itu sembari menatapku dengan mata tuanya yang teduh. Aku berjalan menghampirinya.
"Akhirnya kau menemukannya, bahkan menyelamatkannya." Aku mengerti ucapan nenek tersebut. Iya, Jun adalah yang pertama dan aku menyelamatkannya? Dimana aku menyelamatkannya?
Nenek itu menggenggam tangan kananku dengan satu tangannya, sementara tangan kirinya masih memegang bunga itu. "Kau tepat waktu." Aku masih terus mendengarkan setiap kata yang terlontar darinya tanpa ada niatan untuk memotong satupun, karena aku tahu bahwa semua jawabannya ada disini dan aku tak perlu bertanya untuk mencarinya lagi.
"Bunga eustoma milikmu, kau masih memilikinya?" Nenek itu bertanya dan menatapku.
Aku menggelengkam kepala, "tidak, bunga itu hilang sendiri." Ucapku pada akhirnya.
Nenek itu tersenyum, "tidak Jia, bungamu akan selalu ada disisimu, dia tak pernah hilang. Kemanapun dia pergi, satu-satunya tempat untuknya kembali hanya padamu."
"Maksud nenek apa?"
"Kapan terakhir kali kau melihat bungamu?" Tanya nenek itu lagi.
"Saat di taksi menuju rumah sakit. Kelopaknya tersisa sangat sedikit, dan aku menaruhnya sebentar diatas tubuh Jun, tapi kemudian bunga itu menghilang."
"Bungamu tidak hilang Jia, dia hanya kembali ke tubuhnya. Pria itu. Dia adalah bungamu." Jelasnya.
Aku tak mengerti, sungguh. Terlalu banyak spekulasi yang muncul di dalam otakku. Maksud dari kembali ke tubuhnya itu apa?
"Jia," nenek itu kembali berbicara. "Kau berhasil menyatukannya sebelum bunganya mati, sebelum semua kelopaknya jatuh."
"Maksud nenek, jika aku tak menaruh bunga itu pada tubuh Jun, maka dia akan..."
Nenek itu mengangguk sebelum aku menyelesaikan kalimatku, "bunga itu adalah bagian dari diri Jun, dan jika mati, maka Jun pun akan mati. Dan kau juga, karena kalian terhubung satu sama lain."
Aku tersentak. Berarti mimpi itu... hampir menjadi nyata.
"Tap... tapi... kenapa aku terhubung dengannya?""Karena sebuah kesalahanmu. Keputusan bodohmu."
"Keputusan apa?"
Nenek itu tersenyum dan melepaskan genggaman tangannya pada tanganku, lalu dia berjalan keluar pintu florist ini tanpa memberiku jawaban yang jelas. Dan anehnya aku tak bisa bergerak untuk mengejar nenek itu. Katanya aku akan menemukan semua jawaban disini? Tapi apa ini? Aku masih memiliki banyak pertanyaan disini.
![](https://img.wattpad.com/cover/224694717-288-k431768.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin' Flower [舞い落ちる花びら] ||SVT💎 (✔)
FantasiaTemukan yang pertama. Kedua dan seterusnya tidak nyata. Jangan jatuh cinta pada yang putih. Jangan sampai yang merah muda mati sebelum menemukan yang pertama. -fallin' flower🥀 . . . //fantasy story inspired by 'Fallin Flower' MV// //selamat datang...